"There is nothing a man cannot do once he accepts the fact that there is no god"- Norman
Plot
Merasa kurang cukup akan hasil rampokan mereka selama ini, Money (Daniel Zovatto) mengajak rekan , Rocky (Jane Levy) yang juga sekaligus kekasih dari Money, serta Alex (Dylan Minette) untuk merampok pria yang telah dimakan usia, Norman (Stephen Lang). Berdasarkan informasi yang didapat, pria yang merupakan seorang veteran perang tersebut memiliki uang $300,000 di kediamannya. Dari perampokan yang mereka lakukan selama ini, kesempatan merampok kali ini mereka kira adalah perampokan yang bisa berjalan lancar karena calon korban hanya tinggal sendiri serta kondisi kebutaan yang dialaminya. Dengan tujuan utama untuk membawa sang adik ke California, Rocky jelas tergoda dengan tawaran tersebut dan tidak butuh waktu lama untuk dirinya menyetujui tawaran dari Money, berbeda dengan Alex yang tidak menyetujui akan ide perampokan uang yang bisa mengantarkan mereka ke jeruji besi dengan waktu yang cukup lama.Review
Tentu mudah mengekspektasikan karya Fede Alvarez ini akan menjadi sebuah film bertemakan home invasion seperti yang lainnya. Terutama dengan kenyataan kondisi calon korban yang tampaknya tidak akan melakukan perlawanan akibat dari kehilangan penglihatan. Disinilah juga kelihatannya Alvarez perlu melakukan inovasi dalam karyanya ini, dengan mengubah posisi pelaku perampokan malah menjadi korban di kandang tuan rumah sendiri. Ya, Don't Breathe kembali membawa suatu keasikan kala ekspektasi yang rendah serta tidak mengetahui sama sekali jalan ceritanya akan membawa berkah berkali-lipat setelah menontonnya disebabkan keseruan yang tak terkira juga memaksa penontonnya untuk tenggelam akan situasi yang dialami 3 anak muda yang malang ini akibat terlalu meremehkan kondisi yang dialami calon korban mereka.Durasinya sangat singkat, hanya 88 menit, tapi percayalah 88 menit itu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, melihat 3 karakternya yang bersusah payah untuk menghindari serbuan sang pemilik rumah yang bagaikan seorang monster yang mengamuk kala waktu tidurnya terganggu akibat "keusilan" orang misterius. Stephen Lang berhasil menjadi pusat perhatian berkat penampilannya sebagai Norman yang sangat meyakinkan sebagai pria buta yang tetap dalam kondisi prima untuk mempertahankan rumahnya. Mudah saja karakter yang dimainkan Lang ini adalah salah satu karakter terbaik di tahun lalu. Simpati dan dukungan tentu mudah kita sumbangkan kepada pria ini. Dan wajahnya yang dipenuhi brewok serta keadaan matanya yang dihiasi pupil berwarna putih menambah kadar keseraman si blind man.
Tidak perlu waktu yang lama untuk Alvarez menggedor jantung dan memaksa para penonton untuk ikut-ikutan menahan nafas seperti 3 "korban" disini. Kala the blind man terbangun dari tidurnya, disitulah teror dimulai. Suasana yang penuh akan kegelapan serta kesunyian betul-betul dimanfaatkan Alvarez untuk melakukan parade teror, dari kejar-kejaran dalam kegelapan, maupun usaha kabur salah satu karakter lewat ventilasi sempit yang dimasuki anjing peliharaan Norman yang sangat buas. Bisa dibilang hampir semuanya tidak ada yang mengecewakan dan berhasil memacu adrenalin.
Alvarez memang tampaknya memfokuskan Don't Breathe akan jalinan teror dalam rumah yang kecil itu, terbukti Alvarez sangat sedikit dalam menyuntikan backstory pada ketiga karakternya. Praktis hanya Rocky yang secara gamblang motivasinya mengapa ia rela melakukan perampokan dan tanpa berpikir panjang lagi menerima tawaran dari Money. Memang itu saja telah cukup untuk setidaknya penonton ikut mengalami apa yang dirasakan ketiga karakter, namun itu karena pembawaan suasana yang ada, bukan karena penonton simpati kepada mereka bertiga, karena berdasarkan situasi saja, mereka bertiga telah salah. Ditambah karakter Norman ini sangat keren dan susah untuk menolak pesonanya. Buta, namun memiliki fisik yang masih kuat, gesit serta intimidatif. Hingga ketika twist yang cukup disturbing hadir di pertengahan film, penonton tetap susah untuk menarik dukungan mereka terhadap Norman.
Don't Breathe sebenarnya mengandung banyak sekali pertanyaan bila ditilik dari nilai logika, seperti yang cukup mengganggu adalah bagaimana Norman tidak menyadari keberadaan Alex di awal-awal yang berada tepat disampingnya, padahal tidak lama dari itu, diketahui bila Norman juga memiliki indra penciuman yang sangat tajam dan masih banyak lagi. Tapi toh penonton telah terhibur dan kesusahan bernafas sehingga semua itu baru tersadar ketika Don't Breathe berakhir. Mengenai endingnya sendiri Alvarez ingin memperlihatkan ketidak adilan yang sering terjadi di dunia. Jujur, saya sedikit kesal dengan ending nya.
0 komentar:
Post a Comment