Untung gue sering nonton Meteor Garden- Ernest
Plot
Adegan dibuka dimana para komika berada di hutan belantara
dan diburu oleh beberapa buaya ganas. Mereka pun harus bertahan dengan
peralatan-peralatan yang telah disediakan.
Review
Telah gw nyatakan sebelumnya bahwa stand up comedy adalah
salah satu sarana hiburan yang gw sukai. Seperti kata Pandji Pragiwaksono di
dalam kesempatan stand up nya, stand up comedy adalah sarana hiburan alternatif
yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia karena arah industri musik dan film
Indonesia sedang berada dibawah titik nadir. Karena itu ketika film Comic 8
hadir pertama kali tahun 2014 antusias pun bermunculan sehingga Comic 8 pun
menjadi film Indonesia terlaris di tahun tersebut. Namun sayang sekali, banyak
yang menganggap bahwa Comic 8 gagal dalam menyampaikan humornya, dan tentunya
penceritaan yang banyak plot hole.
Gw sendiri gak masalah dengan penceritaannya selagi humornya
bisa gw terima, namun sayangnya pendapat orang banyak tersebut benar adanya,
bahwa humor nya kebanyakan miss dibanding hit nya sehingga gw pun kurang
terhibur dengan film yang digarap oleh Anggy Umbara ini (well,mungkin gw nya
aja yang gak fokus gara-gara Nikita Mirzani, if you know what i mean). Walau
begitu, kita harus mengakui bahwa film
yang memiliki budget 5 Milliar tersebut digarap dengan serius dan tidak
asal-asalan, salah satu aspek yang harus kita apresiasi.
Meski seri pertama nya sedikit mengecewakan, gw masih
menunggu sekuel nya tahun ini. Ya, gw masih berharap polesan Anggy Umbara yang
pernah menggarap Mama Cake itu mampu membuat film Comic 8 yang lebih baik dari
predesornya. Muncullah Comic 8: Casino King, dimana film ini dimodali dengan
angka yang tidak main-main, yaitu 20 Milliar!! Sebuah nominal yang cukup
fantastis untuk sebuah film Indonesia. Dan dilihat dari trailernya, kabar
tersebut bukanlah hanya kabar burung saja, dimana kita bisa melihat efek buaya
yang begitu halus untuk ukuran produksi film Indonesia, cukup membuat Casino
King sangat layak untuk dinanti.
Pertama-tama, untuk dipuaskan oleh suatu film komedi, kita
harus pintar-pintar untuk memasang ekspektasi. Karena Casino King bergenre
komedi maka tidak berlebihan apabila kita mengharapkan humornya, dan
aspek-aspek lain hanyalah bonus. Maka dari itu, ketika gw masuk ke ruang
bioskop, gw hanya mengharapkan dihibur dengan humor yang ditawarkan, dan satu
hal lagi, apakah bujet raksasa untuk film yang kembali dibintangi Pandji
Pragiwaksono (one of my favorit comic) ini berhasil di manfaatkan dengan baik.
Casino King masih menggunakan para comic yang muncul di seri
pertama. Tercatat hanyalah Mudy Taylor yang diganti perannya oleh Ge Pamungkas.
Selebihnya masih sama, yaitu masih ada Ernest Prakasa, Babe Cabita, Fico
Fachriza dll. Sedangkan pemeran non komika, Casino King menggaet Prisia
Nasution, Donny Alamsyah, Sophia Latjuba dan si seksi Hannah Al Rasyid. Oh
jangan lupakan juga para aktor laga kawakan yang juga diajak berkabung seperti
George Rudy, Barry Prima dan Willy Dozen. Untuk para komika nya memang tidak
ada yang spesial dalam berakting, tetapi kudos untuk Ernest Prakasa yang bisa
menyeimbangkan akan kadar humor serta aktingnya. Ketika harus melontarkan humor
dia berhasil, dan dalam urusan akting juga dia tidak mengecewakan. Dan untuk
pemeran non komika nya, kudos untuk Anggy Umbara yang membuat karakter unik
bagi para pemeran non komika sehingga mereka tidak tenggelam akan aspek humor,
dan tentu saja Prisia Nasution yang menjadi scene stealer dengan logat Melayu
Singapuranya yang sangat meyakinkan.
Seperti yang gw jabarkan di paragraf pertama, untuk
menikmati film komedi seperti Casino King, kita harus pintar-pintar menaruh
ekspektasi. Maka, apabila kalian mengharapkan aspek humor nya, gw jamin kalian
akan memilki kepuasan akan Casino King. Walaupun masih ada humor nya yang miss,
tetapi di sekuel nya ini Anggy Umbara mampu menempatkan timing humor nya dengan
baik. Anggy Umbara sepertinya telah menyadari bahwa penempatan humor sangatlah
penting untuk sebuah film, hal yang mungkin belum dia sadari ketika menggarap
seri pertama Comic 8. Salah satu contoh humor Casino King yang berhasil adalah
ketika Ernest melakukan aksi slow mo dengan menembak para buaya yang mengelilinginya,
dan komika keturunan Tionghoa ini pun mengakhirinya dengan one line yang sontak
meledakkan para penonton. Dan Anggy pun pintar untuk memaksimalkan para komika
nya yang begitu banyak untuk menyampaikan joke-joke mereka, baik lewat adegan
maupun dengan adegan komika melakukan stand up, walau memang masih ada komika
yang masih miss untuk menghantarkan leluconnya. Tetapi gw bisa simpulkan, bahwa
humor yang ditawarkan Casino King berada di atas seri pertama Comic 8.
Lalu, bagaimana dengan cerita dan aspek-aspek yang lain? Seperti
Comic 8 keluaran tahun lalu, Anggy Umbara masih memolesnya dengan gaya non
linier sehingga buat para penonton yang belum terbiasa akan hal itu pasti akan
kelelahan dengan gaya tersebut. Tetapi Anggy telah mengantisipasinya dengan
memisah kan cerita dengan beberapa part untuk membantu penonton keluar dari
kebingungannya. Dalam hal ini, menurut gw Anggy telah berhasil menggarapnya
dengan rapi dan tidak membingungkan, masih ada plot hole tetapi hal tersebut
tidaklah banyak seperti Comic 8 kemarin. Anggy pun memasukkan beberapa unsur akan
film-film action terkenal seperti The Raid dan The Hunger Games untuk dijadikan
parodi.
Dalam segi teknis, Casino King menawarkan sesuatu yang fresh
untuk film Indonesia. Mungkin di film ini lah kita baru pertama kali melihat
buaya raksasa yang kelihatan begitu asli, yah memang masih ada dalam beberapa
adegan buaya-buaya yang dihasilkan dengan efek visual tersebut terlihat palsu,
tetapi sekali lagi, ini adalah film produksi Indonesia sehingga hal kecil
tersebut masih bisa kita maklumi. Tidak hanya itu, di Casino King juga
melibatkan beberapa ledakan-ledakan mobil yang disebabkan oleh Jet Tempur. Iya,
Anda tidak salah baca. Jet Tempur!! Suatu keseruan yang cukup baru untuk film
Indonesia.
Problem yang dimiliki Casino King masih sama seperti seri
pertama, yaitu para komika nya yang masih belum luwes dalam hal berakting,
tercatat hanya Ernest Prakasa, Ge Pamungkas yang menurut gw cukup memadai akan
hal tersebut. Dan juga peran Temon disini sedikit useless bagi gw sehingga gw
berpikir kalaupun tidak ada karakter Temon disini pun mungkin tidak akan
menjadi masalah. Juga, karena Casino King ini masih part pertama, maka
endingnya pun pastinya menggantung yang membuat para penonton di satu gedung
kompak mengeluh “Hah, udahan nih?” Teaser Casino King part 2 yang diberikan di
akhir film juga menurut gw sedikit kepanjangan. Tetapi dengan beberapa hal
positif yang ditawarkan film Casino King, gw pun tidak bisa bilang tidak
menunggu sekuelnya yang akan dirilis pada bulan Februari. (Dan ya, Hannah El
Rasyid dan Prisia Nasution begitu seksi di film ini)
Terima kasih udah mampir.
ReplyDeleteUdah saya tambahkan :)