“Someone dear to me that I shouldn’t forget. I don’t want to forget!”- Miyamizu Mitsuha
Plot
Seorang gadis bernama Miyamizu Mitsuha yang tinggal di sebuah desa
bernama Itomori bersama dengan adik serta neneknya memiliki keinginan untuk
pindah dari desa tersebut dan memimpikan memiliki kehidupan di kota besar yaitu
Tokyo. Hal ini dilatarbelakangi dengan
dirinya yang bosan akan kehidupannya yang tanpa perubahan serta secara tersirat
ingin hidupnya jauh dari ayahnya yang juga merupakan seorang walikota setempat.
Dalam beberapa hari, Mitsuha mengalami sebuah peristiwa yang aneh dimana ia
merasa dalam mimpinya ia menjalani kehidupan seseorang. Mimpi itu ia rasakan sangat nyata hingga ia
akhirnya sadar bahwa peristiwa tersebut bukanlah mimpi belaka. Dirinya memang benar-benar bertukar jiwa
dengan seorang laki-laki yang bernama Taki.
Taki yang merupakan siswa SMA pada umumnya juga mengalami kejadian
serupa. Ketika mereka menyadari hal ini,
mereka pun melakukan berbagai cara untuk bisa berkomunikasi satu sama lain,
seperti menuliskan tinta spidol di pipi atau tangan mereka, membuat catatan di
handphone serta memberitahu larangan-larangan yang harus mereka patuhi satu
sama lain. Hal ini mereka lakukan karena jiwa mereka bisa mereka kembali ke
diri masing-masing suatu saat ketika mereka bangun tidur. Kejadian unik nan
ajaib ini tentunya memberikan perubahan tersendiri dalam kehidupan mereka.
Mitsuha yang pada umumnya hanyalah seorang gadis pemalu dan terkesan pasif,
berubah menjadi Mitsuha yang pandai berolahraga, jauh lebih jantan dan mudah
bergaul sehingga Mitsuha mendapatkan penggemar baik dari wanita ataupun pria.
Di sisi lain, Taki yang dirasuki oleh Mitsuha yang pada awalnya seperti
laki-laki remaja pada umumnya berubah menjadi sedikit feminim dan lebih mudah
berhubungan dengan wanita yang membuat salah satu idola di tempat kerja part
time nya yaitu Okudera-senpai tertarik dengan Taki. Kejadian unik nan ajaib ini
pun memberikan sebuah ikatan tersendiri antara Mitsuha serta Taki yang memaksa
keinginan mereka untuk bertemu semakin kuat.
Di sisi lain, fenomena komet asing yang melintasi bumi akan segera
tampak di negara Jepang. Fenomena ini lah yang akan menjadi “tersangka” utama
dalam kisah dua anak manusia yang tidak saling mengenal satu sama lain ini
menjadi sebuah kisah cinta yang indah serta penuh dengan ironi.
Review
Kimi No Na Wa merupakan karya terbaru dari Makoto Shinkai bersama
dengan rumah studio CoMix Wave Films. Ya, dua pihak yang paling bertanggung
jawab dalam menciptakan film anime sebelumnya di tahun 2007 yang cukup sukses,
yaitu Byousoku 5 Centimeter a.k.a 5 Centimeters Per Second). Banyak yang
mengatakan apabila film tersebut sangat mampu membuatmu patah hati dan
tenggelam ke dalam narasi ceritanya, namun saya tidak sependapat. Bagi saya 5
Centimeters Per Second sangat lah overrated dengan berbagai review yang begitu
menyanjungnya, terlepas dari permainan visual serta pemilihan soundtrack yang
menurut saya kelebihan utama dari film tersebut, tetapi apalah artinya sebuah
visual yang indah atau soundtrack yang catchy apabila kita tidak tenggelam dan
ikut merasakan cerita yang ditawarkan? Pengalaman inilah yang membuat saya
takutnya kembali tidak mampu untuk menyukai karya terbaru Shinkai ini. Apakah
Kimi No Na Wa kembali mengikuti jejak 5 Centimeters Per Second (di mata saya)
atau memang kualitas Kimi No Na Wa seperti yang dipuja-puja oleh banyak pihak?
Saya sarankan, untuk jauh lebih menikmati film yang mampu menggeser
serial anime Gintama dan Full Metal Alchemist: Brotherhood (one of my favorite
anime of all time) di puncak singgasana Top Anime website MyAnimeList (imdb-nya
dunia anime) ini, sebaiknya kalian jangan terlalu mencari tahu lebih detil
mengenai ceritanya sehingga dampak atau impact feel yang akan kalian rasakan
ketika film berakhir akan lebih maksimal. Serius, apabila kalian belum menonton
nya kala membaca tulisan ini, maka sebaiknya hentikan sekarang karena cukup
susah untuk mengulas ulang film ini tanpa menyentuh spoiler sedikitpun dan saya
tidak ingin merusak kenikmatan kalian dalam menonton film ini.
Film yang mengambil jalan cerita pertukaran jiwa serta kisah cinta
yang berbeda tempat atau timeline mungkin bukanlah cerita yang baru ataupun
revolusioner. Telah banyak film, terutama dari Hollywood, yang mengambil jalan
cerita yang serupa. Tetapi apabila boleh berpendapat, Kimi No Na Wa (mungkin)
adalah karya terbaik yang memakai kisah tersebut. Kimi No Na Wa seperti
diceritakan dalam dua babak. Babak pertama penonton diajak bagaimana kehidupan
Mitsuha serta Taki yang harus dipaksa untuk menjalani kehidupan orang lain.
Berbagai kelucuan terjadi di narasi ini seperti Taki (di dalam tubuh Mitsuha)
yang selalu meremas payudara Mitsuha setiap kali bangun, feminimitas yang
ditonjolkan Mitsuha (di dalam tubuh Taki) serta kepolosan Mitsuha yang harus
menjalani kehidupan di kota yang tentunya jauh lebih besar dibandingkan desa
tempat ia menjalani kehidupan. Berbagai momen ini ditampilkan oleh Shinkai
tentu memiliki esensi. Penonton akan merasakan chemistry yang tidak biasa di
antara Mitsuha dan Taki sehingga mereka seolah larut dalam kisah mereka. Maka
ketika salah satu karakter memutuskan untuk bertemu, penonton dapat
memakluminya.
Hingga ketika momen prolog untuk memasuki babak kedua pula lah yang
seolah menghantam hati penonton yang telah tenggelam. Dari twist ini pun tone
film yang pada awalnya sedikit ringan dan ceria, berubah ke ranah yang lebih
serius dan pikiran penonton pun diajak untuk terlibat supaya mampu menikmati
narasi yang berjalan. Walau muncul berbagai keanehan di babak keduanya ini
(yang menurut saya adalah flaw dalam Kimi No Na Wa), tetapi bila kalian tidak
terlalu memikirkannya maka praktis kalian pun kembali larut dalam perjuangan
Mitsuha dan Taki di babak kedua ini. Tidak lupa juga berbagai suntikan
backstory dari masing-masing karakter (terutama Mitsuha) yang membantu
pergerakan cerita. Ada beberapa momen yang berhasil membuat saya ikut jatuh
dalam perasaan akan kisah mereka berdua. Berbagai momen yang mampu membuat kita
ikut “baper” itu tidak lepas dari keputusah Makoto Shinkai untuk memasukkan
elemen soundtrack-soundtrack nya yang mampu membuat momen tersebut jauh lebih
powerful.
Visual nya tentu saja tidak mengecewakan. Perpaduan warna komet,
keindahan alam di Desa Itomori, suasana metropolitan kota Tokyo, semuanya
berhasil divisualisasikan dengan sangat baik, terutama momen dimana detik-detik
menuju epilog yang sangat indah itu.
Untuk pertama kalinya, Makoto Shinkai berhasil memenuhi ekspektasi
saya. Setelah 5 Centimeters Per Second yang cukup biasa untuk saya, Makoto
Shinkai seolah membuktikan kepada saya bila saya juga bisa ikut bergalau ria
dengan karya terbarunya ini. Dibuka dengan indah serta ditutup dengan salah
satu happy ending terbaik dalam dunia anime, Kimi No Na Wa jelas karya terbaik
dari Makoto Shinkai. Apakah layak menduduki Top Anime MyAnimeList? Tidak tahu,
tapi satu hal yang pasti, Kimi No Na Wa is one of the best anime i’ve ever
seen.
8,25/10
Suka banget sama film ini semoga ada movie season 2 nya.
ReplyDelete