Sunday, 5 November 2017




"Remember rule number one: You are responsible for your house guest. I'm your house guest"- Tobin Frost


Plot

Merasa telah cukup dalam tugasnya untuk menjaga salah satu safe house yang dinaungi oleh CIA, agen muda CIA bernama Matt Weston (Ryan Reynolds) ingin segera terjun ke lapangan untuk mengabdi pada negara. Tidak disangka, tugas lapangan yang ia harus terima adalah menjaga dan mengantar Tobin Frost (Denzel Washington) ke safe house lainnya, karena safe house yang dijaga oleh Matt diserang oleh sekelompok orang misterius yang mengejar Frost. Frost sendiri merupakan mantan veteran CIA yang dianggap memiliki sebuah file yang didalamnya terdapat rahasia negara-negara di dunia, termasuk tentunya Amerika Serikat. 







Review

Pukul 2 dini hari, di kontrakan yang sepi dan tidak tahu mau ngapain lagi karena mata tak ingin terpejam lagi. Saya pun membuka laptop teman saya dan mencari-cari apakah ada video yang bisa membuat saya terhibur, ya syukur-syukur dia menyimpan bokep (sayangnya tidak ada). File film yang terdapat di harddisk nya pun hamper semuanya telah saya tonton, hingga saya pun menemukan folder yang bernama Safe House. Sedikit terasa asing, dan ketika saya searching sebentar, ternyata Safe House dibintangi aktor yang 4 tahun selanjutnya akan memerankan salah satu karakter paling memorable di dekade ini, Deadpool, yaitu Ryan Reynolds dan juga aktor peraih 2 gelar Academy Awards kategori Best Actor, Denzel Washington. I’m sold so without any hesitate, I watched this movie, and damn, it was really good.

Ekspektasi saya sebenarnya memang tidak terlalu meninggi, karena saya hanya ingin mendapatkan hiburan dari penampilan kedua aktor tadi. Tetapi ternyata Safe House jauh lebih seru dibandlng ekspektasi saya. Safe House itu bagaikan film-film Jason Bourne. Tidak hanya berkaitan dengan CIA yang pastinya akan dipenuhi dengan intrik-intrik, namun juga garapan dari Daniel Espinosa pun kayaknya lumayan terpengaruh akan Paul Greengrass. Baik dari shaky cam saat adegan aksi berlangsung, transisi dari satu adegan ke adegan lainnya dengan begitu cepat, dan juga aksi kejar-kejaran yang melibatkan keramaian. Oh, tidak ketinggalan juga adegan hand to hand combat nya yang brutal juga ada dalam Safe House. Ya, sebenarnya terdapat begitu banyak persamaan Safe House dengan franchise Jason Bourne, tetapi tidak bisa disalahkan juga karena film-film Jason Bourne itu telah seperti film The Dark Knight dalam genre film agensi, apalagi bila berkaitan dengan CIA.  Tetapi Espinosa seakan sadar akan hal ini, maka dari itu dia memasang protagonist utamanya tidak setangguh ataupun sedingin seorang Jason Bourne. Dan bagi saya, selain aksi-aksinya yang menghibur, inilah bagian terbaik dari Safe House.

Matthew Weston adalah agen CIA yang bisa dianggap masih hijau, ditambah pekerjaannya hanyalah penjaga safe house milik CIA yang digunakan untuk menginterogasi tawanan. Minimnya tugas lapangan dalam pekerjaannya tentu memberikan tekanan yang begitu besar kepada Weston, apalagi dirinya harus menjaga mantan senior nya yang bahkan dianggap sebagai legenda hidup dalam CIA. Tekanan yang dialaminya tentu memberikan kebingungan pada diri Weston apa yang sebaiknya ia lakukan selanjutnya, serta kepanikannya saat mengalami kejadian yang tak terduga pun patut dimengerti. Hal ini lah pembeda besar antara Safe House dengan franchise Jason Bourne. Weston bukanlah pria yang dingin. Dalam dirinya masih bersinar terang akan nilai keadilan, sebelum dirinya mengetahui akan kebusukan organisasi yang ia layani. Ketika harus berjibaku dengan musuh-musuhnya pun Weston tetap mengalami kesulitan, walau tetap memang diberikan daya tahan hidup luar biasa layaknya Bourne. Mudah untuk kita menginvestasikan simpati kepada Weston, terlebih lagi performa cemerlang yang ditampilkan oleh Ryan Reynolds. Setelah Deadpool, mungkin Reynolds akan mendapatkan tawaran akting yang bakalan tidak jauh berbeda layaknya Deadpool (The Hitman Bodyguard contohnya), namun melihat Safe House ini, kembali mengingatkan saya bila Reynolds adalah aktor yang memiliki range akting yang luas. Mungkin selain Buried dan Deadpool, ini adalah akting terbaik dari Reynolds. Reynolds dengan sangat meyakinkan memperlihatkan keraguan seorang agen baru yang harus menerima tugas lapangan yang berat, kala beraksi ia tetap menampilkan kekakuannya, dan yang paling sakti saat Reynolds menahan kesakitan terhadap luka yang ia terima. Lihat bagaimana total nya Reynolds di adegan aksi terakhir pada film ini.  Denzel Washington memang tidak pernah mengecewakan, namun perannya dalam film ini tentu tidak menghadirkan tantangan berarti bagi Washington karena ia pernah memerankan peran tipikal seperti ini dalam Training Day yang memberikan Oscar untuknya. Washington pun tampaknya mulai terjebak dengan peran nya sebagai laki-laki tangguh dan tenang karena setelah ini, Washington memerankan karakter yang tidak jauh berbeda di film 2 Guns dan remake The Magnificent Seven tahun lalu.

Seperti yang saya tulis sebelumnya, Espinosa tampak terpengaruh akan Paul Greengrass dalam menyajikan sajian aksi nya dalam Safe House. Tetapi itu menjadi tidak masalah karena hamper semua adegan aksi disini tidak ada yang mengecewakan, walau memang belum bisa mencapai ke level memorable seperti apa yang ditampilkan Greengrass. Favorit saya adalah duel tangan kosong yang hadir di adegan terakhir. Meski tidak terlalu menegangkan dan minus kecepatan tangan ala Jason Bourne, namun Espinosa menghadirkan adegan itu dengan begitu seru, realistis, serta brutal dengan menekankan juga akan adu fisik dua karakter yang tengah bertarung. Kemampuan yang terlihat seimbang pun cukup memberikan ketegangan pada saya, meskipun karakter Ryan Reynolds adalah karakter protagonist utama nya dalam film ini.

Permasalahan pada Safe House mungkin adalah ya itu tadi, banyaknya kemiripan dengan franchise Jason Bourne, sehingga cukup sulit untuk tidak membandingkan Safe House dengan film-film Jason Bourne. Dari urusan teknis, adegan aksi, bahkan konsep penceritaan, rasanya susah untuk tidak teringat akan Jason Bourne saat menonton Safe House. Selain itu pada pertengahan film, dalam penceritaan, Espinosa yang dibantu oleh David Guggenheim dalam urusan naskah pun belum lah cukup rapi. Dengan transisi yang begitu cepat, bukan tidak mungkin penonton malah kebingungan dengan apa yang terjadi kala film berlangsung menuju pertengahan. Espinosa juga terlalu mengkambing hitamkan CIA disini karena praktis petinggi-petinggi CIA disini tidak ada satu pun yang menyenangkan. Catherine Linklater (Vera Farmiga) tampak tidak memiliki hati. Gelagat yang mencurigakan yang kerap ditampilkan oleh David Barlow (Brendan Gleeson) juga sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari penonton. Melihat perlakuan yang begitu buruk dari CIA, serta petinggi-petinggi nya yang menyebalkan, bisa dimengerti mengapa karakter Tobin Frost jauh lebih memilih hidup sebagai buronan ketimbang harus bekerja di tengah lingkungan yang korup dan terkesan tidak nyaman.

Safe House jelas film yang menghibur. Memiliki intrik di dalamnya, di tambah adegan-adegan aksi yang digarap brilian oleh Espinosa, juga perkembangan karakter yang terjadi di dalam diri Matt Weston, Safe House bagi saya adalah salah satu film yang patut di coba. Lupakan rating nya yang cukup rendah di Rotten Tomatoes, dan silahkan nikmati Safe House. Bila Anda menyukai jenis film seperti James Bond atau tentunya Jason Bourne, Safe House tentu pilihan yang tepat untuk Anda.

7,75/10

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!