Monday 15 February 2016


Plot


Demi sebuah bisnis wedding expo dengan keuntungan besar, Bagas (Vino G. Bastian) dan Risa (Laudya Chyntia Bella), yang awalnya telah bercerai, diharuskan untuk rujuk kembali karena bisnis tersebut merupakan hasil ide dari mereka berdua. Masalahnya, Bagas telah menjatuhkan talak 3 kepada Risa tanpa mengetahui konsekuensinya dimana Risa harus menikah terlebih dahulu dengan pria lain supaya bisa kembali lagi dengan Bagas. Segala cara pun berusaha ditempuh oleh mereka berdua supaya dapat rujuk kembali.




Review


Terlepas dari desain poster nya yang, maaf, sedikit norak, Talak 3 harus diakui memiliki amunisi yang tidak main-main. Dari pemeran utama, Talak 3 memiliki dua aktor terbaik Indonesia, Vino G. Bastian dan Reza Rahardian, juga aktris yang tidak bisa diremehkan aktingnya yaitu Laudya Chyntia Bella. Ditambah dengan duet sutradara yang telah terbukti kualitasnya yaitu Hanung Bramantyo serta Ismail Basbeth yang unjuk gigi dengan Mencari Hilal tahun lalu (sayangnya gw belum nonton).

Talak 3 terdiri dari dua fase. Fase pertama kita akan disuguhkan dengan perjalanan usaha dari Bagas dan Risa untuk mengakali hukum dari Talak 3 itu sendiri. Nah, dalam cerita perjuangan mereka berdua ini lah penonton disuguhkan dengan beberapa momen yang berhasil meletupkan tawa. Tidak semuanya berhasil, tetapi hampir sebagian besar momen komedi tersebut sukses menggelitik kontak tertawa penonton. Apalagi setiap momen yang melibatkan kepala KUA Pak Hasmi (Hasmi Gundala), serta Jonur (Gareng Rakasiwi) dan juga tidak lupa pegawai KUA baru yang telah dimutasi 70 kali akibat ambisinya untuk menangkap pejabat sipil yang nakal, Basuki (Dodit Mulyanto). Walau penuh dengan tawa, jelas sekali disini Hanung (gw yakin Hanung paling bertanggung jawab dalam mengkoordinir fase pertama ini) menyentil akan pejabat-pejabat sipil yang suka bermain politik uang. Tidak hanya mereka bertiga, Vino G. Bastian (yang memang telah terbukti mampu memainkan akting komedi) seakan tidak mau kalah dalam menggelitik para penonton. Fase pertama ini seakan memberikan sebuah pemanasan untuk penonton sebelum memasuki fase kedua.

Fase kedua sendiri adalah dimana (tampaknya) Ismail Basbeth yang mengambil alih kemudi. Fase kedua berisikan sebuah kisah cinta segitiga antara Bagas, Risa dan Bimo (Reza Rahardian). Bedanya, cerita cinta segitiga ini digarap dengan atmosfer yang kental akan drama bahkan melankolis. Keputusan ini mau tidak mau memberikan sebuah dampak positif dan negatif. Positifnya, Talak 3 bisa menjadi tontonan emosional. Penuh dengan komedi di fase pertama, drama yang ada di fase kedua berpotensi besar mampu mempermainkan emosi penonton. Negatifnya, bagi penonton yang tidak siap dan hanya mencari sebuah tontonan yang menghibur dikarenakan trailer nya, mereka akan merasa tertipu dan bukan tidak mungkin mereka tidak puas dengan fase kedua ini.

Lalu, bagaimana dengan gw? Semenjak melihat trailernya dan menyadari Reza Rahardian ada di barisan pemeran utama, gw telah tahu film ini tidak akan berisikan komedi saja. Yang tidak gw ketahui adalah pembagian dua fase tadi. Jujur saja, gw adalah salah satu penonton yang sedikit tidak siap ketika film memasuki ke momen melodramanya. Gw mengakui fase kedua tidak lah buruk, bahkan mungkin bagi sebagian besar penonton terlarut akan dramanya, tetapi bagi gw dramanya sedikit klise, ditambah kalimat-kalimat cheesy juga ikut terlontar dari mulut para pemain nya. Mungkin saja gw bisa berpendapat seperti ini karena fase pertama tadi yang sangat penuh semangat dan bisa dibilang, sangat fun.  Dan minus terbesarnya adalah, Hanung dan Ismail membuat karakter Bagas kurang likeable sehingga para penonton pun tidak sulit untuk mendukung Risa bersatu dengan Bimo. Di fase kedua juga ada sebuah narasi yang menurut gw tidak terlalu penting. Andai saja cerita tersebut diganti dengan proses-proses CLBK antara Bagas dan Risa ketika mengerjakan proyek bersama, menurut gw Talak 3 bisa menjadi drama yang lebih powerful dimana penonton pun bingung akan mendukung siapa.

Untungnya, Talak 3 diisi dengan cast yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Laudya Chyntia Bella mungkin sedikit tenggelam ketiga satu scene dengan Vino dan Reza, tetapi ketika dituntut berakting emosional, Bella berhasil. Vino G. Bastian mungkin menjadi aktor yang serba bisa disini. Vino berhasil menjadi pemicu tawa disaat film bergerak dalam ranah komedi, dan Vino juga mampu memanfaatkan akting drama nya ketika momen yang mengharuskannya untuk meluapkan emosi nya. Reza Rahardian juga tidak mau kalah. Sedikit terabaikan di fase pertama, Reza unjuk gigi di fase kedua dengan mengeluarkan akting kelas wahidnya. Momen terbaiknya adalah ketika perseteruannya dengan Bagas di rumah kontrakannya.

Ringkasnya, mungkin akan jauh lebih baik apabila Hanung dan Ismail tidak membagi film ini menjadi 2 fase, tetapi Talak 3 tetap mampu menjadi film yang menghibur dan layak untuk ditonton. Pesan saya untuk yang belum menonton film ini, jangan tertipu dengan trailernya.

7,25/10
Categories: , , ,

2 comments:

  1. adegan di kamar kos itu yg scane terbaik film ini..

    ReplyDelete
  2. salah satunya. nunjukin banget akting kelas wahid dari vino-reza..
    thanks udah mampir gan :)

    ReplyDelete

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!