Kaiji merupakan seorang pengangguran. Tentu ini bukanlah hal yang ia harapkan ketika dirinya memutuskan untuk pindah ke Tokyo setelah lulus dari sekolah. Ia sempat bekerja, namun tidak ada yang bertahan lama. Kondisi yang dipenuhi akan ketidak pastian dan tidak memiliki uang ini pastinya membuat Kaiji merasakan depresi. Hiburannya adalah merusak mobil-mobil mahal dan bermain judi bersama teman-temannya. Namun, suatu hari, Kaiji didatangi tamu yang tak terduga bernama Endo. Endo mengungkapkan bila mantan teman satu kerjanya, Furuhata, memiliki hutang terhadap perusahaan misterius yang mempekerjakan Endo. Hutang tersebut memiliki bunga yang sangat besar sehingga totalnya adalah hampir menyentuh 4 Juta Yen. Masalahnya, Furuhata telah mencantumkan nama Kaiji sebagai jaminan nya jika suatu hari ia menghilang. Tentu saja jumlah ini sangat besar untuk seorang Kaiji yang saat itu tidak memiliki pemasukan dari apapun. Maka dari itu, Endo pun memberikan tawaran kepada Kaiji untuk mengikuti acara judi yang dilaksanakan di atas kapal bernama Espoir. Dari sinilah petualangan Kaiji di dunia judi akan dimulai.
Beda dengan Guts ataupun Naruto, kita tidak diperlihatkan kisah masa lalu Kaiji (mungkin ada di dalam manga, tetapi saya belum menyentuhnya). Keluarganya tidak diperlihatkan, hanya diceritakan sedikit saja mengenai ibu serta saudara Kaiji. Dalam anime, Kaiji langsung diperkenalkan kepada penonton ketika ia telah menjadi pengangguran, tanpa aktivitas juga uang dan tinggal di apartemen yang kecil. Dan yang juga membuat Kaiji lebih mudah menjalin ikatan kepada penonton adalah ia tidak hidup di dalam dunia fantasi, melainkan di dunia yang sebenarnya, dunia yang juga sama seperti kita. Tentu ini sangat membantu dalam hal membuat karakter ini menjadi realistis dan menarik. Penonton bisa memahami kehidupan yang dialami Kaiji, karena ya siapapun pasti pernah mengalami masa nganggur yang lama dan tidak tahu arah tujuan hidupnya kemana.
Jarang saya temukan ada suatu pertunjukan ataupun hiburan fiksi yang benar-benar bergantung pada satu karakter, dan sajian fiksi tersebut adalah animanga ini. Karakter Kaiji begitu kuat, compelling, dan yang paling utama, terasa sekali manusiawi. Ia bukanlah karakter the chosen one, tidak memiliki bakat spesial, dan tidak berada didalam keluarga unggulan. Sederhananya, ia hanyalah individu yang mencoba memperbaiki hidup, mencoba bertahan di dalam kondisi yang tak tentu arah dan berusaha sebaik mungkin untuk mengubah kehidupannya. Kaiji terasa spesial bagi saya. Saya pernah mengalami apa yang dialami Kaiji. Bahkan kondisi saat tidak memiliki uang sesenpun di dalam kantong hingga memaksa seseorang menangis tanpa sadar pun juga saya alami. Hal ini lah yang membuat saya ingin sekali melihat Kaiji berhasil dalam usaha apapun yang tengah ia lakukan. Dan juga ini lah yang menurut saya salah satu aspek terkuat di dalam cerita Kaiji.
Mengenai cerita dimana selain bertahan hidup, cerita Kaiji juga bermain pada ranah perjudian. Ya, judi memang adalah salah satu cara ilegal yang sering menjadi jalan keluar yang pintas untuk seseorang dalam usahanya keluar dari kesulitan. Terlihat juga sang kreator, Fukumoto, memiliki ketertarikan lebih akan dunia judi karena selain karyanya yang satu ini, manga-manga hasil ciptaannya juga bermain-main di dunia judi. Selain itu, Fukumoto pun menyajikan permainan judi nya disini dengan begitu teliti dan berusaha untuk tidak membingungkan penikmat animanganya yang satu ini. Permainan judi yang ada di Kaiji bagi saya tidak ada yang sulit, bahkan malah cenderung ke arah yang sangat sederhana. Seperti permainan Jan Ken Po, bahkan hanya menarik undian saja pun menjadi permainan judi terakhir di anime ini. Tetapi, segala permainan judi yang sederhana itu menjadi terasa menegangkan akibat dari segala konsekuensi yang membelakangi permainan tersebut. Konsekuensi apabila mengalami kekalahan tidak lah main-main, dari hutan yang akan semakin bertambah berkali-kali lipat, di tangkap untuk dijadikan budak beberapa tahun, hingga bagian tubuh dan nyawa yang harus dikorbankan. Segala konsekuensi inilah yang membuat permainan yang sederhana itu menjadi terasa mendebarkan dan tidak mudah untuk diikuti.
Yang menambah kadar ketegangan adalah kemampuan dari sang tokoh utama, Kaiji, tidak didukung akan kemampuan judi yang bisa dikatakan sangat hebat. Kaiji bisa kalah, bahkan sesekali ia melakukan keputusan yang bisa dibilang ceroboh. Tidak sering bukan kita mendapatkan karakter yang begitu realistis seperti ini? Kaiji bukanlah seperti Yugi, yang bisa terjamin kemenangannya walaupun terdesak akan situasi apapun. Hal ini pula lah yang menjadikan pertunjukan ini berhasil memaksa saya untuk tidak cukup hanya menonton satu episode saja. Kita sangat ingin sekali Kaiji merasakan kemenangan dan akhirnya mampu terlepas dari lilitan segala kesusahan yang tengah dirasakannya. Seolah-olah kita berada di samping Kaiji dan langsung mendukungnya. Yah, paling tidak sampai arc terakhir yang menurut saya adalah kelemahan dalam anime ini.
2 arc terakhir memang cukup dicederai dengan pacing yang cukup lambat dan menurut saya, cukup mengganggu. Kaiji: Ultimate Survivor menyajikan setidaknya ada 4 arc. Dalam 2 arc pertama bisa saya bilang semuanya berjalan memuaskan dan bahkan fantastis. Terutama arc pertama yang ditutup dengan pertunjukan cara bertahan hidup yang memukau dari Kaiji. Tapi hal itu tidak tampak di 2 arc terakhir. Apalagi 2 episode terakhir. SPOILER: Pertempuran antara Kaiji dan Tonegawa berjalan sangat menghibur walau memang sedikit rusak akibat pacing yang lambat, namun hal itu tidak lah mengganggu karena Tonegawa adalah karakter yang muncul dari arc pertama dan lumayan menarik berkat pandangannya terhadap hidup. Monolognya berkenaan pada orang yang mengorbankan waktu yang banyak demi kesuksesan pada arc kedua sangat fantastis. Tentunya adu pintar antara Kaiji dan Tonegawa dalam permainan Raja, Prajurit dan Budak di arc ketiga sangat lah menarik untuk diikuti. Namun, hal itu tidak berlaku ketika Kaiji menantang orang yang mempekerjakan Tonegawa, otak dibalik semua permainan berbahaya yang diikuti Kaiji. Karakter orang yang dipanggil "Ketua" ini bagi saya cukup mengesalkan. Dan menurut saya pertempuran antara Kaiji dan dirinya tidak terlalu menarik atensi, walau bila ditilik dari penceritaan, hal itu cukup masuk akal. Ditambah lagi, lumayan banyak pembicaraan yang berulang-ulang yang disajikan begitu lambat, yang sering membuat saya ingin menghentikan petualangan saya bersama Kaiji. SPOILER END
Beruntung sekali, anime Kaiji: Ultimate Survivor diproduksi oleh rumah animasi Madhouse. Madhouse memang telah terkenal akan sajian animasi nya yang tidak hanya memukau, namun juga berhasil membangun hype dari setiap adegan, bahkan adegan sesederhana seperti karakter sedang menulis sambil makan keripik kentang (anime Death Note) , ataupun melemparkan kartu di atas meja. Yang paling memukau adalah berhasilnya Madhouse dalam memperlihatkan rasa frustrasi Kaiji dan karakter lainnya, yang tentu saja membuat penonton ikut merasakan apa yang dirasakan karakter yang terlibat. Pekerjaan brilian yang dilakukan Madhouse ini mampu menutupi segala design character yang mungkin tidak lah terlalu menarik untuk para penikmat animanga yang lain.
Walau pada akhirnya Season pertama Kaiji: Ultimate Survivor ini ditutup dengan cukup tidak memuaskan, namun tidak dipungkiri, hal itu tertutupi dengan 2 arc nya di awal yang brilian. Kaiji: Ultimate Survivor, sesuai judulnya, memperlihatkan upaya atau perjuangan seorang pemuda yang mencoba mengais segala kemungkinan untuk bisa hidup lebih baik di tengah kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapinya. Seperti keinginan saya terhadap karakter Guts di Berserk, saya sangat ingin melihat senyuman kebahagiaan tersungging di wajah Kaiji. Saya ingin melihat hidup Kaiji akhirnya bahagia. Alasan ini telah lebih dari cukup untuk saya ingin menyaksikan petualangan Kaiji di season 2 nya.
Review
Saya memiliki fetish tersendiri terhadap cerita yang bertemakan survivor atau bertahan hidup. Mungkin faktor utamanya adalah karena kehidupan saya sendiri pun tidak terlalu begitu lancar, banyak kepelikan dibanding kebahagiaan, tertimpa banyak masalah dibandingkan jalan keluar, intinya hidup saya jauh dari kata bahagia. Namun di tengah semua hal itu, saya mencoba bertahan, bersabar dan terus menerus berusaha untuk mengubah nasib saya. Untuk itulah, cerita bertemakan survivor mudah untuk mendapatkan tempat di hati saya. Karena itu juga, Guts, karakter utama dari Berserk, adalah karakter paling terfavorit, terkeren di dunia animanga dan bahkan Guts saya nobatkan menjadi role model dalam hidup saya untuk terus maju dan tidak pantang menyerah. Saya kira, tidak ada lagi karakter yang bisa membuat saya berteriak untuk mendukung suatu karakter dalam cerita fiksi selain Guts atau karakter protagonist favorit saya lainnya, sebelum saya menyaksikan karakter utama dari hasil karya Nobuyuki Fukumoto ini, yaitu Kaiji.Beda dengan Guts ataupun Naruto, kita tidak diperlihatkan kisah masa lalu Kaiji (mungkin ada di dalam manga, tetapi saya belum menyentuhnya). Keluarganya tidak diperlihatkan, hanya diceritakan sedikit saja mengenai ibu serta saudara Kaiji. Dalam anime, Kaiji langsung diperkenalkan kepada penonton ketika ia telah menjadi pengangguran, tanpa aktivitas juga uang dan tinggal di apartemen yang kecil. Dan yang juga membuat Kaiji lebih mudah menjalin ikatan kepada penonton adalah ia tidak hidup di dalam dunia fantasi, melainkan di dunia yang sebenarnya, dunia yang juga sama seperti kita. Tentu ini sangat membantu dalam hal membuat karakter ini menjadi realistis dan menarik. Penonton bisa memahami kehidupan yang dialami Kaiji, karena ya siapapun pasti pernah mengalami masa nganggur yang lama dan tidak tahu arah tujuan hidupnya kemana.
Jarang saya temukan ada suatu pertunjukan ataupun hiburan fiksi yang benar-benar bergantung pada satu karakter, dan sajian fiksi tersebut adalah animanga ini. Karakter Kaiji begitu kuat, compelling, dan yang paling utama, terasa sekali manusiawi. Ia bukanlah karakter the chosen one, tidak memiliki bakat spesial, dan tidak berada didalam keluarga unggulan. Sederhananya, ia hanyalah individu yang mencoba memperbaiki hidup, mencoba bertahan di dalam kondisi yang tak tentu arah dan berusaha sebaik mungkin untuk mengubah kehidupannya. Kaiji terasa spesial bagi saya. Saya pernah mengalami apa yang dialami Kaiji. Bahkan kondisi saat tidak memiliki uang sesenpun di dalam kantong hingga memaksa seseorang menangis tanpa sadar pun juga saya alami. Hal ini lah yang membuat saya ingin sekali melihat Kaiji berhasil dalam usaha apapun yang tengah ia lakukan. Dan juga ini lah yang menurut saya salah satu aspek terkuat di dalam cerita Kaiji.
Mengenai cerita dimana selain bertahan hidup, cerita Kaiji juga bermain pada ranah perjudian. Ya, judi memang adalah salah satu cara ilegal yang sering menjadi jalan keluar yang pintas untuk seseorang dalam usahanya keluar dari kesulitan. Terlihat juga sang kreator, Fukumoto, memiliki ketertarikan lebih akan dunia judi karena selain karyanya yang satu ini, manga-manga hasil ciptaannya juga bermain-main di dunia judi. Selain itu, Fukumoto pun menyajikan permainan judi nya disini dengan begitu teliti dan berusaha untuk tidak membingungkan penikmat animanganya yang satu ini. Permainan judi yang ada di Kaiji bagi saya tidak ada yang sulit, bahkan malah cenderung ke arah yang sangat sederhana. Seperti permainan Jan Ken Po, bahkan hanya menarik undian saja pun menjadi permainan judi terakhir di anime ini. Tetapi, segala permainan judi yang sederhana itu menjadi terasa menegangkan akibat dari segala konsekuensi yang membelakangi permainan tersebut. Konsekuensi apabila mengalami kekalahan tidak lah main-main, dari hutan yang akan semakin bertambah berkali-kali lipat, di tangkap untuk dijadikan budak beberapa tahun, hingga bagian tubuh dan nyawa yang harus dikorbankan. Segala konsekuensi inilah yang membuat permainan yang sederhana itu menjadi terasa mendebarkan dan tidak mudah untuk diikuti.
Yang menambah kadar ketegangan adalah kemampuan dari sang tokoh utama, Kaiji, tidak didukung akan kemampuan judi yang bisa dikatakan sangat hebat. Kaiji bisa kalah, bahkan sesekali ia melakukan keputusan yang bisa dibilang ceroboh. Tidak sering bukan kita mendapatkan karakter yang begitu realistis seperti ini? Kaiji bukanlah seperti Yugi, yang bisa terjamin kemenangannya walaupun terdesak akan situasi apapun. Hal ini pula lah yang menjadikan pertunjukan ini berhasil memaksa saya untuk tidak cukup hanya menonton satu episode saja. Kita sangat ingin sekali Kaiji merasakan kemenangan dan akhirnya mampu terlepas dari lilitan segala kesusahan yang tengah dirasakannya. Seolah-olah kita berada di samping Kaiji dan langsung mendukungnya. Yah, paling tidak sampai arc terakhir yang menurut saya adalah kelemahan dalam anime ini.
2 arc terakhir memang cukup dicederai dengan pacing yang cukup lambat dan menurut saya, cukup mengganggu. Kaiji: Ultimate Survivor menyajikan setidaknya ada 4 arc. Dalam 2 arc pertama bisa saya bilang semuanya berjalan memuaskan dan bahkan fantastis. Terutama arc pertama yang ditutup dengan pertunjukan cara bertahan hidup yang memukau dari Kaiji. Tapi hal itu tidak tampak di 2 arc terakhir. Apalagi 2 episode terakhir. SPOILER: Pertempuran antara Kaiji dan Tonegawa berjalan sangat menghibur walau memang sedikit rusak akibat pacing yang lambat, namun hal itu tidak lah mengganggu karena Tonegawa adalah karakter yang muncul dari arc pertama dan lumayan menarik berkat pandangannya terhadap hidup. Monolognya berkenaan pada orang yang mengorbankan waktu yang banyak demi kesuksesan pada arc kedua sangat fantastis. Tentunya adu pintar antara Kaiji dan Tonegawa dalam permainan Raja, Prajurit dan Budak di arc ketiga sangat lah menarik untuk diikuti. Namun, hal itu tidak berlaku ketika Kaiji menantang orang yang mempekerjakan Tonegawa, otak dibalik semua permainan berbahaya yang diikuti Kaiji. Karakter orang yang dipanggil "Ketua" ini bagi saya cukup mengesalkan. Dan menurut saya pertempuran antara Kaiji dan dirinya tidak terlalu menarik atensi, walau bila ditilik dari penceritaan, hal itu cukup masuk akal. Ditambah lagi, lumayan banyak pembicaraan yang berulang-ulang yang disajikan begitu lambat, yang sering membuat saya ingin menghentikan petualangan saya bersama Kaiji. SPOILER END
Beruntung sekali, anime Kaiji: Ultimate Survivor diproduksi oleh rumah animasi Madhouse. Madhouse memang telah terkenal akan sajian animasi nya yang tidak hanya memukau, namun juga berhasil membangun hype dari setiap adegan, bahkan adegan sesederhana seperti karakter sedang menulis sambil makan keripik kentang (anime Death Note) , ataupun melemparkan kartu di atas meja. Yang paling memukau adalah berhasilnya Madhouse dalam memperlihatkan rasa frustrasi Kaiji dan karakter lainnya, yang tentu saja membuat penonton ikut merasakan apa yang dirasakan karakter yang terlibat. Pekerjaan brilian yang dilakukan Madhouse ini mampu menutupi segala design character yang mungkin tidak lah terlalu menarik untuk para penikmat animanga yang lain.
Walau pada akhirnya Season pertama Kaiji: Ultimate Survivor ini ditutup dengan cukup tidak memuaskan, namun tidak dipungkiri, hal itu tertutupi dengan 2 arc nya di awal yang brilian. Kaiji: Ultimate Survivor, sesuai judulnya, memperlihatkan upaya atau perjuangan seorang pemuda yang mencoba mengais segala kemungkinan untuk bisa hidup lebih baik di tengah kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapinya. Seperti keinginan saya terhadap karakter Guts di Berserk, saya sangat ingin melihat senyuman kebahagiaan tersungging di wajah Kaiji. Saya ingin melihat hidup Kaiji akhirnya bahagia. Alasan ini telah lebih dari cukup untuk saya ingin menyaksikan petualangan Kaiji di season 2 nya.
0 komentar:
Post a Comment