This job... we try to save as many people as we can. Sometimes that doesn't mean everybody. But if we can't find a way to live with that, next time... maybe nobody gets saved.- Steve Rogers
Plot
Akibat insiden yang terjadi di Sokovia yang memberikan kerusakan yang begitu besar, belum termasuk para korban jiwa, para pemimpin dunia pun mengambil keputusan untuk membatasi gerak gerik The Avengers. Keputusan tersebut makin diperkuat setelah apa yang terjadi di Lagos, Nigeria dimana korban kembali jatuh di tengah anggota Avengers beraksi. Namun, peraturan yang dinamakan Perjanjian Sovokia tersebut membelah pendapat yang terjadi di dalam tubuh The Avengers. Sang Captain America, Steve Rogers (Chris Evans) enggan untuk menyetujui perjanjian tersebut karena menurutnya dengan adanya perjanjian tersebut, Steve Rogers takut apabila kekuatan The Avengers hanya akan dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh pemerintah. Di sisi lain, Tony "Stank" (Robert Downey Jr.) merasa perjanjian tersebut adalah keputusan terbaik sebagai bayaran atas tindakan mereka selama ini yang harus diakui menelan banyak korban dan juga menimbulkan kerusakan. Hubungan mereka semakin parah ketika sahabat Steve, Bucky "The Winter Soldier" Barnes (Sebastian Stan) dituduh sebagai dalang utama dari bom yang terjadi di Vienna, Austria. Tanpa mengetahui bahwa dalang semua yang terjadi adalah akibat dari tindakan Baron Zemo (Daniel Bruhl) yang memiliki misi rahasia tersendiri.
Review
Semenjak kursi persutradaraan serial Captain America
diambil alih oleh Anthony dan Joe Russo pada tahun 2014, kualitas penceritaan
dari Captain America meningkat drastis. Mereka memberikan nafas baru di
kesempatan pertama mereka pada Winter Soldier 2 tahun lalu. Dan hasilnya,
sangat memuaskan. Sedikit memberikan nafas kelam, kedua sutradara tersebut
berhasil memanfaatkan karakter dan kekuatan Captain America untuk menunjang
penceritaan film itu. Banyak yang berpendapat bahwa film tersebut merupakan
yang terbaik dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Ekspektasi tentunya membumbung tinggi kala
mereka kembali dipercayakan untuk menahkodai film Captain America selanjutnya.
Tetapi, tantangan terbaru untuk mereka tersebut tentu tidak mudah. Tidak
seperti Winter Soldier, dalam tantangan terbaru mereka yang berlabel kan Civil
War ini banyak sekali karakter-karakter yang akan dilibatkan. Bahkan bisa
dibilang, ini adalah film The Avengers itu sendiri. Tidak hanya melibatkan
karakter yang telah ada, tetapi Civil War juga memiliki tugas untuk
memperkenalkan dua karakter superhero baru di dalamnya. Tugas yang sangat sulit
ditambah ekspektasi yang dibebankan kepada dua sutradara tersebut. Namun,
tampaknya Anthony dan Joe Russo juga telah mempelajari dengan baik screenplay
yang diajukan oleh Christopher Markus dan Stephen Mcfeely sehingga tidak hanya
Civil War mampu mengungguli kualitas predesornya yaitu Winter Soldier, tetapi
Civil War adalah film terbaik dari Marvel hingga saat ini. Hell, Civil War is
one of the best (superhero) movie i’ve ever seen. Period.
Civil War sendiri merupakan kisah pertama setelah The Avengers: Age of Ultron yang sedikit mengecewakan tersebut. Keberhasilan pertama Captain America: Civil War
adalah dalam segi penceritaan. Dasar penceritaan Civil War adalah bagaimana
pertempuran yang melibatkan para anggota The Avengers selain memberikan
kedamaian, tetapi di balik itu pula terdapat berbagai kerugian baik materil
maupun nyawa-nyawa yang terlibat di dalamnya. Apakah kehadiran The Avengers
benar-benar memberikan keuntungan atau malah sebaliknya, kerugian? Apakah The
Avengers masih dibutuhkan? Hal itu di angkat dalam Civil War sebagai penggerak
cerita. Konflik yang terjadi di antara para anggota The Avengers pun bisa
dipahami mengingat mereka memiliki pendapat dan tentu ego nya masing-masing.
Menurut gw, setelah Iron Man, tema yang diangkat Civil War adalah yang paling
dewasa dibandingkan film-film keluaran MCU lainnya. Tetapi, hey, ini adalah film keluaran Marvel,
bukan DC. Harus tetap ada sisi enjoyable di filmnya. Untungnya, kedua Sutradara
masih mengerti akan hal itu dan mampu menyeimbangkan kedua aspek tersebut.
Masih ada pertukaran dialog yang mampu menggelitik, terutama dari sang bintang
dalam film ini, siapa lagi kalau bukan Spider-Man. Percakapan nya dengan Tony
Stark merupakan salah satu highlight tersendiri dari film ini.
Screenplay yang ditawarkan Christopher Markus dan
Stephen Mcfeely mampu membuat penonton memahami motif dari Steve Rogers serta
Tony Stark. Mungkin banyak bagi para penonton menghakimi bila keputusan Steve
Rogers untuk menentang sebagian anggota The Avengers “hanya” demi menyelamatkan
sahabat lamanya yaitu Bucky dari buruan pemerintah setelah ditetapkan menjadi
tersangka utama dalam kasus bom di Vienna, berlebihan. Tetapi, dialog yang dilontarkan nya
di pemakaman Margareth “Peggy” Carter adalah alasan yang memang harus diakui
cukup kuat. Setelah kematian Peggy, Bucky adalah satu-satunya sisa sejarah yang
dimiliki oleh Steve Rogers. Sehingga ketika sang Captain America berani
mengambil risiko besar dengan menentang pemerintah dan anggota The Avengers yang berlawanan pendapatnya, hal itu cukup dimaklumi.
Alasan Steve Rogers menolak untuk mendukung perjanjian Sovokia bisa dimengerti
mengingat karakter Captain America yang sedari awal memiliki rasa kemanusiaan
yang tinggi. Di sisi lain, alasan Tony Stark mendukung keputusan PBB untuk mengawasi dan mengendalikan The Avengers juga
tidak bisa disalahkan. Berbagai kerusakan yang telah diciptakan oleh aksi The
Avengers serta kedatangan langsung “tamu” seorang ibu dari salah satu korban
tentu memberikan dampak psikis bagi Tony Stark sehingga dia tidak ingin aksi
The Avengers kembali menelan banyak korban. Problema dilematis inilah yang
membuat penonton atau bahkan para penggemar komiknya pun sulit untuk mendukung
pihak mana yang benar.
Satu hal yang jarang dilakukan oleh studio Marvel
adalah keputusan mereka untuk casting pemeran karakter untuk film mereka. Dalam
Civil War, terdapat dua karakter superhero baru, yaitu Black Panther yang
diperankan oleh Chadwick Boseman dan Tom Holland memerankan karakter superhero
favorit banyak orang, yaitu Spider-Man. Mereka berdua memberikan first
impression yang baik untuk penonton. Black Panther yang badass dalam tiap
aksinya, serta Spider-Man yang seperti yang kita ketahui banyak berkomentar
dalam pertempuran (disinggung oleh Tony serta Sam). Lalu di pihak villain yang
sebenarnya dalam Civil War, yaitu Daniel Bruhl sebagai Helmut Zemo yang
merupakan otak dari perpecahan antara sang Kapten dan sang Billioner. Pada
awalnya, gw khawatir bila karakter ini akan jatuh seperti Lex Luthor di Batman
V Superman: Dawn of Justice, tetapi motif sebenarnya yang ia ungkapkan pada
penghujung cerita malah membuat penonton sedikit bersimpati dan memahami
agendanya tersebut. Ya, kembali aksi sang The Avengers menimbulkan sosok dendam
yang menguasai karakter Zemo. Ditambah lagi akting dari seorang Daniel Bruhl
yang tidak perlu diragukan lagi berhasil menyelamatkan Zemo dari
gempuran-gempuran karakter lainnya yang tentu memiliki keunikan jauh lebih
menarik darinya sehingga setiap menit Zemo muncul di layar, penonton tetap
tertarik untuk mengikutinya. Apakah masih ada yang terlupa? Oh ya, kehadiran
Aunt May (Marisa Tomei) yang jauh lebih....ngg...muda itu memberikan sebuah
hiburan tersendiri, ditambah Tony Stark yang selalu menyinggung nya dalam
dialognya dengan Peter Parker.
Action secquence nya? Sedari awal ketika Captain
America dkk. beraksi untuk menghentikan Crossbones (Frank Grillo), kita telah
disuguhkan menawannya kombinasi antara Captain America, Falcon, Black Widow dan
(still, one of my favorite) Scarlet Witch. Dari hand to hand combat,
kejar-kejaran dan juga menawannya sang Falcon menggunakan alatnya untuk terbang
menghajar musuhnya. Dan setelah itu, adegan aksi nya sama sekali tidak ada yang
mengecewakan dan puncaknya tentu saja pertempuran di bandara yang akan selalu
dikenang sebagai momen mimpi basah para penggila komik superhero. Melihat sang “Spider-Ling”
berayun kesana kemari, betapa badass nya Black Panther dan aksi-aksi superhero
lainnya yang mampu mencuri perhatian dengan kelebihannya masing-masing, bahkan
Hawk Eye pun memilik highlight nya sendiri. Dialog antara dirinya dengan Black
Panther itu masih mengundang tawa bagi gw. Walau harus diakui, sosok Vision
masih kurang menarik, paling nggak bagi gw. Oh, tidak ketinggalan, di adegan
terakhir di bandara tersebut penonton masih diberikan sebuah kejutan.
Setelah momen bersejarah tersebut, gw sempat
khawatir kalau Civil War akan sedikit menurun tempo nya dan diakhiri dengan
anti klimaks, ditambah momen dimana Tony Stark menyusul Captain America karena
telah sadar akan kesalahpahaman nya itu menurut gw sangatlah klise, namun
ternyata gw terlalu meremehkan sang sutradara dan screenwriter nya. Third act
nya, walaupun skala pertempurannya tidak besar, hanya mengandalkan hand to hand
combat sebagai sajian utama, tetapi akuilah adegan akhir Civil War adalah momen
yang paling emosional di dunia MCU. Sejak kapan kita melihat sang manusia besi
bertempur dengan intens serta penuh emosi itu? Gw hanya mampu menyaksikannya
dengan terperangah, ada rasa kagum serta ironis. Dipadu dengan scoring garapan
Henry Jackman, momen threesome tersebut menjadi sangat menyedihkan, terlebih
bagi mereka yang mencintai karakter Iron Man dan Captain America. Sangat dinantikan
apakah The Avengers akan tetap beraksi tetap dengan sang kapten atau tidak.
Gw berada di pendukung DC Comic. Semenjak
keberhasilan trilogy The Dark Knight, gw sangat berharap film-film yang
dihasilkan DC akan sukses, dalam segi kualitas dan komersil. Tetapi harus
diakui, film keluaran Marvel telah terlalu jauh unggul dari DC. Civil War
merupakan sajian superhero blockbuster yang mampu memuaskan kalian, tidak
perduli apakah kalian mengikuti kisahnya dalam bentuk gambar atau hanya visual,
atau keduanya, kalian tetap akan merasakan kepuasan yang luar biasa. One of the
best superhero movies. Period.
8,25/10
0 komentar:
Post a Comment