Friday 23 May 2014



I just want to apologize to Mike's mom, Josh's mom, and my mom. And I'm sorry to everyone. I was very naive. I am so so sorry for everything that has happened. Because in spite of what Mike says now, it is my fault. Because it was my project and I insisted. I insisted on everything. I insisted that we weren't lost. I insisted that we keep going. I insisted that we walk south. Everything had to be my way. And this is where we've ended up and it's all because of me that we're here now - hungry, cold, and hunted. I love you mom, dad. I am so sorry. What is that? I'm scared to close my eyes, I'm scared to open them! We're gonna die out here!-Heather Donahue


Plot

Pada tahun 1994, 3 Pelajar yang terdiri dari Heather Donahue, Michael Williams, dan Joshua Leonard berkeinginan untuk membuat film dokumenter tentang 'mitos' Blair Witch di daerah Burkitsville. Mereka pun memiliki rencana untuk menelusuri serta berkemah di hutan Burkitsville yang konon katanya legenda Blair Witch terjadi di hutan tersebut. Setelah mereka mengadakan interview dengan penduduk sekitar, akhirnya rencana pun dijalankan. Mererka nekat masuk ke hutan yang memiliki sejarah menyeramkan tersebut dan tidak peduli dengan konsekuensi yang akan mereka dapatkan.





Review

Belakangan ini gw kembali tertarik untuk menikmati film-film yang menggunakan teknik mockumentary atau juga sering disebut found footage. Film mockumentary yang pertama kali gw nikmatin adalah Cloverfield yang cukup terkenal tersebut, dan gw cukup suka dengan film tersebut, walau gw mengeluhkan akan shaky camera nya yang cukup mengganggu. Dulu gw sempat mengira bahwa Cloverfield lah yang menjadi pelopor akan film-film seperti ini, tapi ketika gw mencari-cari di internet, gw baru tahu bahwa The Blair Witch Project(TBWP) lah yang membuat film mockumentary kembali digandrungi dan memiliki fanbase tersendiri. Kesuksesan luar biasa film ini menginspirasi sutradara-sutradara film untuk mengekor TBWP sehingga jangan heran kalau film-film Mocku sekarang banyak menggunakan formula-formula yang ada di TBWP, liat saja Keramat, [REC], dan film-film Mocku yang lain.

TBWP merupakan fenomena di masanya, dan memiliki banyak pengikut. TBWP juga menjadi salah satu bukti bahwa film yang memiliki low budget bisa mendapatkan kesuksesan yang luar biasa, dimana budget film ini hanyalah $60,000, dan mendapatkan penghasilan lebih dari $250 juta!! Menariknya, walau TBWP mengambil genre mystery-horror, dalam film ini sama sekali tidak ada penampakan-penampakan yang seperti film horror lainnya. Salah satu faktor yang menurut gw menarik serta rawan. Karena, di satu sisi sangat menarik untuk ditunggu, sebuah film horror tanpa penampakan-penampakan itu sangat jarang sehingga bagi gw itu cukup menarik, tapi di sisi lain, tidak dipungkiri bahwa penikmat film horror sangat menantikan sebuah penampakan-penampakan yang mampu memompa jantung mereka untuk berdetak lebih kencang. Lalu, bagaimana sang sutradara Daniel Myrick serta Eduardo Sanchez meneror penontonnya?

Menurut gw, Sang sutradara mengambil jalan yang berbeda untuk tetap bisa meneror penontonnya, yaitu dengan memainkan psikis para pemainnya serta menjadikan rasa takut ketiga artis kita tersebut sebagai teror tersendiri. Lihatlah bagaimana awalnya mereka begitu semangat, begitu berani serta masih terlihat kompak, mulai mengalami degradasi akan keyakinan serta kepercayaan akan teman masing-masing. Lelah, keberanian yang mulai luntur, serta rasa lapar yang menyiksa mereka membuat penonton, khususnya gw juga ikut merasakan apa yang mereka alami. Suasana hutan Burkitsville juga sudah barang tentu menambah kadar ketegangan kita sebagai penonton, ditambah dengan suara-suara misterius yang entah dari mana dan penemuan-penemuan yang membuat kita semakin penasaran dengan misteri yang ditawarkan film ini. Walau yang ditawarkan kedua sutradara tersebut bisa dibilang minimalis, tetapi efeknya tetap maksimal dan masih mampu membuat kita merasa diteror. Itu membuktikan bahwa film horor tetap bisa membawa kita ke dalam jurang ketakutan tanpa adanya penampakan-penampakan sekalipun. 

Artis yang bermain di film ini sengaja tetap menggunakan nama aslinya sehingga menambah kesan real yang ada. Percaya atau tidak, gw sampai nyari-nyari info di internet apakah film ini memang nyata atau fiksi. Bukti bahwa TBWP berhasil untuk membuat film yang begitu realistis. Akting dari ketiga artis kita juga tidak bisa dianggap remeh, terutama Heather Donahue. Dia benar-benar bintang nya dalam film ini sehingga gw gak ragu apabila gw menganggap Heather Donahue adalah ratu untuk film bergenre Mockumentary. Aktingnya benar-benar natural, tidak berlebihan, dan mampu menyampaikan ekspresi ketakutan, frustasi, kelelahan, dan lain-lain dengan cemerlang. Hebatnya lagi, dia tetap berakting brilian walau kita hanya mendengar suaranya. Bagian akhir ceritanya begitu mencekam ya salah satu faktor nya adalah teriakan-teriakan dari Heather. 4 jempol untuk Heather Donahue. Dan siapa pula yang bisa melupakan adegan permintaan maaf Heather yang begitu terkenal?

Pada akhirnya, gw mengerti mengapa TBWP mampu menjadi panutan serta memiliki penggemar yang cukup banyak. Cukup mengherankan mengapa film ini mendapatkan rating yang cukup rendah di IMDB.COM.. Mungkin TBWP bukanlah film horor terseram, tetapi TBWP jelas merupakan salah satu yang terbaik di genrenya..

8,2/10

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!