Tuesday 29 April 2014







"God doesn't make the world this way. We do."- Rorschach

Plot


Adegan dibuka dimana Edward Blake (Jeffrey Dean Morgan) tewas dilempar jatuh oleh seseorang dari apartemennya. Edward Blake bukanlah orang biasa, dia adalah salah satu anggota dari superhero bernama Watchmen. Watchmen adalah sekumpulan orang yang memiliki keahlian dan memakai kostum khusus untuk membantu negeri Amerika ketika negara tersebut perang. Watchmen terdiri dari Dr. Manhattan/Jon Osterman (Billy Crudup), Rorschach/Walter Kovacs (Jackie Earle Haley), Silk Spectre II/Laurie Juspeczyk (Malin Akerman), Nite Owl II/Dan Dreiberg (Patrick Wilson), Ozymandias/Adrian Veidt (Matthew Goode) dan Edward Blake sendiri yang memiliki alias Comedian.. Mereka melakukan apapun demi kedamaian negeri serta dunia. Kemudian, kematian Comedian dicurigai oleh Rorshach sebagai awal dari pembantaian akan seluruh anggota Watchmen. Sementara itu, dua negara superpower Amerika Serikat dan Uni Soviet sedang terlibat dalam perang dingin di tahun 80an. Perang Nuklir pun seakan menunggu waktu dan Perang Dunia ke III pun akan muncul.





Review


Menganggap Trilogy The Dark Knight merupakan film bertemakan superhero yang sangat kelam? Maka kalian belum mencoba film ini. Film yang diadaptasi dari novel grafis 12 jilid dengan judul yang sama yang ditulis oleh Alan Moore ini sangatlah kelam serta bernuansa gelap yang gw sendiri bahkan cukup terkejut dengan hal tersebut. Tidak hanya kelam, konten-konten yang terdapat di film ini sendiri sangat lah tidak pantas untuk di saksikan oleh kaum yang belum menyentuh umur 17 atau bahkan 20 tahun! Brutal, sadis, penuh darah, frontal nude and sex scene. Makanya, bila kalian ingin menonton film ini, sebaiknya tonton sendiri dan jangan libatkan anak kecil. I warn you!

Watchmen jelas bukanlah film yang mudah untuk diikuti. Selain durasi nya yang menyentuh angka 180 menit, Film ini juga memiliki tema yang cukup berat untuk ukuran film superhero. Kritik dan satir politik serta sosial merupakan salah satu fondasi cerita dari film. Alur yang diambil juga non linear yang sanggup untuk membingungkanmu di awal-awal film bila kalian tidak memperhatikan dengan seksama. Tema cukup berat, alur non linear yang disajikan dengan tempo lambat ini cukup berpotensi untuk membuatmu bosan atau bahkan tidur ketika kalian menonton film ini. Tapi bila kalian cukup bersabar, maka kalian akan mendapatkan sebuah pertunjukan yang luar biasa dan sangat tidak terlupakan.
Dan bahkan menurut gw, predikat sebagai film superhero untuk film ini pun sedikit kurang tepat bagi gw. Alasannya, hanya satu anggota yang memiliki kekuatan super, yaitu Dr. Manhattan, selebihnya hanyalah memiliki teknik bela diri yang di atas rata-rata. Ya, mungkin ada Adrian yang memiliki otak jenius dan dianggap sebagai manusia terpintar di bumi saat itu. Kemudian, kepribadian mereka pun sangat jauh untuk dibilang karakter putih. Karena masing-masing anggota memiliki sifat yang buruk serta masa lalu yang pahit dan tidak mengenakkan. Ambil contoh Comedian yang seenaknya memukuli anggota unjuk rasa, dan juga memperkosa ibu dari Laurie yaitu Silk Spectre generasi pertama (Carla Cugino). Sangat jauh dari kesan sebagai superhero bukan? Tapi bagi gw, itu merupakan salah satu keunggulan dari film ini. Tidak hanya Comedian, tetapi hampir seluruh anggota Watchmen diperlihatkan masa lalu kelam serta sifatnya yang 'hitam' sehingga memberikan kesan bahwa mereka menjadi anggota Watchmen bukanlah pilihan, tapi sebuah tanggung jawab yang kebetulan dibebankan kepada mereka.

Watchmen juga menyajikan sebuah sajian fighting scene yang cukup brutal namun juga seru. Lihat saja opening nya yang telah menawarkan sebuah fighting tangan kosong yang seru, thrilling dan juga brutal. Visual effect yang memanjakan mata, serta slow motion yang menjadi ciri khas dari sang sutradara Zack Snyder pun juga turut membingkai film ini dan membuatnya semakin enak untuk dinikmati.

 Dan salah satu kelebihan film ini juga adalah karakter-karakter nya yang kompleks dan tidak ada yang benar-benar putih. Gw sendiri pribadi sangat menyukai karakter Rorschach. Besar dengan masa lalu yang menyakitkan, Rorschach menjadi karakter yang tidak akan kompromi dengan keputusan serta idealisme yang telah ia tanam. Benar-benar pria sejati yang memegang teguh apa yang telah ia ucapkan walau taruhannya adalah nyawa. Karakter keren ini berhasil diperankan dengan baik oleh Jackie Earle Haley. Baik menggunakan topeng atau tidak, Jackie berhasil memerankan karakter Rorschach yang kompleks tersebut dengan spektakuler dan tak mudah untuk dilupakan. Bisa dibilang, karakter yang dimainkannya merupakan nyawa dari film ini.

Pemeran-pemeran yang lain juga tidak mengecewakan, walau memang sedikit tenggelam dengan kegemilangan Jackie dengan Rorchach nya. Untuk penonton pria, mungkin akan sangat terhibur dengan performa total dari Malin Akerman.. She's so hot bro!!
Pada akhirnya, Watchmen adalah salah satu film terkelam yang gw tonton. Kekelaman yang berada jauh di atas The Dark Knight, namun tentu saja tidak untuk kualitas film seutuhnya :p

8/10

 

Wednesday 16 April 2014





Did you see his face?- Park Doo-Man

Plot


Adegan dibuka dimana Detective lokal Park Doo-Man (Song Kang-Ho) melihat mayat perempuan muda. Kejadian tersebut bukanlah untuk yang pertama kali di Gyeonggi Korea Selatan tersebut karena kejadian itu adalah bagian dari pembunuhan serta pemerkosaan berantai. Pada awalnya kasus ini akan diserahkan kepada Park Doo-Man serta asistennya yaitu Detective Cho Yong-koo (Kim Roe-Ha), namun sikap mereka yang brutal serta sering seenaknya membuat kasus berat tersebut malah menemukan jalan buntu. Hal tersebut membuat kepolisian merasa membutuhkan jasa detektif dari kota besar. Dipanggilah Detectif Seo Tae-yoon (Kim Sang-kyung) yang memiliki karakter berbeda dari Doo-Man. Seo Tae-Yoon lebih tenang dan lebih cerdas serta berpengalaman dibanding Doo-Man. Namun jasa Seo Tae-Yoon ternyata tidak membuat kasus rumit ini lebih cerah, malah kasus tersebut bertambah sulit dan menemukan jalan buntu karena sang pelaku pembunuhan berantai sangat lihai melakukan 'pekerjaannya' dan hampir tidak meninggalkan bukti ketika sedang beraksi. Yang dapat dibaca dari kejadian itu hanyalah korban memiliki kebiasaan membunuh ketika hujan, dan korban-korban memakai baju merah. Kehebatan pelaku inilah yang membuat para detektif kita semakin depresi dan cenderung frustasi.





Review


Film bergenre crime misteri merupakan salah satu genre film favorit gw. Ya, semenjak gw menonton The Bone Collector yang dibintangi Denzel Washington dan Angelina Jolie, gw menggilai film-film yang berbau misteri. Sampai saat ini film bergenre misteri yang mengambil pendekatan investigasi favorit gw adalah Se7en. Menurut gw, Se7en karya dari David Fincher merupakan contoh ideal bagaimana film bergenre crime misteri itu dibuat. Se7en menghadirkan cerita yang solid, serta misteri yang akan membuatmu penasaran setengah mati sehingga kalian akan tetap menancapkan pantat kalian untuk menikmati 'hidangan' yang ada sampai selesai.

Gw tertarik dengan Memories of Murder disebabkan banyak pihak yang mengatakan bahwa film ini merupakan film thriller terbaik di negeri ginseng Korea Selatan. Tentunya gw penasaran bagaimana bisa pihak tersebut mengatakan demikian? 

Memories of Murder (yang memiliki judul asli Sarinui Chueok) memiliki alur lambat pada awalnya untuk mengenalkan kita pada karakter-karakter utamanya. Tenang, hal tersebut tidak akan membuatmu bosan karena sang Sutradara Bong Joon-ho mampu membingkai alur lambat tersebut dengan jalinan misteri serta konfli yang benar-benar menarik dan enak diikuti, belum lagi Joon-Ho juga menyisipkan komedi yang banyak dikeluarkan dari karakter Park Doo-Man. Barulah ketika film telah menginjak durasi pertengahan, tensi pun meninggi dan kita pun sebagai penonton akan tambah penasaran dengan misteri yang ada. Oh, dan satu lagi, unsur yang biasa dan harus ada disajikan oleh drama misteri/thriller, yaitu twist berlapis yang akan siap mengejutkanmu.

Dari segi teknis juga Memories of Murder memiliki kualitas yang jempolan, baik dari segi sinematografi, serta kostum-kostumnya yang benar-benar menggambarkan tahun 80'an. Memories of Murder memang sedikit hening dan sunyi akan sound music, tapi hal tersebut akan dihadirkan pada saat yang tepat, seperti ketika ada adegan kejar-kejaran yang intens antara ketiga detektif kita dan tersangka dan jangan lupakan backsound ketika adegan genting di akhir cerita.

Dari departemen akting juga Memories of Murder sangat memuaskan, terutama dari karakter Park Doo-Man yang diperankan sangat cemerlang oleh Song Kang-Ho. Pada awalnya dia hanyalah detektif yang payah serta terkesan tidak mengambil pusing dengan kasus ini. Namun Park Doo-Man menjadi karakter yang serius serta bersungguh-sungguh akan pekerjaannya. Dan transformasi tersebut mampu diaplikasikan dengan cemerlang oleh Kang-Ho. Kang-Ho juga mampu memperlihatkan performa akting yang jempolan ketika dia harus memainkan peran komedi, dan juga peran depresif. Lihatlah ekspresi muka nya ketika dia depresif, jempolan!!

Kim Sang-kyung yang memerankan Seo Tae-yoon juga tidak kalah hebatnya. Awalnya dia adalah polisi yang tenang dan percaya akan prosedur polisi, tapi disebabkan oleh kasus yang semakin sulit karakter Tae-Yoon pun menjadi tidak sabaran dan cenderung frustrasi, perubahan karakter tersebut mampu diperankan dengan cemerlang oleh Sang-Kyung. Adegan akhir di rel kereta api pun menjadi memorable berkat aktingnya.

Pada akhirnya, gw setuju apabila Memories of Murder adalah film drama misteri yang memiliki kualitas yang jempolan dan salah satu yang terbaik di genrenya, namun tetap, bagi gw film Korea Selatan yang terbaik adalah Oldboy..:p

8,2/10

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!