Sunday 9 February 2014



 

The Hangover hadir di dunia  industri film Hollywood pada tahun 2009, dengan mengambil genre komedi dewasa rate R dan disutradarai oleh Todd Philips, siapa yang menyangka film ini mampu mendulang kesuksesan yang luar biasa. Dari budget yang dikeluarkan hanya $35juta, The Hangover mampu meraup keuntungan berlipat-lipat yaitu $459 juta lebih! Tidak hanya itu, The Hangove juga mendapatkan pujian dari para khalayak, termasuk para kritikus film dimana film komedi seperti ini cukup jarang mendapatkan tanggapan positif dari para kritikus. Film The Hangover yang pertama pun juga mampu memenangkan piala Golden Globe ke-67 dalam kategori Musikal Komedi Terbaik, menyisihkan film favorit gw, 500 Days of Summer..! Dengan kesuksesan luar binasa tersebut, sangat bisa ditebak bahwa akan lahirnya sekuel dari film tersebut, dan sampai akhirnya membentuk sebuah trilogy dari film ini. Maka dari itu, gw akan mengulas satu per satu film dari franchise ini. Here they are!

Review The Hangover (2009)


Hey, you guys ready to let the dogs out? - Alan Garner


Plot
Berceritakan tentang Doug (Justin Bartha) yang akan melangsungkan pernikahan dengan Tracy (Sasha Barrese), adik dari Alan (Zach Galifianakis). Namun seperti ritual pada umumnya di negara Amerika dimana akan ada bachelor party untuk sang pengantin pria, Doug pun akan mengadakan bachelor party tersebut bersama dengan Alan, Phil (Bradley Cooper) dan Stuart (Ed Helms) di Las Vegas. Setelah sampai di Vegas dan menyewa hotel mewah di sana, mereka pun menaiki atap hotel tersebut dan mengadakan toast setelah diisi dengan kalimat penyambutan dari Stu dan Alan. Toast pun dilakukan dan viola, petualangan gila pun dimulai..
Adegan pun beralih ke kamar mereka, dimana suasana dan keadaan di dalam kamar tersebut sungguh berantakan. Tidak hanya itu, ketiga dari mereka yaitu Alan, Phil dan Stu sedang dalam keadaan tidak sadar diri akibat mabuk berat. Setelah mereka bangun satu per satu, alangkah terkejutnya mereka dengan kondisi di kamar tersebut. Tidak hanya itu, di dalam kamar tersebut terdapat Harimau buas, seorang bayi kecil, ditambah dengan lepasnya gigi taring dari Stu, dan sialnya lagi, mereka tidak dapat menemukan Doug! Anehnya, mereka tidak ingat apapun tentang kejadian yang mereka alami pada malam sebelumnya. Mulailah mereka mengumpulkan satu per satu petunjuk untuk mencari jawaban dan tentunya menemukan Doug. Mereka juga harus berpacu dengan waktu, karena esok harinya Doug harus menikah dengan Tracy. 




Review

The Hangover memang menawarkan cerita yang segar, cukup sedikit film komedi yang diselingi dengan cerita misteri didalamnya. The Hangover melakukan itu. Para penonton pun pasti penasaran apa yang terjadi dengan mereka dan berada di mana sebenarnya Doug. Namun tenang, ini film bergenre Komedi, jadi, terungkapnya misteri tersebut pun akan diselingi dengan kejadian-kejadian yang menggelitik dan cukup gila. Disitulah letak hiburannya, kejutan-kejutan yang telah dipersiapkan sangat mampu memberikan efek kepuasan tersendiri dan penonton pun pastinya merasakan kesan mendalam dengan kejutan itu sendiri. Memang pada awal film, The Hangover sedikit berjalan flat atau datar, dimana film bermaksud memperkenalkan kita pada setiap karakter, namun tenang, semua kegilaan dan humor maksimalnya telah menanti kalian ketika mereka mulai mencari petunjuk-petunjuknya satu per satu dengan berlatar belakang glamornya kota Vegas. Kita pun cukup menantikan twist apa yang akan muncul selanjutnya. Dan lebih menyenangkannya lagi, Todd Philips pun telah mempersiapkan cameo-cameo yang menarik dan tentu saja akan memberikan efek kejut yang menyenangkan.
Dari departemen akting sendiri, ketiga aktor utamanya yaitu Bradley Cooper, Ed Helms dan Zach Galifianakis menunjukkan kolaborasi yang cemerlang. Dari Bradley sebagai Phil yang macho namun memiliki karakter  yang sarkasme serta sedikit konyol dan gila, kemudian Ed sebagai Stuart Price yang berprofesi sebagai dokter gigi yang memiliki karakter paling was-was diantara mereka serta sumber kegilaan yaitu Alan yang diperankan Zach. Ya, Alan inilah faktor kegilaan utama yang dimiliki The Hangover. Dengan janggut lebat serta muka yang sedikit seram, Alan menjadi karakter paling memorable dalam The Hangover.

Kesimpulannya, The Hangover memang layak mendapatkan segala kesuksesan yang telah didapatnya. Dan gw pun mengakui kekalahan 500 DoS dalam Golden Globe. Dengan kegilaan serta misteri didalamnya serta kejutan-kejutan yang telah menanti, The Hangover adalah salah satu film terbaik pada tahun 2009..
My rate 8/10

The Hangover II (2011)

  It happened again, we lost Teddy.-Phil Wenneck

Plot

Setelah putus hubungan dengan Mellisa di prekuelnya, Stu (Ed Helms) menjalin hubungan dengan wanita Thailand bernama Lauren (Jamie Chung) dua tahun kemudian, dan memutuskan untuk menikahinya di tanah kelahiran Lauren. Stu pun mengundang orang-orang terdekatnya, termasuk Phil (Bradley Cooper) dan Doug (Justin Bartha) beserta kedua istri mereka. Namun Stu tidak mengundang satu anggota ‘wolfpack’ lainnya, siapa lagi kalau bukan Alan (Zach Galifianakis). Alasannya simpel, Stu tak ingin kejadian di Las Vegas dua tahun lalu terulang kembali dan merusak pernikahannya. Namun dengan desakan dari Phil dan Doug, Stu pun dengan berat hati akhirnya mengundang Alan ke Thailand. Mereka pun berangkat ke Thailand dengan diiringi oleh adik Lauren yaitu Teddy (Mason Lee). Sesampainya di Thailand pun semuanya berjalan lancar, sampai ketika semua anggota Wolfpack ditambah Teddy sedang berbincang di tepi pantai serta ditemani dengan marshmallow dan sedikit bir yang masih disegel. Iya, kejadian yang terjadi di Las Vegas terulang kembali. Namun yang hilang disini bukanlah Doug, melainkan Teddy. Dengan deadline waktu pernikahan yang semakin mendekat, anggota wolfpack pun berusaha untuk mencari keberadaan Teddy.




Review

‘Phil, i think it’s happened again..’ Ya, begitulah kalimat yang keluar dari mulut Alan ketika mereka terbangun di hotel murah dan keadaan kamar yang berantakan. Dan sayangnya itulah kesalahan fatal dari film kedua dari franchise The Hangover ini. Kalo di film pertama gw masih baca-baca di internet tentang film The Hangover serta membaca review-review yang beredar di blog-blog yang sering gw kunjungin, tidak untuk film kedua ini. Kenapa? Karena gw ingin dikejutkan seperti gw dikejutkan di film pertamanya. Dalam pikiran gw, kalo di film pertama aja ketika gw masih nyari-nyari info tentang film tersebut tapi masih bisa dikejutkan dengan misteri-misteri yang ada, pasti kadar terkejutnya gw bisa bertambah dua kali lipat bila gw gak mengetahui apapun dari sekuel keduanya ini. Namun apa yang terjadi, sekuel kedua ini malah bagaikan copy paste dari film pertama.  Sehingga kadar terkejutnya gw pun sangat berkurang drastis, karena unsur kejutannya pun gak jauh beda seperti film pertama. Sangat disayangkan sebenarnya, karena menurut gw gak masalah kok kalau fondasi awal ceritanya sama kayak di film pertama karena hal tersebut merupakan ciri khas dari franchise ini. Tapi gak harus ke detil-detil kecilnya juga kali. Kalo membicarakan humornya, humornya masih mampu membuat gw tertawa. Gw masih ngakak ketika scene dimana anggota wolfpack minus Doug menanyai salah satu stripper di bar, tapi hanya tertawa saja, gak ada unsur amazed seperti di film pertamanya. Konten vulgar di film ini juga sedikit lebih tinggi dibanding yang pertama. Walau kualitasnya sangat menurun, The Hangover part II berhasil mengeruk keuntungan komersial dengan mendapatkan $500 juta lebih,melebihi pendapatan kotor dari prekuelnya, yah walaupun film ini tidak berhasil mendapatkan respon positif dari kritikus maupun dari para penikmat The Hangover dari awal.
Yang berbeda di sini adalah porsi dari Ken Jeong sebagai Leslie Chow ditambah disini. Memang karakter ini sungguh memorable di film pertama sehingga wajar saja bila porsi nya ditambah untuk menambah kadar humor itu sendiri. Namun, satu hal kenapa karakter nya sungguh memorable adalah Ken Jeong mampu memaksimalkan porsi kecilnya di film tersebut, dia mampu menarik perhatian dengan humor serta kalimat one liner nya sangat memancing tawa. Tapi di film kedua ini, Ken Jeong tampaknya sedikit mengalami penurunan kualitas bila dibanding penampilannya di film pertama. Memang masih bisa menjadi scene stealer di beberapa scene, tetapi tidak sedikit juga humor yang dia lontarkan tidak lucu dan berakhir garing. Porsi dari Alan yang diperankan Zach Galifianakis juga ditambah. Karakter ini sungguh menyebalkan semenjak muncul di film ini. Dan hal itu bertambah ketika kita mengetahui bahwa ternyata dia juga yang menjadi dalangnya. Namun tidak dipungkiri memang sumber tawa dari franchise ini adalah dari dia. Sedangkan Bradley Cooper dan Ed Helms cukup mampu mengimbangi kegilaan dari kedua karakter diatas, terutama Ed Helms. Ekspresi nya ketika telah mengetahui ‘sesuatu’ yang tragis menimpanya di malam ketika mereka di bar itu sangat priceless..!
Pada akhirnya, sekuel ini bukanlah film yang buruk tapi tentu saja merupakan penurunan kualitas bila dibanding yang pertama. Dengan unsur cerita yang hampir sama, kadar terkejutnya penonton pun sudah bisa ditebak akan sangat berkurang. Namun, film ini tetap patut untuk ditonton kok untuk mengisi waktu luang kalian..

My rate 7/10


The Hangover III (2013)

We can't be friends anymore. When we get together, bad things happen and people get hurt.- Alan Garner

 

Plot

Alan (Zach Galifianakis) kembali berulah. Setelah menjadi ‘mastermind’ atas kekacauan di Las Vegas serta Bangkok, kini dia kembali membuat sebuah ulah yang cukup misterius. Alan tidak sengaja membunuh jerapah yang baru dibelinya. Kepala jerapah tersebut menabrak jalan layang yang rendah sehingga mengakibatkan kepalanya lepas, tidak hanya itu kejadian tersebut juga mengakibatkan kekacauan lalu lintas. Sid (Jeffrey Tambor),ayah Alan, pun tak tahan lagi dengan perilaku Alan yang masih saja kekanakan di usianya yang telah 42 tahun! Akibatnya, Sid pun mengalami serangan jantung dan meninggal dunia. Tragedi tersebut membuat kondisi jiwa Alan menurun drastis. Untuk itulah, anggota Wolfpack lainnya yaitu Phil (Bradley Cooper), Stu (Ed Helms) serta Doug (Justin Bartha) berencana untuk membawa Alan ke Arizona untuk di rehabilitasi. Meski sempat menolak, Alan pun bersedia dan menerima tawaran tersebut.
Namun di tengah perjalanan mereka ke Arizona, mobil mereka ditabrak dari belakang oleh truk besar serta memaksa mereka untuk menepi. Tak disangka-sangka, pemilik mobil tersebut adalah Marshall (John Goodman), bos dari Black Doug (Mike Epps). Marshall memaksa mereka untuk mencari Leslie Chow (Ken Jeong) yang telah mencuri sekumpulan emas yang berharga 21 Juta Dollar. Marshall pun membawa Doug sebagai sandera dan memberikan waktu 3 hari untuk anggota wolfpack yang lainnya untuk menemukan Chow.




Review

Gw cukup memiliki ikatan dengan trilogy The Hangover. Karena film pertama nya sangat berkesan bagi gw. Iya, gw menonton film tersebut ketika gw menerima kenyataan bahwa nilai mid semester gw cukup buruk dan gw cukup sedih akan hal itu, nah ketika gw buka laptop dan mencoba mencari hiburan untuk mengobati kesedihan gw, gw menemukan file The Hangover ini. Dan ajaib, ketika gw menonton film tersebut, gw sedikit terobati. Iya, gw sangat terhibur dengan film tersebut. Maka dari itu, gw sampe gak baca-baca sinopsis atau review di internet tentang film The Hangover part II, yang sangat disayangkan membuat gw sedikit kecewa. Nah, ini adalah film penutup dari sebuah franchise yang cukup memiliki kesan buat gw sehingga tentunya gw berharap franchise ini bisa ditutup dengan sebuah film yang baik dan menjadi peningkatan dari prekuelnya. So, how ‘bout this movie?
Anyway, sedikit nasihat dari gw kalo mau nonton film yang tipenya seperti ini. Jangan terlalu berekspektasi tinggi, jangan terlalu serius apalagi mencari plot hole yang gak penting, dan juga jangan dengarkan kata kritikus. Karena apabila kalian telah menetapkan sebagai penonton yang siap menerima apa adanya dari film ini, maka kalian akan merasakan kesenangan dalam durasi 100 menit film ini. Iya, film ini bagi gw merupakan peningkatan dari prekuelnya, terutama dari efek kejutannya dan juga humornya. Todd Philips membawa film ini ke arah tone yang sedikit serius, dimana ada adegan pencuriannya, bahkan ada pembunuhannya juga.. Tapi bukan serial The Hangover pastinya bila semua hal serius tersebut dibingkai dengan aksi yang konyol dan juga gila. Adegan-adegan tersebut cukup berhasil bagi gw untuk mengundang tawa. Peduli amat sama yang bilang kalau adegan tersebut tidak berhasil karena bagi gw hal tersebut sangat membuat gw sejenak melupakan permasalahan yang ada. Adegan ketika Phil dan Alan mencoba menyelinap ke kamar Chow itu sangat kocak..
The Hangover III juga memiliki karakter-karakter terdahulu yang sempat menghiasi franchise ini, sebut saja Mike Epps yang sungguh mampu berhasil menjadi scene stealer setiap dia tampil, dan juga Heather Graham. Dan jangan lupakan juga karakter bayi yang menjadi ciri khas di The Hangover pertama juga muncul disini, siapa lagi kalau bukan Tyler atau Carlos yang telah mengalami pertumbuhan di film ini. Scene dimana Alan terlibat nostalgia dengan Carlos pun bagi gw cukup berhasil untuk membuat kita yang menikmati The Hangover dari sekuel pertama merasakan nostalgia dan surprisingly nya, Zach mampu mengeluarkan sisi emosional dari Alan dalam scene tersebut sehingga membuat gw cukup terbawa akan rasa rindunya terhadap Carlos.
Dan oh ya, tidak lengkap bila kita tidak membicarakan akting dari pemeran-pemeran utamanya. Karena film ini adalah film ketiga, maka tidak mengherankan bila chemistry yang tercipta dari Phil, Stu, Alan terlihat bagus. Phil dan Stu merupakan karakter yang mengimbangi dari kegilaan Alan, bahkan Chow. Dan menurut gw Bradley Cooper dan Ed Helms mampu membawakan peran tersebut dengan baik. Zach Galifianakis sebagai Alan jangan ditanyakan lagi. Sejak dari film pertama, Zach telah terlahir untuk karakter ini. Gw gak terkejut lagi bila di film ketiga ini Alan masih annoying, tapi cukup mengejutkan bagi gw adalah Alan memiliki screen time dimana dia terlihat dewasa dan membuat gw perduli akan dirinya. Namun tidak bagi karakter Chow. Entah kenapa gw sama sekali gak terhibur dengan humor-humor nya disini yang bagi gw cukup banyak humor yang terlalu vulgar darinya.
Kesimpulannya, film ini tidaklah buruk seperti yang para kritikus bilang. Film ini masih mampu kok untuk mengundang tawa kita dan tertarik akan misteri yang telah disediakan. Masalah plot hole? C’mon man, bahkan film jenius seperti Memento memiliki plot hole yang cukup mengganggu. Lupakan masalah plot hole sejenak karena film ini murni untuk kita mengisi waktu. Singkat kata, bagi gw film ini cukup berhasil sebagai penutup dari franchise ini. Terima kasih untuk Todd Phillips beserta kru yang telah menciptakan film komedi gila ini. Terima kasih untuk Bradley Cooper, Ed Helms, Zach Galifianakis, Ken Jeong, Justin Bartha dll. I love this franchise...

My rate 7,5/10

My rate for this franchise 7,5

Categories: , ,

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!