Sunday 16 February 2014


The closer you think you are, the less you'll actually see.- Daniel Atlas



Plot

Film dibuka dengan pengenalan kepada 4 pesulap amatir namun memiliki potensi yang besar untuk menjadi pesulap kelas atas, yaitu Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Henley Reeves (Isla Fisher, btw doi cakep banget disini gan!! Ehem, bakc to the topic), Merrit Mckinney (Woody Harrelson) dan Jack Wilder (Dave Franco). Mereka masing-masing diundang lewat kartu misterius. Pada akhirnya pun mereka memenuhi undangan tersebut. Awalnya mereka merasa tertipu, namun mereka pun segera mau tak mau percaya ketika setelah memecahkan puzzle yang terdapat dalam kamar di sebuah apartemen yang notabene nya adalah tempat di mana mereka dikumpulkan, mereka pun dihadapkan pada suatu rencana besar yang mengaitkan dengan pencurian dan tentu saja keahlian mereka masing-masing yaitu sulap dan tipu muslihat.
Setahun berselang, mereka pun bersatu dalam sebuah nama yaitu Four Horsemen dan mengadakan pertunjukan yang diadakan di Las Vegas. Pertunjukan yang didanai oleh Arthur Tessler (Michael Caine) tersebut ternyata bukanlah pertunjukan biasa. Karena Four Horsemen mengadakan pencurian terhadap suatu bank di Paris dengan cara meneloportasikan salah satu audience dan membawanya kembali dengan jutaan uang dari bank tersebut.
Aksi mereka tersebut tentunya membuat mereka populer dan FBI pun menaruh perhatian terhadap mereka, salah satu agennya yaitu Dylan Rhodes (Mark Ruffalo). Dengan bantuan dari agen Interpol Prancis Alma Dray (Melanie Laurent), Dylan pun mencoba memecahkan misteri bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan sebisa mungkin menangkap mereka. Tidak hanya FBI, mantan pesulap Thaddeus Bradley pun tertarik dengan Four Horsemen dan meyakini bahwa Four Horsemen memiliki sebuah rencana.



Review

Film ini menggabungkan heist dan magic sebagai sajian utama. Ya, bayangkan saja bila Trilogy Ocean Eleven digabungkan dengan The Prestige nya Chrisopher Nolan, maka film inilah hasilnya. Gw menyukai sajian yang ada di film Trilogy Ocean Eleven, walau gw kurang menikmati dengan Ocean Twelve nya, sedangkan The Prestige sendiri gw anggap sebagai film bertemakan sulap terbaik sampai saat ini. Nah bagaimana dengan film ini?
Dari awal film ini telah menggebrak dengan cukup cepat seolah tidak membiarkan para penontonnya untuk menangkap secara mendetil apa yang disajikan. Kalimat-kalimat yang dilontarkan pun juga tidak langsung to the point sehingga gw jamin bila kalian lengah sedikit saja kalian pun akan kesulitan untuk menangkap alurnya dan kebingungan di tengah jalan. Mungkin itulah yang diinginkan sang Sutradara Louis Leterrier karena memang apabila kita mencoba untuk mendetil menangkap cerita film ini maka akan cukup banyak lubang yang mengganggu kita. Gw gak bohong, karena gw sendiri cukup menikmati ketika film ini mulai berjalan dan mencoba menerima apapun yang disajikan film ini, namun ketika mendekati paruh akhir pun gw merasakan ada keanehan dengan plot yang ditawarkan, dan ketika gw mencoba untuk mengulangi film ini dari detik awal, kecurigaan gw pun benar. Mungkin gw sudah terpana dengan sajian sulap yang disajikan dan membuat gw seperti penonton yang hadir di setiap pertunjukan Four Horsemen, gw telah tertipu dengan plot ceritanya. Tapi gw gak bisa memungkiri bila gw cukup menikmati film ini, yah terlepas dengan plot hole nya yah.
Dan bila kalian berharap masing-masing anggota dari Four Horsemen bakal memilik pengembangan karakter maka kalian harus mengubur keinginan tersebut karena ketika memasuki paruh pertengahan, fokus cerita beralih ke sisi FBI dan mencoba mengembangkan karakter dari Dylan Rhodes dan Alma Dray. Sesungguhnya keputusan ini tidaklah salah, karena akan menjadi keunikan tersendiri bila film berbentuk heist atau caper movie atau apalah istilahnya menilik lebih dalam ke sisi pihak pengejar. Namun apa yang dipilih oleh Louis Leterrier adalah memberikan fokus cerita seutuhnya kepada Dylan dan Alma. Memang tidak sepenuhnya, namun porsi yang diberikan kepada mereka bisa gw bilang membuat porsi dari anggota-anggota Four Horsemen sedikit tenggelam sehingga gw yang awalnya mendukung aksi mereka, malah menginginkan sajian-sajian sulap mereka gagal dan berhasil ditangkap oleh pihak FBI.
Mengenai ensemble castnya, masing-masing karakter yang menjadi anggota Four Horsemen yaitu Jesse Eisenberg, Dave Franco, Isla Fischer dan Woody Harrelson cukup baik memerankan seorang pesulap yang cerdas dan memiliki ribuan misteri dengan langkah yang mereka ambil. Dave Franco sebenarnya memiliki porsi yang paling kecil, namun itu tidak membuat aktingnya menjadi tenggelam kok. Di jajaran cast seniornya yaitu Morgan Freeman dan Michael Caine juga gak pernah mengecewakan gw, namun bila boleh jujur karakter yang diperankan Michael Caine disini kurang cocok untuk beliau. Tidak, tidak, Michael Caine bermain bagus, tapi peran yang dimainkannya ini sedikit antagonis sehingga gak sinkron aja dengan mukanya yang wise banget dan bijak gitu.
Tapi tentunya scene stealer film ini milik Mark Ruffalo. Ya, aktingnya benar-benar menonjol disini. Dia mampu memerankan agen FBI yang kebingungan tapi tidak terkesan oon. ‘Seperti’ memiliki dedikasi terhadap pekerjaannya sehingga kita tidak menyadari bahwa dia memiliki rahasia juga. Paruh pertengahan sampai akhir merupakan miliknya, percaya ama gw.
Yah pada akhirnya Now You See Me masih mampu menjadi sajian yang cukup berkualitas lah untuk dinikmati dalam waktu luang. Memang memiliki plot hole yang cukup mengganggu namun dengan dasar cerita yang menarik serta eksekusi yang bagus Now You See Me membuat plot hole tersebut akan kalian lewatkan bila kalian telah menikmati sepenuhnya dari awal. Now You See Me juga memiliki cast yang cemerlang, terutama Mark Ruffalo. Jangan bandingkan film ini dengan Ocean Eleven dan The Prestige karena film ini bahkan tidak mampu menyentuh bayangan kedua film tersebut..

7,5/10

Categories: ,

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!