Akhirnya saya memiliki waktu untuk menyaksikan PPV kedua dari AEW (All Elite Wrestling). Dan imho, dibandingkan Full Gear, storyline menuju Revolution lebih menarik. Rivalitas personal antara Cody dan MJF yang kental akan drama, lalu tantangan Jon Moxley yang harus menghadapi sendirian demi merebut gelar juara dunia dari Chris Jericho yang ditemani oleh grup nya, The Inner Circle. Dan terakhir, keretakan persahabatan antara Adam "Hangman" Page dan The Young Bucks, memaksa Kenny Omega untuk mencari jalan keluar supaya The Elite tetap solid. Terdapat pula "sub plot" yang terjadi antara Dustin Rhodes yang ingin membalas tindakan dari Jake Hager yang telah mematahkan tangannya beberapa bulan lalu, lalu ada Darby Allin juga yang menantang Sammy Guevara (salah satu anggota The Inner Circle) dan terakhir, ada Nyla Rose yang mempertahankan gelar juara dunia wanita AEW untuk pertama kali setelah mengalahkan mantan juara, Riho, 12 Februari lalu. AEW membangun secara perlahan storyline ini dalam beberapa episode Dynamite terakhir sehingga menghasilkan episode-episode yang berkualitas. Tentu ekspektasi para penggemar meninggi setelah AEW sukses dalam membangun cerita nya, dan penggemar tidak sabar untuk melihat klimaks dari storyline yang ada.
Jake Hager vs Dustin Rhodes
Cukup mengejutkan AEW memutuskan untuk menempatkan match ini di pembuka pay per view, karena menurut saya, Sammy vs Darby mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat. Meski match ini memiliki latar belakang cerita Dustin ingin membalas aksi Jake Hager yang mematahkan tangannya beberapa bulan lalu, tetapi narasi utama disini adalah debut dari seorang Jake Hager, yang semenjak kemunculan perdana di AEW hingga sebelum pertarungan ini berlangsung, hanya mendampingi Chris Jericho dengan anggota Inner Circle nya tanpa sekalipun pernah masuk ke dalam ring untuk bertarung secara resmi. Sudah bisa diprediksi jika Jake Hager akan meraih kemenangan, namun yang patut diapresiasi adalah sekali lagi, Dustin Rhodes membuktikan jika ia adalah pegulat veteran yang underrated. Ia memiliki kapabilitas dalam mengatur pacing pertarungan, kharisma pure babyface yang mudah mendapatkan dukungan dari penonton dan seorang storyteller yang bagus. Menit-menit akhir pada match ini merupakan bagian terbaik. Meski secara logika, Hager seharusnya bisa meraih kemenangan dengan dominan, tetapi hey, ini pro wrestling. Terlalu menggunakan logika juga tidak menjamin sebuah pertarungan akan berakhir bagus. Istri Hager, Catalina White pun sempat mencuri perhatian dengan perannya disini. Menarik dinanti apakah ia akan mengambil peranan juga di AEW kedepannya. A decent opening, ofc.
Rating: ***
Darby Allin vs Sammy Guevara
Alasan sebab mengapa saya lebih memilih match ini sebagai pembuka karena dua talent yang terlibat memiliki gaya wrestling yang fast paced, dan benar saja, sebelum pertarungan dimulai saja, kita telah disajikan aksi brawling di luar ring yang penuh energi. Dari suicide dive Darby yang terlihat sedikit botch, dan 630 Senton Splash dari Sammy Guevara yang menakjubkan! Match nya sendiri berjalan cukup singkat, tidak menyentuh 6 menit. Tetapi tidak masalah, karena dua pegulat muda ini telah berhasil memukau para penonton. Sammy boleh saja berperan sebagai heel disini, namun rasanya ia berhasil meraih respect dari para penonton berkat penampilannya disini. Dari selling yang meyakinkan, hingga beberapa serangan yang ia lancarkan terlihat sangat memukau. Untuk Darby sendiri, singkat saja, he's one of the most over guy in AEW right now. Look at the reaction from the crowd. They absolutely love this guy.
Rating: ***1/2
AEW Tag Team Title: Kenny Omega & Adam "Hangman" Page (c) vs The Young Bucks
Well, we had arguably one of the best tag team in the world, we had arguably one of the best wrestler in this generation, and we had one of the most interesting character in AEW now. Ekspektasi jelas meninggi berkat betapa lengkap nya komponen yang terlibat untuk bisa menghasilkan match kelas tinggi, dan saya jamin, setinggi apapun ekspektasi yang Anda pasang, 4 kompetitor ini akan melampaui nya. Tidak usah ditanya lagi sajian aksi yang tersaji, berbagai move berkelas ditampilkan oleh 4 pegulat ini. Dimana Kenny Omega dan Hangman menunjukkan power serta daya tahan tubuh level atas, dan The Young Bucks yang memperlihatkan agility mereka dan mampu memberikan perlawanan hebat terhadap Kenny Omega dan Hangman. Yang saya suka dari Kenny Omega, dan salah satu alasan mengapa Kenny Omega dicap sebagai salah satu, jika bukan, wrestler terbaik di generasi sekarang adalah, setiap move yang ia lancarkan terlihat believable, sekian dari beberapa signature move nya terlihat sangat meyakinkan untuk mengakhiri pertandingan. Dibalik sajian aksi nya, 4 pegulat ini tetap menyelingi nya dengan cerita dari keretakan hubungan persahabatan antara Hangman dan The Young Bucks, meninggalkan Kenny yang bingung harus berada di posisi sebelah mana. Drama tersebut begitu mendukung untuk membuat pertarungan ini menjadi spesial. Kedua pihak memerankan karakter face, tetapi penonton di Chicago sudah kadung cinta terhadap karakter Hangman Page, sehingga Young Bucks harus rela memerankan karakter heel di malam tadi. Reaksi negatif harus mereka terima di menit-menit akhir pertarungan. Dan mengenai menit-menit akhir tersebut, oh boy, we got spoiled. Beberapa nearfalls meyakinkan dipertunjukkan, serta momen paling pecah saat Kenny Omega kicked out at 1 setelah The Young Bucks melancarkan serangan Golden Trigger ke Kenny (Golden Trigger adalah salah satu finisher yang dimiliki Kenny dan rekan tag team nya yang lain, Kota Ibushi). Saya tidak ingin menjelaskan terlalu panjang. Jika Anda adalah penggemar pro wrestling atau lebih tepatnya AEW, match ini sangat wajib Anda tonton.
Rating: *****
AEW Women's Championship: Nyla Rose (c) vs Kris Statlander
Saya cukup merasa bersimpati terhadap dua pegulat wanita ini. Jelas tugas mereka sangat berat ketika harus tampil setelah tag team match yang berjalan luar biasa sebelumnya yang begitu menguras tenaga para penonton. Dan bisa ditebak, hampir selama pertarungan berlangsung, atmosfir terasa hening sekali dan tidak terlalu terasa bila ini adalah pertarungan merebutkan sabuk juara. Bukan salah Nyla atau Kris Statlander. Mereka berdua telah berusaha keras untuk membuat penonton perduli terhadap pertarungan mereka. Sayangnya, keduanya atau seluruh roster pegulat wanita di AEW belum memiliki kharisma dan karakter yang kuat untuk membuat penonton perduli terhadap mereka. Ini adalah salah satu kritikan terbesar kepada AEW karena sejauh ini, belum ada storyline yang terbentuk untuk para pegulat wanita nya. Not a bad match, but of course, for a title match, this was felt underwhelming.
Rating: **1/2
Cody (w/ Arn Anderson) vs MJF (w/ Wardlow)
Seperti yang Jim Ross nyatakan, ini adalah pertarungan paling personal yang tersaji di Revolution. Storyline antara Cody dan MJF sendiri bisa dikatakan sebagai storyline terbaik yang saat ini tengah berlangsung di dunia wrestling. I'll admit, bila pertarungan ini tidak dibarengi dengan latar belakang cerita tersebut, match ini tidak akan berjalan dengan spesial. Namun, dengan adanya pertarungan ini, kembali membuktikan jika storyline adalah salah satu elemen terpenting dalam dunia pro wrestling. Cody harus melakukan jalan neraka untuk bisa mendapatkan pertarungannya melawan MJF, mantan murid nya yang ia rekrut untuk bergabung dengan AEW. Cody harus menerima 3 syarat yang diajukan oleh MJF, dari yang tidak boleh menyentuh MJF sedikitpun, 10 lashes yang harus dijalani Cody, serta wajib menghadapi Mr. Mayhem, Wardlow, dalam pertarungan steel cage match. Dengan semua perjuangan Cody untuk (hanya) bisa menghadapi MJF dalam pertarungan resmi, rasanya mustahil untuk tidak mendukung Cody, sehingga menjadikan Cody adalah satu dari sedikit pure babyface yang mendapatkan support penuh dari penonton. Saya sendiri sempat melontarkan joke dalam komentar di video AEW bila Cody tidak meraih kemenangan atas MJF dalam pertarungan ini, saya akan berhenti mengikuti AEW. Tentu saja ini hanya candaan saja karena tentu tidak mungkin saya benar-benar berhenti menyaksikan AEW begitu saja. Tetapi saya memang ingin Cody yang menang disini. Entah sejak kapan terakhir kali emosi saya ikut terbawa di dunia pro wrestling. Pertarungan keduanya sedikit berjalan lamban, dimana Cody dan MJF masing-masing menjalankan karakter nya. Hats off untuk MJF yang begitu sempurna menjadi heel yang layak untuk kita benci. Sebagai penonton, kita sangat mengharapkan Cody benar-benar menghajar MJF dalam pertarungan ini. Dan mungkin dengan alasan itu juga lah, perlu ditambahkan kejadian momen "kepala pecah" dari MJF untuk menghilangkan rasa haus dari penonton. Sedikit overbooking akibat beberapa momen yang melibatkan karakter tambahan dari Arn Anderson, Brandi dan Wardlow, namun pertarungan ini tetap tidak pernah kehilangan fokus. Cody hampir saja meraih kemenangan, namun MJF menemukan jalan dari keadaan terdesak dengan menggunakan diamond ring miliknya yang ia dapatkan hasil kemenangan Battle Royale di salah satu episode Dynamite beberapa bulan lalu. Sekali lagi, match ini adalah salah satu contoh dimana storyline yang ada berpengaruh besar dalam menginjeksi kualitas match yang ada.
Rating: ***3/4 (4 bintang Andaikan Cody yang meraih kemenangan)
PAC vs Orange Cassidy
"being accompanied by Best Friends. From...wherever, weight....whatever...Freshly Squeezed, Orange Cassidy!"
Bila PAC vs Orange Cassidy adalah pertarungan komedi, maka pertarungan ini layaknya fim komedi berkualitas layaknya Shaun of the Sheep. Mustahil rasanya untuk tidak terhibur menyaksikan dua pegulat yang memiliki karakteristik berbeda ini. Bila PAC adalah pegulat "serius" egomaniak dan tanpa ampun, berbanding terbalik dengan Orange Cassidy yang memiliki karakter pemalas, kental dengan komedi nya. Sekali lagi PAC membuktikan jika ia adalah salah satu pegulat terbaik, dengan berhasil menjalani pertarungan dengan jenis apapun. Orange Cassidy pun menghadirkan performa yang sangat menghibur, dengan kelakuan tengil serta tingkah nya yang mengundang tawa, serta tetap melancarkan beberapa serangan yang berhasil membuat penonton bersorak. Dibantu dengan atmosfir luar biasa dari penonton karena mereka sangat menyukai Cassidy dan membenci PAC, seharusnya PAC vs Orange Cassidy disajikan setelah tag team match sebelumnya. What a entertaining match.
Rating: ***1/2
AEW World Championship: Chris Jericho (c) vs Jon Moxley
Chris Jericho adalah salah satu sosok yang paling dihormati dalam dunia pro wrestling berkat dedikasi dan pengaruhnya. Fans pro wrestling menaruh respect besar terhadapnya. Hell, mereka bahkan menyanyikan bersama dari lagu entrance Chris Jericho, Judas milik band Jericho, Fozzy. Akan tetapi, pendukung AEW masih mendukung penuh Jon Moxley untuk mengalahkan Jericho dan merebut sabuk juara AEW. That's how over Moxley is. Setelah harus menderita dengan booking omong kosong dari WWE, Moxley akhirnya menemukan tempat yang tepat untuknya di AEW. Dengan karakter badass, zero f's given, Moxley berhasil merebut hati penggemar AEW. Jelas merupakan keputusan tepat jika akhirnya Moxley menjadi the no.1 contender menantang Le champion. Untuk merebut titel yang digenggam Jericho, Moxley tidak hanya harus berhadapan dengan Jericho, namun ia juga harus berurusan dengan seluruh anggota The Inner Circle. Dalam durasi 20 menit lebih, Jericho dan Moxley tidak langsung tancap gas. Gaya pendekatan slow burn mereka pilih sebelum nantinya aspek drama diselipkan dengan melibatkan tiap anggota The Inner Circle mencoba segala cara untuk membantu Jericho untuk mengalahkan Moxley. Moxley pun akhirnya berhasil merebut titel juara dunia dari Jericho melalui finisher Moxley, The Paradigm Shift. Pilihan tepat pula dimana Jericho kalah tanpa sekalipun berhasil melancarakan The Judas Effect, finisher terbaru miliknya. Sebuah penutup yang manis untuk Revolution.
Rating: ****
Overview:
AEW kembali melanjutkan tren positifnya. Setelah beberapa episode Dynamite terakhir begitu menghibur, AEW juga sukses menghasilkan sebuah pay per view yang wajib ditonton. Satu kritikan tentu saja adalah divisi pegulat wanita harus secepatnya memiliki storyline yang berarti, atau at least para pegulat wanita nya memiliki karakter yang mapan untuk mendukung setiap match yang nantinya dilakukan. Praktis, hanya Britt Baker dan Nyla Rose yang saat ini terlihat menonjol jika dilihat dalam aspek karakter, dan sayangnya keduanya adalah karakter heel. Karakter face seperti Kris Statlander, Hikaru Shida, atau Big Swole, belum memiliki hal tersebut. Saya yakin, jika saja AEW mau memberikan fokus nya kepada divisi wanita, maka semakin sempurna lah kualitas yang dimiliki AEW.
Pertarungan tag team title tidak perlu dipertanyakan lagi, merupakan match of the night, hell, that match easily become match of the year contender. Match lainnya pun tidak kalah menghibur, terutama PAC vs Orange Cassidy yang jauh melampaui ekspektasi saya. Semoga AEW terus mempertahankan tren positif ini, karena menarik ditunggu, storyline apa lagi yang akan mereka angkat untuk pay per view selanjutnya.