Friday, 10 February 2017


I said a lot of terrible things to you. My heart was broken, and I know yours is broken, too.- Randi

Story

Selepas kematian sang kakak, Joe Chandler (Kyle Chandler), Lee Chandler (Casey Affleck) terpaksa untuk pulang kembali ke kota Manchester by the Sea untuk mengurus segala hal mengenai pemakaman Joe. Tidak hanya itu, ia pun harus mengurus anak dari Joe, Patrick (Lucas Hedges). Kota Manchester by the Sea sendiri meninggalkan kenangan pahit bagi Lee yang lantas membuka luka-luka lama lagi setiap menit ia berada di sana.





Review

Banyak orang bijak yang berpendapat bila musuh terbesar kita adalah kita sendiri. Butuh sebuah kekuatan yang beda untuk menghadapi ego tersendiri. Saat batin mulai terdegradasi akibat persoalan yang berat seolah tak mampu kita melewatinya, saat itu pula merupakan momen yang sakral bagi kita untuk menemukan kembali semangat hidup juga mendapatkan hati sekeras baja. Manchester by the Sea, yang digerakkan begitu perlahan oleh Kenneth Lonergan, menceritakan momen tersebut dan perlahan-lahan dengan setiap kondisi yang terjadi dalam sekitarnya, ia mencoba untuk menemukan jalan keluar dari rasa depresifnya untuk kembali menatap masa depan dan tidak tertinggal di masa lalu.

Semua dari kita pasti pernah mengalami momen seperti Lee Chandler sehingga mudah untuk memberikan simpati besar kepadanya, terutama saat kita telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik suramnya ekspresi Lee Chandler, jauh berbeda dengan dirinya di masa lalu yang tampak begitu lancar-lancar saja. Lee menjadi pemuda yang murung, tertutup dengan orang yang disekitarnya, bahkan ia kesulitan mengontrol emosinya. Memang tujuan Lonergan menyebar momen masa lalu Lee bersama sang kakak di tengah-tengah kehidupan sehari-hari Lee untuk mengkomparasi karakter Lee itu. Terlihat jelas berbeda, dimana Lee kala bersama dengan keluarganya serta sang kakak, Joe, sangat menikmati kehidupannya, sehingga memberikan pertanyaan di benak penonton akan masa lalu dari Lee yang mengubah dirinya menjadi individu yang dingin. Saat penonton telah memiliki beberapa dugaan mengenai penyebab murungnya Lee, Lonergan pun memberikan jawabannya di pertengahan durasi film, sebuah jawaban yang saya yakini melebihi apa yang kita ekspektasikan. Momen itu sendiri disajikan berkelas oleh Lonergan, ditambah dengan scoring depresif dari Lesley Barber yang turut menambah kelamnya kejadian itu.

Kekuatan utama Manchester by the Sea terletak pada screenplay yang ditulis juga oleh Lonergan. Lonergan menjalankan narasinya dengan lambat, yang mengajak penonton untuk tenggelam dengan cerita yang begitu depresif ini. Rasa depresif juga ikut dibantu dengan cuaca dingin yang senantiasa menemani hingga durasi berhenti berjalan. Pacing yang lambat ini tidak akan berhasil, menurut saya, bila saja Lonergan tidak jeli untuk tidak menebar kepingan-kepingan masa lalu dari Lee. Satu dari sedikit flaw Manchester by the Sea juga adalah ketika cerita berfokus pada kebersamaan Lee dan Patrick yang menurut saya terlalu banyak memakan durasi. Adegan dimana Patrick meminta bantuan Lee supaya bisa berduaan dengan sang pacar juga bagi saya tidak terlalu perlu. Selain karakter Patrick yang menyebalkan, juga momen itu sama sekali tidak mempengaruhi pada pergerakan narasi, walaupun memang momen itu menjadi salah satu comic relief dalam film ini. Mengenai comic relief nya sendiri secara mengejutkan memang cukup ampuh untuk menyegarkan penonton yang telah terjebak akan kisah yang depresif ini. 

Penampilan memikat ditunjukkan oleh Casey Affleck dimana dengan begitu meyakinkannya ia mampu menampilkan seorang Lee Chandler yang begitu berbeda. Puncaknya kala emosinya di akhir cerita kala ia beradu akting dengan Michelle Williams. Tidak mengejutkan apabila nanti Casey akan mendapatkan Oscar pertamanya pada tahun ini dengan performa hebat seperti itu. Michelle Williams pun mampu memanfaatkan time screen nya yang terbatas secara maksimal dengan memberikan penampilan heartbreaking di momen tersebut. 


8,5/10

1 comment:

  1. buat yang belum nonton film ini, silahkan nonton karena kalian ga bakalan menyesal. alurnya memang agak membosankan awalnya, dan membutuhkan waktu untuk memahami ceritanya. tapi setelah masuk ke pertengahan inti cerita. kita dapat melihat film ini mengangkat permasalahan sosial individu yang bisa terjadi pada semua orang.

    kalau agan berkenan baca review film ane di blog ane :

    http://www.nyimastsuraya.com/2018/11/review-film-manchester-by-sea.html

    ReplyDelete

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!