Tuesday 10 January 2017


"I've been poor my whole life, like a disease passing from generation to generation. But not my boys, not anymore."- Toby Howard

Plot

Berniat menghentikan rantai kemiskinan, dua kakak beradik Toby (Chris Pine) dan Tanner Howard (Ben Foster) menjalankan aksi merampok bank dengan bermodalkan taktik cerdas dari Toby serta pengalaman Tanner yang merupakan mantan kriminal. Aksi kakak beradik ini tentu menarik perhatian duo ranger Marcus Hamilton (Jeff Bridges) dan rekannya berdarah indian Alberto Parker (Gil Birmingham).







Review

Patut diingat, Hell or High Water bernafaskan kental akan western nya. Maka, persiapkan ekspektasi kalian akan nuansa slow burning nya yang mungkin akan membosankan bagi sebagian penonton, terutama para pecinta action. Tetapi bila kalian telah terbiasa dengan pendekatan ini, maka Hell or High Water akan menjadi pengalaman menonton yang menyenangkan dan begitu berkelas. Sedikit mengingatkan saya akan karya klasik Coen Brothers, No Country for Old Men, Hell or High Water adalah film yang mampu memberikan kerinduan kalian pada saudara atau rekan kalian dengan pendekatan tema heist serta crime nya.

Ya, tema keluarga begitu lekat pada film garapan Dave Mackenzie ini. Praktis setelah pembukaan dua aksi kakak beradik kala merampok bank, selanjutnya kita diperlihatkan drama akan kedekatan keduanya. Dari adegan perampokan pula kita bisa menilai bila sang kakak, Tanner, memiliki pengalaman dalam melakukan aksinya. Begitu pula Toby yang walau dalam pengalaman hidupnya tidak pernah melakukan aksi kriminal sehingga tidak jarang melakukan blunder saat beraksi, namun memiliki otak yang cerdas nan taktikal dalam melakukan perampokan. Terlihat kala ia begitu emosional ketika sang kakak cenderung ceroboh dalam merusak rencana perampokan yang telah dirancang. Namun, walau Toby sering terlihat emosi dengan kakak nya yang urak-urakan itu, tak lantas penonton beranggapan bahwa Toby tidak perhatian dengan Tanner. Sebaliknya, momen-momen percakapan antar mereka berdua juga tindakan Toby di gas station saat melihat Tanner terlibat keributan, kita bisa menangkap betapa dekat serta sayangnya Toby dengan Tanner. Adegan kecil ketika diperlihatkan mereka bermain berdua pun mampu menyunggingkan senyuman saya kala melihatnya. Naskah garapan Taylor Sheridan pun juga mengajak motif dua pria koboi ini untuk menjalankan perampokan, yang kemudian diperkuat pula oleh sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh karakter Toby saat adegan akhir yang diucapkan begitu brilian oleh Chris Pine.

Tidak hanya berfokus pada Toby atau Tanner, pergerakan plot pun juga mengajak kita akan kedekatan yang unik dari hubungan kerja antara Marcus serta Alberto. Marcus yang memiliki darah Texas yang kental, sering menggoda Alberto yang notabene nya berdarah Indian dengan ejekan-ejekan narsisnya. Dari awal kalimat Marcus kepada Alberto saja telah menggambarkan akan hal itu, yang mampu mengundang ketawa saya. Hubungan ini anehnya juga tidak kalah kuatnya dibandingkan hubungan persaudaraan Toby dan Tanner. Fakta bahwa Marcus juga memiliki kemampuan menyelidik yang tidak bisa diremehkan pula merupakan "lawan" yang tepat akan Toby sehingga memaksa penonton berharap bila kedua karakter ini akan bertemu dan face to face pada akhir nya. Adegan aksinya juga tidak bisa diremehkan. Memang, dua aksi perampokan pada sajian pembuka tidak terlalu spesial, namun sajian akhir aksinya berhasil menyajikan keseruan nan hening yang berhasil menaikkan kadar suspensenya sendiri, terlepas dari kita yang telah terikat akan 3 karakter yang terlibat. Adegan razia sendiri juga sanggup memberikan ketegangan tersendiri, bukti bila penceritaan akan pendekatan karakter sebelumnya sukses karena kita telah terikat dengan semua 4 karakter.

Dan tibalah, momen yang saya anggap salah satu momen dalam film terbaik pada tahun 2016, dimana Toby dan Marcus akhirnya bertemu. Masih disajikan dengan hening, momen tersebut tidak kalah menegangkannya dengan sajian akhir pada aksinya. Kuatnya akting yang dikeluarkan oleh Chris Pine dan Jeff Bridges merupakan faktor utama mengapa momen tersebut begitu emosional, setelah build up yang juga mempesona yang memberikan penonton mengerti mengapa nuansa kebencian begitu terasa antar ke duanya.

Seperti yang saya tulis pada awal paragraf, film ini bukanlah film yang bisa dikonsumsi oleh semua lapisan penonton, seperti kebanyakan film western kebanyakan. Namun, untuk para pecinta film yang telah menjelajahi semua genre, Hell or High Water tentu adalah film yang memuaskan berkat studi karakter serta kuatnya akting 4 karakter utamanya, terutama Chris Pine.

8,25/10



Categories: , ,

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!