"If you could see your whole life from start to finish, would you change things"- Louise Banks
Story
Suatu objek misterius secara tiba-tiba mendarat di 12 negara di dunia, salah satunya adalah negara Amerika. Untuk mendapatkan jawaban, dosen ahli bahasa, Dr. Louise Banks (Amy Adams), dipinta oleh Colonel Weber (Forest Whitaker) untuk berkomunikasi dengan penghuni objek tersebut. Dengan bantuan dari salah satu pakar science, Ian Donelly (Jeremy Renner), Louise pun berpacu dengan waktu untuk segera menemukan jawaban dikarenakan tensi di 11 negara lainnya, terutama China, tengah meninggi akibat kunjungan tak terduga itu.
Review
Selain Christopher Nolan, mungkin Dennis Villeneuve merupakan satu dari sedikit sutradara yang selalu konsisten dalam berkarya dan belum ada satu film pun dari karir penyutradaraannya yang mendapatkan review yang buruk. Berdasarkan hal itu, bukan hal yang mengejutkan bila karya terbarunya ini akan dinantikan oleh pecinta film, apalagi setelah slow burning thriller Sicario 2 tahun yang lalu begitu mempesona dan makin meningkatkan kualitas Dennis Villeneuve dimata para kritikus. Makin menambah penasaran ketika diketahui ladang bermain Dennis Villeneuve kali ini adalah invasi alien.
Invasi alien? Apakah Dennis Villeneuve kehilangan jati dirinya demi menjangkau pasar yang lebih mainstream? Wajar saja bila ketakutan itu muncul, apalagi belum lama ini kita disajikan pula dengan film invasi alien lainnya (Independence Day: Resurgence) yang mengambil pendekatan generik. Percayalah, Dennis Villeneuve yang kita kenal tetap ada disini. Bahkan pendekatan yang diambil oleh sutradara Kanada ini cenderung berani, dimana dia jauh lebih memilih mengobservasi tujuan datangnya para "alien" itu dengan mengajak penonton melihat karakter utama nya berkomunikasi dengan alien.
Ya, 1 jam awal durasi film didominasi oleh hal itu. Melihat Louise, Ian dan tim nya bekerja dalam memecahkan kode yang diberikan dua alien yang diberin nama Abbot dan Costello itu bisa saja menjemukan, apalagi Dennis Villeneuve telah terkenal dengan tempo lambatnya. Namun, misteri yang ditawarkan mengenai tujuan sebenarnya dari alien tersebut berkunjung terlalu melekat di benak saya sehingga mau tak mau pun mata ini terus terpaku di layar menit demi menit. Tampaknya disini Dennis Villeneuve sengaja ingin bermain dengan penonton dengan memberikan pesan bila bahasa bukanlah hal yang patut diremehkan, karena dengan sedikit misleading dalam menginterpretasikan suatu bahasa, bisa terjadi suatu konflik antar negara. Terlihat dalam satu momen disini dimana para tentara mulai berniat untuk mengangkat senjata akibat penggunaan satu kata alien yang meningkatkan tensi yang sebenarnya telah tinggi di negara tersebut. Namun, selain pintar dalam mengolah naskah penceritaan, Dennis Villeneuve juga lihai dalam membangun ketegangan bila diperlukan. Bisa dilihat disini bagaimana momen berkunjung ke "kendaraan" alien saja digarap begitu intens oleh Dennis Villeneuve. Belum lagi kala mendekati endingnya yang sebenarnya sudah sering terlihat, namun terasa menegangkan di tangan Dennis Villeneuve.
Bekerja sama dengan Eric Heissere di posisi screenplay, Dennis Villeneuve juga tidak mubazir dalam menyebarkan kepingan adegan atau dialog yang ada di layar. Semua momen, baik dari kenangan Louise bersama anaknya hingga pencarian jawaban dengan berkomunikasi Louise dengan dua alien, memiliki esensi tersendiri kala ending yang cukup sederhana namun lumayan powerful itu muncul di layar. Walau belum berhasil mendapatkan jawaban yang pasti, saya tak bisa memungkiri betapa hangat serta indah tatkala Dennis Villeneuve memberikan jawaban misterinya. Turut dibantu pula oleh soundtrack indah dari Max Richter menambah kehangatan yang mampu membuat saya tersenyum kagum.
Mungkin yang menjadi sedikit masalah disini adalah bagi mereka yang belum terbiasa atau bahkan belum mengenal bagaimana cara Dennis Villeneuve bermain dalam filmnya. Arrival itu berjalan lambat, nuansa filosofis pun tercium dari beberapa paparan dialognya yang mungkin sedikit membuat penonton seperti ini mengalami kewalahan di pertengahan film. Saran saja, berikan sedikit kesempatan, jangan hentikan pandangan dari layar dan cerna perlahan setiap dialog yang ada, karena sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Dennis Villeneuve ini cukup sederhana, hanya memang cara Dennis Villeneuve saja yang sedikit mempermainkan pikiran penonton. Untuk saya, itu mengasyikkan, tapi untuk yang lain? Belum tentu, terutama bagi mereka yang berekspektasi Arrival merupakan film seperti The Independence Day. Belum lagi ketika Dennis Villeneuve mengungkapkan endingnya, well, endingnya memang cukup membingungkan, tetapi tidak seperti Enemy (karya sebelumnya dari Dennis Villeneuve, bahkan Dennis Villeneuve tampaknya menyelipkan tribute untuk Enemy dalam dream sequence nya Louise), Dennis Villeneuve cukup berbaik hati dengan meniadakan pesan-pesan simbolis dari jawaban endingnya.
Saya terkejut ketika mendapatkan kabar bila Amy Adams tidak mendapatkan nominasi Oscar ke enamnya di kategori Best Actrees tahun ini (saya membaca berita nominasi Oscar setelah menonton film ini), karena setelah melihat penampilan Amy Adams di Arrival, saya merasakan optimis bila Amy Adams akan segera menyusul Leonardo DiCaprio untuk mendapatkan trofi Oscar pertamanya. Tersingkirnya Amy Adams dalam Oscar race tentu akan menjadi calon Snub terbesar dalam dekade ini, apalagi penampilan Amy Adams sebagai Louise Banks merupakan salah satu penampilan terbaik nya di sepanjang karir. Amy Adams secara brilian bagaimana ia berhasil menyeimbangkan Louise yang memiliki rasa curiousity nya akan bahasa dari alien, juga kerapuhan dari seorang ibu yang mengalami kesepian setelah kehilangan suatu hal yang berharga untuknya. Endingnya begitu menyentuh pun berkat ekspresi Amy Adams yang terasa sekali akan sebuah kehangatan juga rasa lega akan jawaban yang ia dapatkan. Jeremy Renner pun tidak mengecewakan mengingat time screen yang ia punya memang terbatas, namun ia mampu memaksimalkan kesempatan yang ada, terlebih dengan one liner nya yang cukup untuk menjadi comic relief.
Tentu Arrival menjadi ajang pembuktian kembali dari Dennis Villeneuve, bagaimana ia begitu piawai dalam mengikat atensi penontonnya dengan tempo lambat yang mengalun dan juga ending yang mungkin akan terus teringat betapa hangat juga menyedihkan di sisi lain. Dengan 8 nominasi Oscar yang telah direnggut, tampaknya Dennis Villeneuve akan dinanti karya-karya berikutnya oleh para kritikus.
9/10
Edit:
Seperti yang saya ungkap di review saya bila saya belum terlalu mengerti dengan endingnya kala menulis review Arrival ini. Tetapi setelah melakukan blogwalking, saya akhirnya mendapatkan jawaban yang berhasil menaikkan rating yang telah saya kasih. "Brilian" selalu hadir dalam benak kala saya mendapatkan jawaban yang telah diberikan Dennis Villeneuve sehingga sangat layak apabila Villeneuve mendapatkan Best Director untuk ajang Oscar tahun ini.
Sedih banget Amy Adams ga masuk nominasi. Keberhasilan film Arrival salah satu poin utamanya ada pada akting dia padahal :'(
ReplyDeleteiya mbak, tapi mau gimana lagi karena memang nominator lainnya pada main di film yang genrenya bisa dibilang Oscar darling. padahal Amy Adams bisa saingan ketat tu sama Emma Stones (yg kemungkinan akan dapat piala Oscar di Best Actrees)
ReplyDeleteNggak nyangka juga,, film beginian ternyata bisa dibikin film teka-teki yang memusingkan
ReplyDeletesebenarnya kalo mengikuti track record sang sutradara, bukan kejutan lagi kalo film ini akan ada misteri puzzle nya,, makasih gan udah mampir :)
ReplyDelete