"I'm not trying to change your mind. It's just that... we're talking about somebody's life here. We can't decide it in five minutes. Supposing we're wrong?"- Juror #8
Plot
Pada sebuah kasus pembunuhan tingkat pertama dengan terdakwa seorang anak 18-tahun, dua belas pria yang bertindak sebagai juri harus memutuskan dengan suara bulat apakah anak tersebut bersalah atau tidak. Pada awalnya, kasus tersebut tampak gamblang dan seluruh bukti-bukti yang ada memberatkan sang terdakwa. Ketika dilakukan voting untuk memutuskan apakah sang terdakwa bersalah, sebelas orang mengangkat tangannya – yakin bahwa terdakwa sepenuhnya bersalah, namun satu orang (juri #8 – diperankan Henry Fonda) tidak mampu mengangkat tangannya karena masih meragukan apakah anak tersebut benar-benar bersalah atau tidak. Ceritapun bergulir menjelaskan bahwa bukti-bukti yang tampak gamblang itu rupanya tidak segamblang yang mereka kira sebelumnya...
Review
Bayangkan, film ini hanya mengambil set hampir keseluruhan adegan hanya di dalam ruangan, berisikan meja,kursi,kipas angin, dan 12 orang pria dewasa yang saling bertukar argumen untuk menentukan nasib seorang remaja yang dituduh membunuh ayah kandungnya sendiri. Gw jamin, lo bakal menganggap film ini membosankan dan lo akan bilang kalo film ini tidak akan mampu menghibur lo, tenang, lo gak sendiri, gw juga awalnya menduga begitu. Padahal gw udah periksa ke imdb.com dan rating film ini mampu mencapai 8,9!! Tentunya bukan film sembarangan dong sampe dapat angka segitu di imdb.com.. Namun gw tetap aja belum tertarik untuk nonton film ini. Sampe akhirnya semalam gw menyusun mood gw dan bertekad untuk menonton film ini. Dan hasilnya......
THIS MOVIE IS AWESWOOOOOOMEEEE!!!! Gila, takjub banget gw dengan film ini, gw seakan merasa ikut berada disana, beradu argumen ama mereka, merasakan semua emosi dan perang urat syaraf yang terjadi dalam layar hitam putih ini, dan juga ikut berkeringat, entah karena kepanasan atau tegang dengan suasana yang ada. Entah kenapa, mata gw betah banget melihat mereka saling beradu argumen sehingga otak gw menyuruh pantat gw untuk tetap diam dan menikmati pertunjukan yang ada. Sebuah momen yang sangat berkesan mengingat film ini cuma diisi dengan dialog-dialog panjang yang cukup berpotensi membuat kita ngantuk dan bosan. Perlu diingat, gw nontonnya pada jam 2 dini hari!
Ini semua berkat kerja keras hasil tangan dingin sutradara Sydney Lumet, sang sutradara dan sang penulis naskah Reginald Rose. Sang Sutradara mampu membuat alur cerita film ini dengan rapi, dan membuat tensi nya memanas dan mendingin dalam waktu yang tepat banget. Disaat kita yang juga ikut memanas dengan adu debat mereka, sang sutradara dengan cemerlangnya menurunkan tensi seolah mengajak kita untuk beristirahat sejenak dan mengambil nafas, dan kemudian kita akan diajak kembali untuk ikut berdebat. Sydney Lumet juga dengan pintarnya mampu membangun karakterisasi setiap juri dan menyimpan kejutan-kejutan yang sanggup merubah pendapat para juri,dan tentunya kita sebagai penonton.Dan inilah kekuatan utama film yang dirilis pada tahun 1957 ini, yap, apalagi kalau bukan balutan naskahnya.
Dialog-dialog dalam film ini sudah barang tentu sangat cerdas. Naskah dialog yang cerdas inilah salah satu faktor utama untuk gw buat bertahan untuk menonton film ini ampe kelar. Gw udah bisa nebak ceritanya akan berakhir gimana, namun sebuah proses untuk menjelang akhir film itulah yang membuat gw betah, dan itu berkat dialog-dialog yang dikeluarkan para juri itulah yang mempercantik setiap menit film ini. Quote-quote memorable banyak banget bertebaran dalam film ini, salah satu contohnya ya quote diatas yang gw ambil. Itu aja udah cukup jadi bukti kan?
Yang patut diapresiasi dalam film ini adalah para pemerannya. Iya, 12 juri dalam film ini bermain dengan luar biasa. Para juror disini memiliki watak dan kepribadian berbeda. Ada yang plinplan, bijaksana, tenang serta yang emosian. Dan tentunya kredit poin harus gw kasih ke juror #8 yaitu Henry Fonda. Gak kebayang gw bisa apa gak untuk mempertahankan argumen minoritas gw, walaupun gw yakin akan pendapat gw, namun sudah menjadi hal yang sangat sulit untuk mempertahankan pendapat kita tersebut, apalagi kita hanya sendiri. Nah disinilah kehebatan seorang Henry Fonda. Dengan suara yang berwibawa, perawakan yang tegas namun mampu berpikiran jernih, Henry Fonda dengan gemilangnya mampu meyakinkan para juri dan juga kita dengan cara brilian dan elegan. Selain Henry Fonda, gw juga kagum sama akting dari juror #3 yang diperankan oleh Lee J. Cobb, karakter dia disini yang paling ngeselin, tapi gw kagum aja sama ekspresi dia ketika marah, sehingga gw juga ikut turut merasakan kekesalannya dalam film ini dan adegan terakhir pun mau gak mau juga gw turut bersimpati sama dia.
Kesimpulannya, sama kayak The Dark Knight, film ini harus kalian tonton kalo kalian ngakunya moviefreak, gw jamin, lo gak akan nyesel kok. Dan film ini juga memberikan kita pelajaran, kalo sebuah keputusan yang besar harus dipikirkan lagi dengan hati yang dingin dan kepala yang jernih, apalagi suatu hal tersebut berhubungan dengan nyawa seseorang.
9/10
Directed by Sidney Lumet ;
Produced by Henry Fonda, Reginald Rose ;
Written by Reginald Rose;
Starring Henry Fonda, Lee J. Cobb, E. G. Marshall, Martin Balsam, Jack Warden, John Fiedler, Jack Klugman, Edward Binns, Joseph Sweeney, Ed Begley, George Voskovec, Robert Webber
Release date(s) April 13, 1957 (1957-04-13) ;
Running time 96 minutes ;
Country United States ;
Language English ;
Budget $340,000 ;
Box office $1,000,000 (US rentals)
0 komentar:
Post a Comment