Plot
Masih dirundung duka akan kepergian ibunya, Nancy Adams (Blake Lively) mencoba untuk menghibur batin nya dengan mendatangi sebuah pantai-tanpa-nama di Meksiko yang juga pernah dikunjungi ibunya. Nancy sendiri merupakan mahasiswa yang menekuni bidang medis. Namun terungkap dalam percakapannya melalui video chat dengan sang adik, Chloe (Sedona Legge) dan ayahnya (Brett Cullen) bahwa Nancy memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya tersebut dikarenakan trauma akan kematian ibunya yang tidak mampu ia selamatkan. Niatnya yang hanya ingin menikmati pemandangan serta ombak yang indah akan pantai tersebut, berubah menjadi pengalaman hidup yang tidak akan pernah Nancy lupakan dalam jangka waktu yang lama.
Review
Oh my God, another shark movie?? YAWN. Reaksi tersebut sudah lumrah diekspresikan oleh sebagian besar pecinta film. Entah telah berapa banyak film yang ingin mengekor kesuksesan sang pionir, Jaws, dengan mengikuti formula yang persis sama sehingga film yang mengambil tema serupa kini telah kehilangan daya magis serta efek kejutnya. Maka, ketika tahun ini kembali ranah layar perak akan kembali disuguhkan film yang mengambil tema hiu, bisa dipastikan film yang berjudul The Shallows ini diperkirakan akan gagal dalam hal kualitas. Ekspektasi yang rendah tersebut lah mungkin yang membuat film The Shallows ternyata menjadi sebuah kejutan yang manis.
Menonton tanpa membaca sedikitpun mengetahui cerita atau sinopsis film merupakan hal yang sangat beresiko. Bila film tersebut memuaskan, dosis nya akan bertambah dua kali lipat, dan sebaliknya bila tidak memuaskan, jangankan merasakan ketidak puasan, untuk mengakhiri film tersebut pun akan sulit. Gw menonton The Shallows tanpa mengetahui sinopsisnya. Gw menonton film ini pun berdasarkan hasil dari rekomendasi seorang teman. Dan teman gw pun menyarankan untuk langsung menonton tanpa sedikitpun mengetahui jalan atau tema cerita yang diangkat. Syukurlah gw pun mengikuti saran teman gw, dan, yah, film ini kembali membangkitkan kepercayaan kepada insan dunia perfilman bahwa film bertemakan ancaman dari binatang buas, terutama hiu, belum lah punah, bila mampu dieksekusi dengan baik serta tidak mengikuti formula “shark movie” secara sepenuhnya. Pada awalnya pun gw tidak mengetahui bila The Shallows adalah film bertemakan hiu, maka ketika ancaman hiu merebak untuk pertama kali, hal itu pun gw rasa seperti twist tersendiri.
Yang membuat Jaws mampu menghantui ataupun membuat paranoid penonton jika mengunjungi pantai tidak hanya karena fakta bahwa Jaws adalah shark movie pertama, namun juga begitu pintarnya Steven Spielberg memanfaatkan sosok monster berjenis hiu tersebut. Hal tersebut yang dilakukan oleh sang sutradara Jaume Collet-Serra. Lewat film keenamnya ini, Jaume berhasil menebarkan teror dari hiu tersebut dengan memanksimalkann setiap penampilan atau kemunculan dari sang monster. Mungkin setelah film beranjak setengah jam, penonton baru diperlihatkan sosok hiu, setelah beberapa serangan yang ia lancarkan sebelumnya. Penampakan pertama hiu itu cukup mampu memberikan momen memorable tersendiri. Dengan slow motion, kita dipaksa untuk diingat kembali betapa buas serta menyeramkannya kehadiran sang monster. Namun bukan itu saja yang mampu membuat The Shallow memuaskan, tetapi aspek survival nya lah yang jauh lebih stands out.
Momen dimana Nancy terdampar di batu karang itu sendiri merupakan momen di mana The Shallows benar-benar menarik atensi dari gw. Memang sebelumnya kita diperlihatkan serangan pertama sang hiu terhadap Nancy yang berhasil menggedor detak jantung, tetapi momen demi momen Nancy berusaha bertahan di karang tersebut adalah momen terbaik dari The Shallows. Setiap benturan serta hantaman yang dialami Nancy disajikan begitu real sehingga penonton pun ikut merasakan betapa menderitanya Nancy. Tidak hanya itu, kita diperlihatkan juga berbagai adegan yang mampu membuat penonton ngilu melihatnya. Favorit gw tentu saja ketika Nancy menjahit lukanya. Tidak sampai pada level Mark Whallberg yang mencoba mengambil sisa peluru di badannya dengan hanya bermodalkan sendok memang, tetapi dengan ekspresi Nancy yang kesakitan serta visual yang lumayan grafis, adegan tersebut berhasil membuat penonton yang lemah akan memalingkan pandangan mukanya dari layar. Jaume juga mengambil keputusan tepat dengan menyuntikkan sedikit back story dari Nancy yang merupakan seorang mahasisiwi jurusan medis sehingga ketika kita melihatnya begitu lihai dalam mengobati luka, penonton pun tidak merasa dibohongi. Tidak lupa juga dengan bantuan Flavio Labiano sebagai sinematografer yang sukses menangkap pesona keindahan pantai tanpa nama itu.
Menonton tanpa membaca sedikitpun mengetahui cerita atau sinopsis film merupakan hal yang sangat beresiko. Bila film tersebut memuaskan, dosis nya akan bertambah dua kali lipat, dan sebaliknya bila tidak memuaskan, jangankan merasakan ketidak puasan, untuk mengakhiri film tersebut pun akan sulit. Gw menonton The Shallows tanpa mengetahui sinopsisnya. Gw menonton film ini pun berdasarkan hasil dari rekomendasi seorang teman. Dan teman gw pun menyarankan untuk langsung menonton tanpa sedikitpun mengetahui jalan atau tema cerita yang diangkat. Syukurlah gw pun mengikuti saran teman gw, dan, yah, film ini kembali membangkitkan kepercayaan kepada insan dunia perfilman bahwa film bertemakan ancaman dari binatang buas, terutama hiu, belum lah punah, bila mampu dieksekusi dengan baik serta tidak mengikuti formula “shark movie” secara sepenuhnya. Pada awalnya pun gw tidak mengetahui bila The Shallows adalah film bertemakan hiu, maka ketika ancaman hiu merebak untuk pertama kali, hal itu pun gw rasa seperti twist tersendiri.
Yang membuat Jaws mampu menghantui ataupun membuat paranoid penonton jika mengunjungi pantai tidak hanya karena fakta bahwa Jaws adalah shark movie pertama, namun juga begitu pintarnya Steven Spielberg memanfaatkan sosok monster berjenis hiu tersebut. Hal tersebut yang dilakukan oleh sang sutradara Jaume Collet-Serra. Lewat film keenamnya ini, Jaume berhasil menebarkan teror dari hiu tersebut dengan memanksimalkann setiap penampilan atau kemunculan dari sang monster. Mungkin setelah film beranjak setengah jam, penonton baru diperlihatkan sosok hiu, setelah beberapa serangan yang ia lancarkan sebelumnya. Penampakan pertama hiu itu cukup mampu memberikan momen memorable tersendiri. Dengan slow motion, kita dipaksa untuk diingat kembali betapa buas serta menyeramkannya kehadiran sang monster. Namun bukan itu saja yang mampu membuat The Shallow memuaskan, tetapi aspek survival nya lah yang jauh lebih stands out.
Momen dimana Nancy terdampar di batu karang itu sendiri merupakan momen di mana The Shallows benar-benar menarik atensi dari gw. Memang sebelumnya kita diperlihatkan serangan pertama sang hiu terhadap Nancy yang berhasil menggedor detak jantung, tetapi momen demi momen Nancy berusaha bertahan di karang tersebut adalah momen terbaik dari The Shallows. Setiap benturan serta hantaman yang dialami Nancy disajikan begitu real sehingga penonton pun ikut merasakan betapa menderitanya Nancy. Tidak hanya itu, kita diperlihatkan juga berbagai adegan yang mampu membuat penonton ngilu melihatnya. Favorit gw tentu saja ketika Nancy menjahit lukanya. Tidak sampai pada level Mark Whallberg yang mencoba mengambil sisa peluru di badannya dengan hanya bermodalkan sendok memang, tetapi dengan ekspresi Nancy yang kesakitan serta visual yang lumayan grafis, adegan tersebut berhasil membuat penonton yang lemah akan memalingkan pandangan mukanya dari layar. Jaume juga mengambil keputusan tepat dengan menyuntikkan sedikit back story dari Nancy yang merupakan seorang mahasisiwi jurusan medis sehingga ketika kita melihatnya begitu lihai dalam mengobati luka, penonton pun tidak merasa dibohongi. Tidak lupa juga dengan bantuan Flavio Labiano sebagai sinematografer yang sukses menangkap pesona keindahan pantai tanpa nama itu.
Spoiler alert!!!!!
Sayangnya, gw kurang puas dengan cara Nancy selamat dari teror sang hiu. Gw akan jauh lebih memuaskan bila sang hiu tetap bertahan hidup, dan Nancy hanya berusaha untuk berhasil kabur dari sang hiu. Maka dari itu, walau third act nya sangat seru, gw kurang merasa terpuaskan ketika melihat akhir dari sequence tersebut.
Spoiler end
Dengan kesederhanaannya, The Shallows mengembalikan kepercayaan kepada insan dunia perfilman bahwa film bertemakan sajian serangan monster hiu masih mampu meneror penonton. Dengan gaya penceritaan seperti Cast Away serta beberapa momen yang mampu membuat penonton yang lemah tidak sanggup menyaksikannya, The Shallows menjadi film yang paling mengejutkan pada tahun ini.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete