Sunday 2 October 2016



"I don't like bullies"-Bob Stone

Plot

Robbie Wheirdicht (Dwayne Johnson) merupakan orang yang memiliki masa SMA yang tidak mengenakkan. Dengan fisik yang lebar, dia menjadi bahan bullian para teman-temannya. Puncaknya ketika ia dilempar dalam keadaan telanjang di tengah lapangan basket ketika Calvin Joyner (Kevin Hart) sedang berpidato.  Calvin sendiri adalah siswa yang menjadi kebanggan sekolah, Dia hebat dalam berbagai bidang seperti drama, dan olahraga. Calvin sendiri tidak tega melihat keadaan Robbie sehingga memberikan jaket nya ke Robbie. Fast forward 20 tahun mendatang, Calvin yang dijuluki "The Golden Jet" semasa SMA tidak mendapatkan kehidupan yang diimpikannya. Dia memiliki pekerjaan yang dibencinya, hubungan nya dengan istrinya, Maggie (Danielle Nicolet) cenderung datar dan juniornya dalam kantor mendapatkan promosi pekerjaan mendahuluinya. Dalam keadaan hampa tersebut, Robbie yang mengganti nama menjadi Bob Stone menghubungi Calvin dan mengajak Calvin ketemu. Dengan tampilan fisik yang berbeda, Calvin tentu sangat terkejut dengan perubahan yang dialambi Bob. Bob sendiri memiliki pekerjaan agen CIA dan tengah diburu oleh organisasi tersebut karena diduga telah membunuh rekan kerjanya, Phil (Aaron Paul). Masalah yang tengah dihadapi Bob tentu membuat Calvin ikut terseret dan tidak tahu mana yang ia harus percayai.





Review


Franchise Lethal Weapon, Trilogy Rush Hour serta dwilogi favorit gw yang membuat gw ngefans sama Will Smith, Bad Boys merupakan contoh buddy cop movie yang berhasil. Sebenarnya film berjenis seperti ini tidak harus memiliki naskah yang cerdas serta plot yang rumit. Cukup temukan dua aktor yang memiliki chemistry alami sehingga mampu menciptakan komedi yang mampu membuat tertawa, maka bagi gw film tersebut telah berhasil. Masalah teknis atau narasi, bisa gw maafkan karena pada dasarnya inti dari film buddy cop adalah komedi dan komedi menawarkan hiburan, bukan keseriusan. Maka, walau plot dari Central Intelligence sangat predictable serta adegan aksinya biasa saja, gw bisa memaafkan karena sebagian humor yang ditawarkan mampu membuat gw terhibur walau tidak terlalu memorable juga.

Kasus bully yang masih saja terjadi di berbagai negara tentu nya sangat meresahkan. Gw sendiri merupakan salah satu orang yang sangat concern sama tindakan bullying. Bagi gw, pelaku bullying itu sama nistanya dengan pemerkosa. Film yang disutradarai Rawson Marshall Turber ini mencoba mengangkat tema tersebut. Adegan awalnya saja kita diperlihatkan bagaimana karakter Robby yang gemuk (sulit percaya bila orang itu adalah Dwayne Johnson sendiri dengan bantuan fat suit) dipermalukan di hadapan orang banyak. Tawa yang keluar dari penonton ketika melihatnya dipermalukan itu sangat menyesakkan untuk dilihat. Karena itulah, keterikatan gw dengan karakter Robby pun telah terikat di adegan tersebut. Kebaikan yang ditunjukkan oleh Calvin walau kecil tapi telah menunjukkan bahwa karakter ini memiliki kebaikan hati.

Selain keunikan tema tersebut (untuk film buddy cop), keunikan film ini yang lainnya adalah kita diajak untuk menebak siapa sebenarnya karakter Bobby Stone ini. Apakah memang dirinya dijebak, atau memang yang dikatakan CIA benar, kita sebagai penonton tidak tahu dan berada di posisi yang sama dengan Calvin. Keputusan tepat untuk menyimpan twist ini di akhir film sehingga walau bisa diprediksi namun misteri tersebut cukup untuk membuat gw terikat dan tetap menarik untuk mengikuti. Masalah humornya cukup berhasil. Memang ada yang miss, tetapi gw cukup menikmati walau ada beberapa referensi yang tidak gw ketahui.  Humornya berhasil tentu saja merupakan hasil dari chemistry antara Dwayne Johnson dan Kevin Hart.

Dwayne Johnson berhasil menjadi bintangnya disini. Seperti biasa Johnson memerankan karakter yang charming, berkharisma dan jangan ragukan lagi ketika dia melakukan adegan aksi. Tetapi yang stand out dari penampilannya di film ini adalah bagaimana ia berhasil memerankan karakter Bob Stone yang memiliki masa remaja yang kelam. Walau dalam kondisi fisik ia telah terlihat kuat dan berotot, tetapi Bob tetaplah merupakan korban dari bullying dan itu terlihat setiap kali Bob berinteraksi dengan Calvin. Sebuah keputusan yang tepat untuk tidak membuat karakter Bob menjadi karakter yang totally badass dan telah melupakan masa lalunya. Kevin Hart sendiri sudah cukup berhasil menjadi karakter yang "ramai" setiap ada kejadian. Tidak mencapai level Will Smith dan Martin Lawrence, tetapi Johnson dan Hart berhasil melontarkan joke-joke nya ketika berinteraksi. 

Tetapi tetap saja Central Intelligence adalah sajian yang klise dan predictable. Tidak hanya itu, dalam narasinya terdapat beberapa plot yang cukup mengganggu bila kita perhatikan secara seksama. Namun, sekali lagi ini adalah sajian komedi, jadi jangan terlalu memperhatikan plot nya atau mempermasalahkan terlalu mendetil. Biarkan sang dua bintang utama menghiburmu dan kalian duduk saja tenang di tempat kalian.

Central Intelligence memang bukanlah film yang membuat kalian akan membicarakannya ketika filmnya selesai, tetapi sebagai hiburan, Centeral Intelligence cukup layak untuk dinikmati. Dengan sedikit mengangkat tema bully (dan cukup berhasil) serta misteri yang bergerak dalam ceritanya, Central Intelligence tetap lah sajian buddy cop yang menghibur walau memang harus diakui sangat predictable dan terdapat banyak lubang dalam narasinya. Oh, ada Mellisa McCarthy juga disini sebagai cameo.

7/10

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!