Sunday 26 July 2015

Untung gue sering nonton Meteor Garden- Ernest

Plot

Adegan dibuka dimana para komika berada di hutan belantara dan diburu oleh beberapa buaya ganas. Mereka pun harus bertahan dengan peralatan-peralatan yang telah disediakan.







Review

Telah gw nyatakan sebelumnya bahwa stand up comedy adalah salah satu sarana hiburan yang gw sukai. Seperti kata Pandji Pragiwaksono di dalam kesempatan stand up nya, stand up comedy adalah sarana hiburan alternatif yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia karena arah industri musik dan film Indonesia sedang berada dibawah titik nadir. Karena itu ketika film Comic 8 hadir pertama kali tahun 2014 antusias pun bermunculan sehingga Comic 8 pun menjadi film Indonesia terlaris di tahun tersebut. Namun sayang sekali, banyak yang menganggap bahwa Comic 8 gagal dalam menyampaikan humornya, dan tentunya penceritaan yang banyak plot hole.
Gw sendiri gak masalah dengan penceritaannya selagi humornya bisa gw terima, namun sayangnya pendapat orang banyak tersebut benar adanya, bahwa humor nya kebanyakan miss dibanding hit nya sehingga gw pun kurang terhibur dengan film yang digarap oleh Anggy Umbara ini (well,mungkin gw nya aja yang gak fokus gara-gara Nikita Mirzani, if you know what i mean). Walau begitu, kita harus mengakui bahwa  film yang memiliki budget 5 Milliar tersebut digarap dengan serius dan tidak asal-asalan, salah satu aspek yang harus kita apresiasi.
Meski seri pertama nya sedikit mengecewakan, gw masih menunggu sekuel nya tahun ini. Ya, gw masih berharap polesan Anggy Umbara yang pernah menggarap Mama Cake itu mampu membuat film Comic 8 yang lebih baik dari predesornya. Muncullah Comic 8: Casino King, dimana film ini dimodali dengan angka yang tidak main-main, yaitu 20 Milliar!! Sebuah nominal yang cukup fantastis untuk sebuah film Indonesia. Dan dilihat dari trailernya, kabar tersebut bukanlah hanya kabar burung saja, dimana kita bisa melihat efek buaya yang begitu halus untuk ukuran produksi film Indonesia, cukup membuat Casino King sangat layak untuk dinanti.
Pertama-tama, untuk dipuaskan oleh suatu film komedi, kita harus pintar-pintar untuk memasang ekspektasi. Karena Casino King bergenre komedi maka tidak berlebihan apabila kita mengharapkan humornya, dan aspek-aspek lain hanyalah bonus. Maka dari itu, ketika gw masuk ke ruang bioskop, gw hanya mengharapkan dihibur dengan humor yang ditawarkan, dan satu hal lagi, apakah bujet raksasa untuk film yang kembali dibintangi Pandji Pragiwaksono (one of my favorit comic) ini berhasil di manfaatkan dengan baik.
Casino King masih menggunakan para comic yang muncul di seri pertama. Tercatat hanyalah Mudy Taylor yang diganti perannya oleh Ge Pamungkas. Selebihnya masih sama, yaitu masih ada Ernest Prakasa, Babe Cabita, Fico Fachriza dll. Sedangkan pemeran non komika, Casino King menggaet Prisia Nasution, Donny Alamsyah, Sophia Latjuba dan si seksi Hannah Al Rasyid. Oh jangan lupakan juga para aktor laga kawakan yang juga diajak berkabung seperti George Rudy, Barry Prima dan Willy Dozen. Untuk para komika nya memang tidak ada yang spesial dalam berakting, tetapi kudos untuk Ernest Prakasa yang bisa menyeimbangkan akan kadar humor serta aktingnya. Ketika harus melontarkan humor dia berhasil, dan dalam urusan akting juga dia tidak mengecewakan. Dan untuk pemeran non komika nya, kudos untuk Anggy Umbara yang membuat karakter unik bagi para pemeran non komika sehingga mereka tidak tenggelam akan aspek humor, dan tentu saja Prisia Nasution yang menjadi scene stealer dengan logat Melayu Singapuranya  yang sangat meyakinkan.
Seperti yang gw jabarkan di paragraf pertama, untuk menikmati film komedi seperti Casino King, kita harus pintar-pintar menaruh ekspektasi. Maka, apabila kalian mengharapkan aspek humor nya, gw jamin kalian akan memilki kepuasan akan Casino King. Walaupun masih ada humor nya yang miss, tetapi di sekuel nya ini Anggy Umbara mampu menempatkan timing humor nya dengan baik. Anggy Umbara sepertinya telah menyadari bahwa penempatan humor sangatlah penting untuk sebuah film, hal yang mungkin belum dia sadari ketika menggarap seri pertama Comic 8. Salah satu contoh humor Casino King yang berhasil adalah ketika Ernest melakukan aksi slow mo dengan menembak para buaya yang mengelilinginya, dan komika keturunan Tionghoa ini pun mengakhirinya dengan one line yang sontak meledakkan para penonton. Dan Anggy pun pintar untuk memaksimalkan para komika nya yang begitu banyak untuk menyampaikan joke-joke mereka, baik lewat adegan maupun dengan adegan komika melakukan stand up, walau memang masih ada komika yang masih miss untuk menghantarkan leluconnya. Tetapi gw bisa simpulkan, bahwa humor yang ditawarkan Casino King berada di atas seri pertama Comic 8.
Lalu, bagaimana dengan cerita dan aspek-aspek yang lain? Seperti Comic 8 keluaran tahun lalu, Anggy Umbara masih memolesnya dengan gaya non linier sehingga buat para penonton yang belum terbiasa akan hal itu pasti akan kelelahan dengan gaya tersebut. Tetapi Anggy telah mengantisipasinya dengan memisah kan cerita dengan beberapa part untuk membantu penonton keluar dari kebingungannya. Dalam hal ini, menurut gw Anggy telah berhasil menggarapnya dengan rapi dan tidak membingungkan, masih ada plot hole tetapi hal tersebut tidaklah banyak seperti Comic 8 kemarin.  Anggy pun memasukkan beberapa unsur akan film-film action terkenal seperti The Raid dan The Hunger Games untuk dijadikan parodi.
Dalam segi teknis, Casino King menawarkan sesuatu yang fresh untuk film Indonesia. Mungkin di film ini lah kita baru pertama kali melihat buaya raksasa yang kelihatan begitu asli, yah memang masih ada dalam beberapa adegan buaya-buaya yang dihasilkan dengan efek visual tersebut terlihat palsu, tetapi sekali lagi, ini adalah film produksi Indonesia sehingga hal kecil tersebut masih bisa kita maklumi. Tidak hanya itu, di Casino King juga melibatkan beberapa ledakan-ledakan mobil yang disebabkan oleh Jet Tempur. Iya, Anda tidak salah baca. Jet Tempur!! Suatu keseruan yang cukup baru untuk film Indonesia.
Problem yang dimiliki Casino King masih sama seperti seri pertama, yaitu para komika nya yang masih belum luwes dalam hal berakting, tercatat hanya Ernest Prakasa, Ge Pamungkas yang menurut gw cukup memadai akan hal tersebut. Dan juga peran Temon disini sedikit useless bagi gw sehingga gw berpikir kalaupun tidak ada karakter Temon disini pun mungkin tidak akan menjadi masalah. Juga, karena Casino King ini masih part pertama, maka endingnya pun pastinya menggantung yang membuat para penonton di satu gedung kompak mengeluh “Hah, udahan nih?” Teaser Casino King part 2 yang diberikan di akhir film juga menurut gw sedikit kepanjangan. Tetapi dengan beberapa hal positif yang ditawarkan film Casino King, gw pun tidak bisa bilang tidak menunggu sekuelnya yang akan dirilis pada bulan Februari. (Dan ya, Hannah El Rasyid dan Prisia Nasution begitu seksi di film ini)

7/10

 

 

Tuesday 21 July 2015



"I am going to die surrounded by the biggest idiots in the galaxy."-Gamora


Plot

Peter Quill (Chris Pratt) atau menyebut dirinya Star-Lord adalah manusia keturunan Bumi yang “diculik” oleh sekelompok berandal yang bernama Ravagers di malam kematian sang ibu. 26 tahun kemudian, Peter singgah ke suatu planet bernama Morag untuk mengambil sebuah batu orb. Namun tidak lama setelah mendapatkan batu tersebut, Peter dihadang oleh bawahan Ronan (Lee Pace) yang diketuai oleh Korath (Djimon Honsou) yang juga mengincar batu yang sama, yang pada akhirnya Peter lolos. Ronan pun mengutus Gamora (Zoe Saldana) untuk merebut batu tersebut, sedangkan ketua Ravagers, Yondu (Michael Rooker), menetapkan harga buronan untuk Peter Quill.  Ketika Peter hendak menjual batu orb di ibu kota Nova Empire, Xandar, Peter di serang oleh Gamora dan Rocket (disuarakan oleh Bradley Cooper), rakun kecil hasil eksperimen serta temannya pohon manusia, Groot (disuarakan oleh Vin Diesel), yang ingin menangkap Peter Quill untuk mendapatkan uang buronan dari Peter Quill. Setelah terlibat perseteruan, mereka berempat ditangkap oleh Nova Corps dan ditahan di Kyln. Di dalam situlah mereka bertemu pria berperawakan besar yang bernama Drax (Dave Bautista) yang memiliki dendam mendalam terhadap Ronan yang telah membunuh keluarganya. Drax pun mencoba membunuh Gamora, namun, Peter Quill mencegah nya dan mengatakan bahwa Gamora bisa menjadi umpan yang bagus untuk Drax untuk memanggil Ronan dan membalaskan dendamnya. Peter Quill pun mengajak Gamora, Rocket, Drax dan Groot untuk bekerja sama dan kabur dari Kyln, tanpa menyadari bahwa mereka telah terlibat akan suatu permasalahan yang sangat besar.




Review

Guardians of the Galaxy merupakan film superhero adaptasi dari komik Marvel dan juga merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe yang terkenal itu. Dan jujur saja, diantara superhero-superhero Marvel yang lain seperti Spider-Man, X-Man, Hulk, bahkan Iron-Man, Guardians of the Galaxy (GOTG) jelas kalah kelas dalam hal popularitas. Dan tentunya dengan budget $ 170 Juta, GOTG menjadi seperti sebuah perjudian Marvel pada tahun 2014 kemarin.
Tentunya apabila membicarakan film-film superhero Marvel, Marvel memiliki trademark tersendiri, yaitu mampu membuat film nya sangat fun dan sangat asyik untuk diikuti tanpa kehilangan akan kualitas cerita dan story development. Spider-Man 2 dan Iron-Man merupakan contoh yang bagus akan apa yang telah gw ucapkan. Terutama Iron-Man yang menjadi sebuah kejutan pada tahun 2008. Bagaimana tidak, dengan satu film, Iron-Man mampu menjadi superhero kelas wahid, menyamai bahkan mengungguli kerabatnya yaitu Spider-Man, Captain America, Hulk dll. Bisa dilihat di poster The Avengers dimana Iron Man yang mendominasi poster tersebut. Tidak hanya itu, Iron-Man sukses dalam hal kritik serta pendapatan, dan tidak lupa, membuat peran Iron-Man menjadi iconic berkat akting luar biasa dari Robert Downey Jr. yang kembali membawanya menjadi aktor kelas wahid di ranah Hollywood. Nah apakah Marvel Studios kembali berhasil membuat Guardians of the Galaxy, yang notabene nya adalah superhero kelas C, sukses? Jawabannya: Yeah, Marvel did it again.
Tanpa ekspektasi yang tinggi, gw sangat terhibur dengan apa yang telah disajikan oleh James Gunn dkk. James Gunn berhasil membuat gw mengingat kembali betapa asyiknya menonton film superhero seperti sensasi pertama gw nonton Spider-Man di bioskop. James Gunn memanfaatkan trademark yang telah dibangun oleh Marvel yang gw sebutin tadi, ya, FUN. Sutradara yang pernah membuat Ellen Page menjadi Kick Ass KW ini pun memasukkan berbagai aspek yang membuat GOTG itu seperti tontonan yang sangat menghibur, seperti musik klasik tahun 70-80 an yang diputar sangat tepat sekali (gw masih ingat bagaimana gw tanpa sadar menggoyangkan kaki gw di bioskop ketika adegan Peter memutar lagu lewat headsetnya saat di planet Morag), lontaran-lontaran kalimat yang memiliki joke cerdas, serta tentunya karakter-karakter yang begitu mudahnya untuk kita sukai. Ya, berbicara karakternya, ini sangat menarik sekali. Guardians of the Galaxy adalah film superhero, tetapi 5 pemeran utamanya bisa dikatakan tidak memiliki jiwa tersebut pada awalnya. Peter Quill sendiri adalah seorang pencuri, Gamora merupakan bawahan dari Ronan serta anak angkat Thanos, Drax adalah seorang brandalan, sedangkan yang terakhir sang pencuri perhatian Rocket dan Groot adalah hasil eksperimen yang ingin mencari uang sebanyak-banyaknya. Namun lambat laun, mereka berlima menyadari bahwa keberadaan mereka dibutuhkan untuk mencegah rencana dari Ronan, dan kelima karakter utama ini berhasil mendapatkan perhatian dan simpati dari gw dan gw jelas sepenuhnya mendukung mereka. Dan kembali ke karakter, apabila diminta siapa karakter paling mencuri perhatian adalah Yondu yang diperankan sangat cemerlang oleh Michael Rooker. Karakter Yondu menurut gw adalah karakter antagonis yang sedikit bernuansa antihero. Mengapa? Walau pada suatu kesempatan seolah ingin menghabisi Peter Quill, tetapi ada suatu adegan dimana Yondu sedikit menaruh perhatian terhadap Peter yang telah diculiknya semenjak kecil. Ya, bisa dibilang Yondu mungkin memang memiliki rasa sayang terhadap Peter dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri secara pribadi, terlihat di scene akhir nya. Itulah karakter Yondu sangat mencuri perhatian.


This man is pretty cool..!

James Gunn benar-benar layak menjadi kunci kesuksesan akan GOTG, walaupun naskahnya yang dia tulis bersama Nicole Perlman termasuk standar, tetapi mereka berdua meramunya dengan cara mengeluarkan dialog-dialog serta interaksi antar karakter luar biasa menarik untuk diikuti. James Gunn juga secara tepat menempatkan unsur komedinya sehingga jarang bahkan tidak ada komedi yang miss. Namun apalah artinya naskah yang baik apabila tanpa aktor dan aktris yang baik pula.
Untungnya  GOTG memiliki hal itu. Gw baru di film ini berkenalan dengan Chris Pratt, dan juga Zoe Saldana, tetapi mereka mengejutkan gw, terutama Chris Pratt. Jujur saja, sebelum menonton GOYG, diantara kelima karakter utama nya, karakter Peter Quill lah yang merupakan karakter menurut gw akan sulit untuk disukai. Mengapa? Karena Peter Quill adalah orang “normal” di antara keunikan karakter lainnya sehingga gw mengira karakter nya akan tenggelam, tetapi, BOOM!! Gw salah. Gw bahkan sangat menyukai karakter dari Peter Quill. Tentunya sangat mengasyikkan melihat aktor tampan, berkharisma, menghadirkan sisi yang gila dan juga sedikit bodoh di layar lebar (itulah mengapa gw sangat mengagumi dan respect terhadap Leonardo DiCaprio). Dengan ciri khas seperti itulah Peter Quill mampu mencuri perhatian gw semenjak pertama kali tampil. Tentunya keempat karakter yang lain juga memiliki ciri khas masing-masing, seperti Drax yang dari penampilan paling seram dan menakutkan, tetapi siapa sangka bila Drax orang yang polos serta sedikit bodoh. Merupakan suatu kejutan melihat Dave Bautista yang dikenal sebagai pegulat WWE itu mampu membawakan perannya dengan sangat baik. Lalu siapa sangka juga bahwa sosok kecil seperti Rocket memiliki sikap seenaknya dan paling “kejam” dan tega di antara mereka yang berhasil disuarakan dengan gemilang oleh Bradley Cooper, dan pastinya Groot yang hampir sepanjang film hanya bisa bicara “I am Groot”, tapi jangan salah, justru Groot lah yang paling memiliki sifat manusiawi di antara mereka (damn you, James and Nicole!!) . Mungkin karakter Gamora lah yang sedikit normal, tetapi bukan berarti Gamora tidak memiliki momen tersendiri.
Lalu, apakah GOTG yang memiliki humor berkelas lalu kehilangan sentuhan akan unsur actionnya? Jelas saja tidak. James Gunn berhasil memanfaatkan luasnya akan galaksi sehingga kita bisa melihat akan pesawat luar angkasa yang saling kejar, indahnya langit galaksi juga kita bisa lihat disini, dan juga pertempuran antar pesawat luar angkasanya sehingga tidak usah meragukan aspek visualnya dan juga jalinan aksinya.
Apabila berbicara kekurangan, mungkin terletak pada villain nya yang entah mengapa sedikit kurang intimidatif dan seolah tenggelam apabila dibandingkan dengan karakter lainnya. Karakter Ronan dan Nebula tentu saja kalah telak apabila dibandingkan dengan karakter lainnya, termasuk karakter sedikit minor seperti Yondu. Itulah mengapa di setiap adegan actionnya gw sama sekali gak merasakan ketegangan sedikitpun. Bukan karena adegan actionnya tidak di garap dengan baik ataupun gw gak simpati terhadap karakter-karakter utamanya, melainkan karena itu tadi, villainnya sama sekali gak intimidatif. Tapi meski begitu, kekurangan minor tersebut tidak membuat GOTG menjadi film yang jelek tentu saja, karena kelebihan-kelebihan lainnya mampu menutup hal tersebut.
Akhir kata, Guardians of the Galaxy adalah sebuah kejutan yang sangat menyenangkan. Walau aneh dan sedikit standar dalam hal naskah, namun James Gunn mampu membingkai film ini dengan aspek-aspek lainnya yang membuat GOTG sangat menarik dan mengasyikkan untuk diikuti. And hell yeah, One of the best superhero movies of all time!!

8/10
(minor SPOILER)
Favorite Scene: Ketika Yondu beraksi untuk pertama kali.. Awesome!!

 
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!