Tuesday, 26 August 2014



The only way you can beat my crazy was by doing something crazy yourself. Thank you. I love you. I knew it the minute I met you. I'm sorry it took so long for me to catch up. I just got stuck.- Pat Jr.


Plot

Patrick Solitano Jr. (Bradley Cooper) mengidap penyakit bipolar, yaitu gangguan atas jiwanya yang terkesan tidak stabil, terkadang tenang namun dalam semenit kemudian bisa saja menjadi tidak terkendali walau hanya dengan hal sepele pun. Hal itu lah yang membuatnya harus menjalani rehabilitasi di suatu rumah sakit jiwa yang berlokasi di Baltimore. Tidak hanya itu, sebelum harus menghuni rumah sakit jiwa, Pat juga mengalami suatu konflik dimana dia harus menyaksikan istrinya Nikki (Brea Bee) sedang berselingkuh dengan pria yang memiliki satu profesi dengannya. Melihat hal itu, Pat menghajar pria itu hingga hampir kehilangan nyawanya. Maka dari itulah, ketika bebas dari rumah sakit jiwa, Pat berencana untuk menemui Nikki dan berniat untuk meminta maaf serta berusaha membina rumah tangga mereka kembali. Hal yang sungguh sulit melihat kenyataan bahwa suasana hati Pat yang sering berubah, ditambah dengan hukuman dari pihak kepolisian untuk menjauhi Nikki untuk sementara waktu. Pat yang telah kehilangan pekerjaan akibat penyakitnya itu pun kini diasuh oleh kedua orangtuanya, yaitu Patrik Solitano Sr. (Robert De Niro) dan sang ibu yang selalu sabar akan tingkah Pat Jr. Yaitu Dolores (Jacki Weaver). Sang Ayah sendiri merupakan pengidap OCD yang membuatnya sangat mempercayai takhayul, dan juga sang Ayah sangat menggemari baseball. Ditengah rencana serta usaha Pat untuk memperbaiki hubungannya dengan Nikki, muncullah wanita yang sama persis dengan Pat yang bernama Tiffany (Jennifer Lawrence). Tiffany baru saja ditinggal pergi oleh suaminya untuk selamanya. Keadaan itu membuatnya depresi sehingga dirinya melakukan seks dengan siapa saja, bahkan perempuan.




Review

Film ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama garapan Matthew Quick. Film yang disutradarai oleh David O. Russel ini berhasil masuk dalam 7 nominasi Academy Awards dimana keempat pemain utamanya Bradley Cooper, Robert De Niro, Jacki Weaver serta Jennifer Lawrence berhasil masuk di jajaran nominasi aktor/aktris terbaik. Tidak hanya itu, Silver Linings Playbook (SLP) juga masuk di kategori Best Picture. Lalu, apakah memang film ini istimewa?
Bila dilihat dari sinopsisnya, tidak ada yang spesial dengan film ini, bila tidak ingin dibilang standar. Orang yang mengalami kelainan, memiliki masa lalu kelam, mencoba memperbaiki semuanya, lalu bertemu dengan someone yang akan membuatnya menjadi lebih baik dan akan menjalin cinta dengan someone tersebut, ya, telah banyak film yang mengambil jalan cerita yang seperti itu. Hal itu lah yang pada awalnya membuat gw skeptis dengan film ini. Ditambah dengan nominasi Oscar yang banyak di dapat membuat gw menilai film ini overrated (dan ya, fakta bahwa SLP mendapatkan nominasi Best Picture juga sedikit gak bisa gw terima, masih trauma dan jengkel soalnya The Dark Knight gak masuk di nominasi itu).
Telah membaca sinopsisnya kan? Apa yang bisa kalian simpulkan dari karakter-karakter utamanya? Ya, sebagian besar karakter utamanya memiliki gangguan kejiwaan. Dari hal itulah yang membuat film ini cukup menarik untuk gw ikutin sehingga film yang sesungguhnya tidak terlalu spesial ini cukup berbeda dengan film-film komedi romantis lainnya. Karena akan banyak beberapa adegan yang cukup menyentuh karena karakter yang memiliki kelainan tersebut. Dan tidak jarang pula akan ada adegan yang lucu terjadi, disinilah salah satu keberhasilan dari David O. Russel. Dia mampu menyajikan setiap adegan nya dengan maksimal serta sedikit membingungkan, tapi tetap tidak kehilangan kualitasnya. Iya, membingungkan karena konflik lucu yang gw maksud itu adalah konflik itu seharusnya tidak harus terjadi namun karena karakternya memiliki semacam kelainan maka kita menganggap wajar konflik itu bisa terjadi, seperti adegan dimana Pat Sr. Mengamuk karena tim kesayangannya kalah dan menyalahkan kedua anaknya yang tidak mengikuti permainan sampai akhir karena terlibat kerusuhan, dan konflik makin hancur (dan lucu pastinya) ketika Tiffany masuk ke dalam keributan tersebut. Gw gak bisa menahan senyuman gw ketika adegan itu, disatu sisi gw khawatir akan terjadi keributan yang parah, di satu sisi hati gw berbisik ‘astaga, gak penting banget deh’.
Dan salah satu kelebihan lain dari David O. Russel adalah mampu mengarahkan setiap pemainnya untuk menampilkan akting terbaiknya. Lihatlah Bradley Cooper yang mampu menampilkan performa terbaiknya di dalam film ini. Bradley Cooper berhasil menampilkan seorang pria dewasa yang benar-benar terganggu jiwanya sehingga membuat dirinya tidak nyaman akan gangguan tersebut yang bisa datang kapan saja. Sungguh menyakinkan dimana ada suatu adegan dimana dia pada awalnya sedikit marah lalu semenit kemudian karakternya menjadi riang serta kembali seperti semula, suatu hal yang sulit dilakukan apabila bukan ditampilkan oleh aktor yang biasa saja. Chemistry yang ia jalin bersama karakter lain pun sangat baik, baik itu dengan Robert De Niro, Chris Tucker, dan tentunya dengan Jennifer Lawrence. Jennifer Lawrence, yang mampu menggondol piala Oscar di kategori Best Actrees, ini juga menampilkan akting terbaiknya, yang memang selalu bagus penampilannya. JL dengan meyakinkannya menampilkan karakter yang begitu kompleks seperti Tiffany, JL juga berhasil menjalin chemistry yang unik dengan Bradley Cooper, yang merupakan sebuah kekuatan dari film ini. Namun bagi gw adegan yang benar-benar membuat gw yakin bahwa JL adalah salah satu aktris terbaik saat ini adalah ketika dia menjadi highlight sendiri ketika adegan dimana Pat Sr. Mengamuk dan begitu hebatnya mampu menjadi scene stealer di adegan tersebut, JL juga dengan hebatnya mampu berinteraksi dengan sempurna dengan Robert De Niro dengan mulutnya yang cerewet cenderung kurang ajar itu. Dan ingat, JL masih berumur sangat muda kala itu!(dan jangan paksa gw untuk membahas adegan yang melibatkan JL setiap dansa). Hal yang cukup wajar apabila JL mampu mendapatkan gelar Best Actrees kala itu. Dan jangan lupakan pula akting dari Robert De Niro yang selalu mempesona. Walau pada akhirnya mindset gw terhadap film ini sedikit overrated tidak berubah, namun gw gak menyangkal bahwa Silver Linings Playbook merupakan film yang manis dan enak untuk diikuti. Dengan penampilan karakter-karakter utamanya yang sangat bagus, serta cerita yang berbeda dengan romcom biasanya, Silver Linings Playbook mampu memesonamu dan kalian pun mampu memetik pelajaran dari film ini bahwa sedikit rutinitas dan teman yang mampu mengerti dirimu, akan mampu mengobati kelainan yang ada di jiwamu.


Best Scene: Dinner Pat-Tiffany

7,5/10 

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!