Monday 23 December 2019


"Sometimes there's no lesson. That's a lesson in itself"- Michael Stone

Plot

Michael Stone (disuarakan oleh David Thewlis) merupakan penulis spesialisasi dalam bidang Customer Service yang sukses. Suatu hari ia melakukan business trip untuk menjadi pembicara di kota Cincinatti. Michael sendiri tampak terserang penyakit psikologis, dimana ia tidak bisa membedakan rupa dan suara orang-orang yang ia lihat. Ditambah pula kenangan masa lalu yang menghantui nya, Michael sama sekali merasakan kehampaan hidup. Hingga nantinya ia bertemu dengan wanita bernama Lisa (disuarakan oleh Jennifer Jason Leigh), yang akan memberikan warna di kelamnya malam Michael.




Review

Mengutip kalimat dari salah satu tokoh animanga Naruto, Gaara, yang berbunyi "people can not win against their loneliness". Mungkin Anda, kita, dan saya, yang pernah merasakan kesepian di suatu periode kehidupan kita, mendadak menjadi denial garis keras dan menganggap kesepian adalah bentuk dari kekerenan itu sendiri. Namun lama kelamaan, sifat dasar manusia kita muncul. Manusia tercipta sebagai makhluk sosial, dan sama sekali tidak mungkin kita tidak membutuhkan orang lain. Disaat kita menyadari ini pula, kita yang telah tenggelam dalam kesepian, mulai menengadahkan pandangan ke atas, memikirkan hidup dan berharap ada orang di sisi kita untuk paling tidak menjadi teman bicara untuk sementara. Anomalisa, karya dari Charlie Kaufman, sutradara dan penulis naskah nyentrik yang menjadi otak di belakang film klasik, Eternal Sunshine of the Spotless Mind, menceritakan kisah kesepian serta kekosongan yang dialami satu karakter, hingga derita tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, namun juga orang lain, terutama orang yang ia cintai.

Dibantu oleh Duke Johnson yang duduk di kursi penyutradaraan pada film pertama, Anomalisa masih memiliki DNA ciri khas milik Kaufman. Cerita yang unik, aneh, tidak jauh berpusat dari derita psikologis yang dialami oleh tokoh utama dan begitu kental akan atmosfir sureal nya. Memang, jika dibandingkan karya Kaufman sebelumnya, Anomalisa terkesan sederhana dan cukup mudah untuk diikuti berkat penceritaan yang tidak terlalu njelimet, serta film bergerak secara linear. Meski begitu, bukan berarti Kaufman tidak mengajak kita untuk berpikir dalam karya stop motion animated pertama nya ini. Setiap adegan memiliki makna, terutama mengenai "penyakit" yang dialami Michael, yang hadir sebagai representasi bila Michael telah mengalami diskoneksi akan kehidupan yang telah ia jalani. Suara Tom Noonan untuk tiap karakter dalam film ini, kecuali Michael dan Lisa, juga menggambarkan betapa monotonnya kehidupan Michael, setidaknya dari perspektif dirinya sendiri. Ya, sebagai penulis yang sukses, dikagumi oleh penggemar dan juga telah memiliki keluarga, mungkin bagi orang luar, kehidupan Michael sudah sempurna. Tidak ada yang perlu ia cari lagi. Namun, bagaimana bagi Michael sendiri? 

Dari menit awal, sebagai penonton, kita telah tenggelam dengan kebosanan yang dirasakan Michael. Tidak ada hal yang menarik baginya. Semuanya terlihat sama, rutinitas yang ia jalani tidak juga berbeda jauh seperti hari-hari sebelumnya. Michael pun berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlibat pembicaraan dengan orang lain. Datar nya dialog yang ada bersinergi dengan adegan yang berjalan ikut pula datar. Mungkin akan memberikan kebosanan bagi sebagian besar penonton, namun bagi saya sendiri, apa yang disajikan Kaufman disini tidak hanya untuk mengajak kita merasakan apa yang Michael alami, namun juga ikut untuk mengobservasi terhadap karakter Michael. Kembali di adegan awal nya yang datar ini, kita bisa berasumsi jika Michael sudah berulang kali melakukan aktivitas yang sama. Melakukan business trip untuk menjadi pembicara, berkunjung ke berbagai kota, menginap di hotel dan sebagainya. Karena itu lah, Michael sama sekali tidak antusias dalam menjalani nya. Bahkan ketika ada pasangan yang bertengkar pun, yang notabenenya bisa menarik perhatian khalayak umum, bagi Michael terkesan biasa saja. Memberikan indikasi yang cukup kuat jika ia pun sering mengalami hal yang sama terhadap pasangannya. Mau tahu apa yang berhasil mencuri perhatian Michael untuk pertama kali dalam film ini? Menyaksikan seseorang melakukan masturbasi di depan komputer. Ya, mungkin pula ini adalah pengalaman pertama bagi Michael menyaksikan orang lain melakukan kegiatan self pleasure seperti itu. 

Mungkin tidak separah apa yang Kaufman presentasikan disini dalam menggambarkan kekosongan melalui Michael, namun siapa yang tidak pernah merasakan apa yang Michael rasakan? Terutama bagi pekerja kantoran, yang setiap hari, setiap minggu nya terus melakukan aktivitas yang sama tanpa adanya variasi berarti, memaksa kita menjelma tidak berbeda jauh layaknya zombie. Umumnya, hal apa saja yang mampu menawarkan sedikit perbedaan saja, pasti akan kita apresiasi dan mencoba menikmati. Hal ini lah yang Michael rasakan kala ia mendengar suara Lisa yang untuk pertama kali nya, berbeda. Setelah mengalami perbincangan yang tidak menyenangkan yang berdampak akan timbulnya kegelisahan yang luar biasa, Michael mendengar suara Lisa, yang menghentikan cemas berlebihan Michael. 

Perbedaan yang ditawarkan Lisa pun mampu memberikan dampak positif bagi Michael. Untuk pertama kali ketika ia menginjakkan kota Cicinnati, ia merasakan semangat hidup. Ia ingin terus-terusan terlibat percakapan dengan Lisa, supaya bisa senantiasa mendengarkan suaranya. Kesan yang sama pun ikut saya rasakan, dimana ketika setengah jam lebih kita hanya melihat sosok Michael dan gambar rupa orang yang sama semuanya, sosok dan suara Lisa memang memberikan dampak yang signifikan. Suara dari Lisa sendiri mungkin biasa saja, begitu pula dengan sosoknya, bahkan dirinya sendiri tidak pede dan terkesan rendah diri terhadap penampilannya, namun saya sendiri melihat dan mendengarnya bagai sosok dewi. Saya pun ingin melihat Lisa lebih lama, ingin tetap mendengar suara nya. Sensasi ini jelas apa yang diharapkan Kaufman kepada penontonnya, berkat pendekatan absurd serta kental akan emptiness nya sebelum Lisa muncul di layar. Dalam waktu singkat pula, saya perduli dengan karakter Lisa, dan yang menyakitkan, tercium jika hubungan antara Michael dan Lisa tidak akan berjalan lama.

Ending yang hadir tidak hanya menghadirkan rasa pahit, namun juga kembali pada titik awal. Terdapat seorang yang tersakiti lagi, kebahagiaan yang didapat hanya sementara dan juga memakan korban. Bagi saya, akhir dari Anomalisa adalah satu dari sedikit film yang menawarkan rasa tanpa harapan dan membenci akan situasi yang ada. Anomalisa memang bukanlah sebuah perjalanan yang menyenangkan, namun merupakan visualisasi sempurna teruntuk mereka (juga saya) yang pernah atau sedang menjalani kekosongan di dalam hidup.

8,5/10 

1 comment:

  1. JACKPOT ynag besar hanya di AJOQQ :D
    WA : +855969190856

    ReplyDelete

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!