Saturday 19 March 2016


"Yo Dre. I got to something to say"- Ice Cube

Plot

Didasari dengan kondisi ekonomi yang seakan tidak membaik, Andre "Dr. Dre" Young (Corey Hawkins) mencetuskan sebuah ide untuk membentuk sebuah grup hip hop yang mengusung genre so-called-reality-rap. Dengan mengajak temannya yang juga pengedar narkoba, Eric "Eazy-E" Wright (Jason Mitchell) untuk membangun sebuah label bernamakan "Ruthless", lahir lah N.W.A (Niggaz With Attitude) yang langsung mencuri perhatian berkat lirik bikinan O'shea "Ice Cube" Jackson (O'shea Jackson Jr.) yang mengandung  begitu banyak swear words dimana kala itu cukup sulit untuk diterima oleh kalangan umum. Lagu-lagu mereka sendiri memiliki tema akan sebuah kejujuran betapa keras dan sulitnya perjalanan hidup mereka, serta mengekspresikan kebencian mereka terhadap para polisi yang sering bersikap rasis terhadap mereka.





Review

N.W.A mulai populer pada medio akhir tahun 1980an, dan karena gw bahkan belum lahir pada masa itu tentunya grup yang mempopulerkan Dr. Dre serta Ice Cube ini sangat lah asing untuk gw, terlebih gw sendiri bukanlah penggemar musik yang bergenre hip hop dan semacamnya. Jadi yang gw harapkan dari karya debut F. Gary Gray ini tidak lah lebih dari sekedar perkenalan lebih dalam dengan N.W.A. Menurut gw, sebagian besar penikmat film yang telah menikmati Straight Outta Compton pasti sepakat bahwa paruh pertama atau bagian dimana N.W.A mulai menapakkan karirnya adalah bagian terbaik dari film ini. Semuanya ditampilkan begitu jujur dan narasinya begitu rapi. Gw katakan jujur karena apa yang ditampilkan oleh F. Gary Gray bukanlah film biografi musikal seperti pada umumnya, melainkan seperti film gangster yang kebetulan adalah kisah nyata dari kisah lahirnya N.W.A. Dekatnya mereka dengan kriminal, drugs, serta kehidupan bebas ditampilkan begitu berani oleh sang sutradara.
Fokus masih tertuju terhadap N.W.A dengan Dr. Dre, Ice Cube, serta Eazy-E sebagai fokus utama. Para pemeran utama pun mampu menjaga chemistry nya sehingga kita pun ikut terbawa dengan kedekatan mereka serta juga menyayangkan dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Singkat kata, paruh pertama ini membuat penonton terikat dengan grup N.W.A. Ada satu momen dimana salah satu anggota N.W.A mendapat kabar duka, dan disana lah kita bisa melihat betapa baiknya para aktor menciptakan sebuah chemistry yang tidak palsu serta tidak klise. Kalimat klise seperti "We'll always going to be brothers" yang dikeluarkan oleh Eazy-E bisa saja jatuhnya hanyalah kalimat klise biasa pada umumnya, tetapi sekali lagi berkat chemistry yang ada, kalimat tersebut menjadi kalimat yang memiliki makna yang dalam dan tidak lewat begitu saja. Oh, tidak lupa juga dengan konflik antara N.W.A dengan polisi setempat yang menginspirasi Ice Cube untuk menciptakan lagu yang (mungkin) paling populer serta juga kontroversial dalam perjalanan karir N.W.A. Ya, momen dimana polisi "mengganggu" mereka di pinggir jalan tersebut tentu saja membuat penonton geram serta tidak ragu untuk ikut meneriakkan "Fuck Tha Police" dengan lantang.
Namun sayangnya ketika perpecahan mulai terjadi, film pun mulai sedikit demi sedikit kehilangan daya tariknya dan disinilah mulai tampak apa yang masih harus dibenahi oleh sang sutradara debutan bila ingin menelurkan film-film yang berkualitas, yaitu bagaimana untuk membagi fokus cerita sehingga tetap rapi serta mempertahankan daya tarik film yang memiliki durasi yang panjang (SOC yang gw tonton adalah versi umum yang memiliki durasi 146 menit). Di paruh kedua cerita mulai bergerak ke arah perpecahan internal terjadi khususnya antara Cube, Dre serta Eazy yang juga merembet ke perseteruan antar penggemar mereka. Ada yang hilang di paruh kedua ini, padahal konflik-konflik yang coba diangkat oleh Gary Gray seharusnya mampu membuat cerita jauh lebih menarik untuk diikuti. Ya mungkin kekuatan utama film ini adalah hubungan antara para anggota grup yang begitu hangat yang ditampilkan pada paruh pertama, dan ketika terjadi perpecahan, daya tarik utama tersebut juga hilang. Tidak salah kalo ada di antara kalian mulai gelisah dan mengepoi jam di tangan kalian. Lebih buruk lagi, banyak momen-momen yang dibiarkan tidak dijawab (entah sengaja atau tidak) seperti apa kabar keluarga dari Dr. Dre? Bagaimana suatu kejadian tersebut sebenarnya terjadi? Semuanya menggantung. Untungnya pemeran-pemeran utama memiliki kemampuan akting yang memuaskan. O'shea Jackson Jr. tidak sia-sia mendalami peran ini selama 2 tahun (Ice Cube sendiri yang  meminta hal ini kepada anaknya supaya isu nepotisme mampu ditepis). Corey Hawkins juga tampil begitu baik sebagai Dr. Dre, tapi yang paling memuaskan bagi gw adalah Jason Mitchell sebagai Eazy E.
Tapi film musikal tetaplah musikal, tidak perduli betapa bagusnya sang sutradara menjalin cerita, tidak perduli para aktor nya bermain dengan baik namun apabila dalam musikal nya dinilai kurang tetap saja film tersebut berakhir mengecewakan. Untungnya F. Gary Gray menyadari hal ini. Sang sutradara menghadirkan beberapa momen-momen konser yang disajikan dengan meyakinkan. Kita pun diperlihatkan bagaimana hebat nya N.W.A mampu menghidupkan suasana konser baik dengan lagu ataupun hanya melalui speech dari salah satu anggota. Yang paling memorable pastinya konser di Detroit yang berakhir dengan kericuhan tersebut.
Sedikit keteteran di bagian akhir, tidak membuat film ini berakhir dengan mengecewakan. Sebuah biografi yang disajikan dengan jujur serta brutal dan tentunya sebuah karya debut yang tidak mengecewakan. Tidak mengherankan bila film ini akan menjadi cult suatu saat. This movie is still dope for me.


8/10


Categories: , ,

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!