Friday 31 January 2014




 "A wise man can learn more from his enemies than a fool from his friends. "- Niki Lauda



Plot
James Hunt (Chris Hemsworth) merupakan pembalap playboy yang berasal dari Inggris. Ia merintis karirnya dari bawah yaitu Formula Three.  Seperti telah ditakdirkan, pada suatu event balap Formula Three, James bertemu dengan pembalap arogan dan disiplin dari Austria yaitu Niki Lauda (Daniel Bruhl), yang akan menjadi pesaing beratnya yang akan datang. Dalam event tersebut, James berhasil menang, namun Niki menilai akselerasi yang dilakukan James terhadap dirinya ketika mendekati akhir balapan merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, yang bisa saja mengancam nyawa mereka andai Niki tidak mengalah. Dari situlah, hubungan yang tidak harmonis, persaingan yang sengit diantara mereka dimulai.  Dan persaingan mereka pun berlanjut ke ajang yang lebih bergengsi dan merupakan ajang impian bagi semua pebalap yang sedang merintis karir, apalagi kalau bukan Formula 1. Awalnya Niki Lauda bergabung dengan tim BRM, yang kemudian membuat James juga tidak mau kalah dan membentuk tim Hesket Racing. Perlahan tapi pasti, karir mereka berada di puncaknya, Niki berhasil bergabung dengan tim (yang membesarkan nama Michael Schumacher) Ferrari, dan James,yang frustasi akan kekalahannya atas Niki Lauda pada musim persaingan pertama mereka dengan susah payah mampu bergabung dengan tim F1 yang tidak kalah popularnya yaitu Mcclaren. Dimulailah musim balapan F1 tahun 1976 yang menegangkan dimana event tersebut hanya berpusat kepada James Hunt dan Niki Lauda











Review
Entah kapan terakhir kali gw mampu terpesona dengan film yang mengambil tema racing atau balapan. Hampir sama dengan romcom, kebanyakan film yang mengambil tema seperti ini sangat mudah ditebak, formula from zero to hero nya itu loh yang banyak banget dipakai dalam film yang tema seperti ini. Gak salah sih, tapi kebanyakan film racing dengan formula tersebut ceritanya mudah banget ditebak, makanya gw jarang terpesona dengan film bertema sport, termasuk balapan. Dan pada akhirnya, ketika gw iseng-iseng ngecek top 250 di imdb.com, gw terkejut ketika melihat film yang dirilis pada tahun kemarin ini mampu menyodok di posisi #130 dengan rating 8,3 dari hampir  100,000 voters, tentunya gw penasaran dong, apa yang membuat film seperti ini mampu meraih rating setinggi itu?
Dengan dibawah kemudi Ron Howard (A Beautiful Mind, film drama yang luar biasa, suatu saat akan gw review), Rush mampu mempesona gw selama hampir 120 menit. Film ini bukan film sport racing biasa, ada banyak unsur yang di masukkan Howard dalam Rush, seperti kehidupan sehari-hari si pembalap,persaingan yang sehat, dedikasi, ambisi, percintaan dan masih banyak lagi. Dan, Rush juga memiliki pesan kehidupan yang di aplikasikan dengan sangat asyik oleh Ron sehingga membuat Rush sangat enak diikuti walau film ini sendiri dibalut dengan tensi yang lumayan tinggi dan juga membuat para penonton nya ikut-ikutan tegang sebagaimana tegangnya Marlenne (Alexandra Maria Lara) melihat Niki, suaminya mengikuti olahraga yang memiliki resiko tinggi ini. Adegan balapannya? Jangan ditanya, udah gw sebutin di atas kalo sesuatu yang membuat kita tegang tersebut ya adegan balapannya. Dengan gaya sedikit dokumenter, Ron mampu mengolah adegan tersebut dengan baik bahkan terkesan indah, suara deru mobilnya juga berhasil membuat penonton menahan nafas seolah mereka berada langsung di dalam sirkuit.
Namun kekuatan utama dalam film ini adalah pengembangan karakternya yang dimainkan oleh Daniel Bruhl dan Chris Hemsworth. Untuk film sport, merupakan hal yang lumrah bahwa akan ada satu protagonis yang membuat kita mendukungnya untuk meraih kesuksesan setelah perjuangan yang diambil tidak lah mudah, namun, film ini merupakan pengecualian. Kedua karakter utama tidak ada yang sepenuhnya protagonis, namun juga sulit untuk mengatakan mereka antagonis. Hal ini juga gw temukan dalam film The Prestige. Walaupun sosok James Hunt merupakan pebalap yang bandel, playboy, dan kurang disiplin, namun dia tetap berdedikasi akan hal yang digelutinya. Dia tetap memberikan yang terbaik, tampil dengan 110% ketika memegan setir mobilnya, dan siap menghadapi resiko yang telah menunggunya. Sosoknya begitu mudah untuk kita sukai, dan itu berhasil diaplikasikan dengan cemerlang oleh Chris Hemsworth. Menurut gw, dengan film ini, Chris mampu membuktikan bahwa dia bukanlah aktor yang hanya menjual fisik (no offense Taylor Lutner), namun dia adalah aktor yang bisa berakting dengan meyakinkan, dan logat Inggrisnya itu loh yang membuat gw bertanya-tanya “do’i british ya??”.
Namun, tidak bermaksud mengecilkan peran Chris Hemsworth, penampilan terbaik ada pada Daniel Bruhl. Sejak awal, Daniel Bruhl dengan Niki Lauda-nya lah yang membuat gw menikmati dengan film ini, padahal karakternya kurang likeable loh, namun entah kenapa gw sangat bersimpati dengan karakter ini. Disiplin, terkesan ambisius, susah diajak berteman, semua itu berhasil diperankan oleh Daniel dengan brilian. Ya, Daniel berhasil mencuri perhatian gw, dialah scene stealer dalam film ini. Dia mampu membuat karakter yang terkadang tidak bisa kita sukai ini menjadi karakter yang mampu mengundang simpati, dan turut lebih mendukungnya ketimbang James Hunt (padahal James Hunt merupakan karakter utama *lol*). Momen terbaik Daniel ada pada paruh pertengahan film. Liat aja sendiri.
Oh ya, satu hal lagi yang membuat film ini begitu berkesan bagi gw, apalagi kalau bukan musiknya. Inilah salah satu faktor utama kenapa adegan balapannya begitu menegangkan. Buktikan sendiri, gw sampe beberapa kali bergumam ‘wow’ akan musik dalam film ini. Sehingga gw penasaran, siapa orang yang dibalik kehebatan musik dalam film Rush. Dan ternyata orangnya adalah orang yang sama di balik kemegahan musik trilogy The Dark Knight, Inception dan Man of Steel, yap, siapa lagi kalo bukan Hans Zimmer. Semakin mempertegas bahwa orang ini benar-benar seakan menjadi senjata utama juga dalam sebuah film. You never make me dissapoint, Hans!!
Jujur, gw bukanlah penggemar olahraga jet darat ini. Gw hanya tahu pembalap-pembalap F1 generasi sekerang, seperti Lewis Hamilton, Fernando Alonso, kalaupun ada pembalap tua yang gw kenal itupun hanya Michael Shumacher dan Mikka Hakinnen. Makanya gw sama sekali gak tahu tentang Niki Lauda dan James Hunt. Ketika memasuki epilog, kita akan diperlihatkan rupa mereka yang asli, dan gw takjub, bahwa Daniel Bruhl dan Chris Hemsworth sangat mirip dengan kedua legenda F1 itu, terutama Daniel Bruhl.. Tentunya hal itu merupakan nilai tambah untuk film ini sendiri. Adegan epilognya di narasikan oleh Niki Lauda yang asli, dengan ditampakkan cuplikan-cuplikan dari kedua legenda itu. Adegan yang memancing haru dan nostalgia bagi penggemar berat F1 yang mengetahui rivalitas keduanya. Gw aja yang gak tahu apa-apa masih bisa merasakan merinding kok.
 Lihat, mirip banget kan??
Kesimpulannya, Rush adalah salah satu film terbaik di tahun 2013. Inspiratif, cerdas, menawan, dan..ah.. terlalu banyak akan kehebatan film ini. Kekurangannya mungkin banyak adegan yang BB 18+, gak, bukan gw munafik, tapi gara-gara itu gw gak bisa nonton film ini dengan pacar gw (eh, tunggu, emang gw punya pacar *galau mode on). Dengan akting yang brilian dari Daniel Bruhl dan Chris Hemsworth (terutama Daniel), beserta jajaran supporting actor/actrees yang tidak mengecawakan, gambar yang apik, dan musik yang mempertebal ketegangan kita ketika adegan balapnya, Rush membuat tolak ukur, standar yang begitu tinggi untuk film-film sport racing. Sama seperti The Dark Knight yang merupakan film superhero terbaik sepanjang masa (atau salah satu film terbaik sepanjang masa) saat ini, Rush juga merupakan film sport racing yang terbaik yang pernah gw tonton..
8,5/10
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!