The Hangover hadir di dunia
industri film Hollywood pada tahun 2009, dengan mengambil genre komedi
dewasa rate R dan disutradarai oleh Todd Philips, siapa yang menyangka film ini
mampu mendulang kesuksesan yang luar biasa. Dari budget yang dikeluarkan hanya
$35juta, The Hangover mampu meraup keuntungan berlipat-lipat yaitu $459 juta
lebih! Tidak hanya itu, The Hangove juga mendapatkan pujian dari para khalayak,
termasuk para kritikus film dimana film komedi seperti ini cukup jarang
mendapatkan tanggapan positif dari para kritikus. Film The Hangover yang
pertama pun juga mampu memenangkan piala Golden Globe ke-67 dalam kategori
Musikal Komedi Terbaik, menyisihkan film favorit gw, 500 Days of Summer..!
Dengan kesuksesan luar binasa tersebut, sangat bisa ditebak bahwa akan lahirnya
sekuel dari film tersebut, dan sampai akhirnya membentuk sebuah trilogy dari
film ini. Maka dari itu, gw akan mengulas satu per satu film dari franchise
ini. Here they are!
Review The Hangover (2009)
Hey, you guys ready to let the dogs out? - Alan Garner
Plot
Berceritakan tentang Doug (Justin Bartha) yang akan
melangsungkan pernikahan dengan Tracy (Sasha Barrese), adik dari Alan (Zach
Galifianakis). Namun seperti ritual pada umumnya di negara Amerika dimana akan
ada bachelor party untuk sang pengantin pria, Doug pun akan mengadakan bachelor
party tersebut bersama dengan Alan, Phil (Bradley Cooper) dan Stuart (Ed Helms)
di Las Vegas. Setelah sampai di Vegas dan menyewa hotel mewah di sana, mereka
pun menaiki atap hotel tersebut dan mengadakan toast setelah diisi dengan
kalimat penyambutan dari Stu dan Alan. Toast pun dilakukan dan viola,
petualangan gila pun dimulai..
Adegan pun beralih ke kamar mereka, dimana suasana dan keadaan di dalam kamar tersebut sungguh berantakan. Tidak hanya itu, ketiga dari mereka yaitu Alan, Phil dan Stu sedang dalam keadaan tidak sadar diri akibat mabuk berat. Setelah mereka bangun satu per satu, alangkah terkejutnya mereka dengan kondisi di kamar tersebut. Tidak hanya itu, di dalam kamar tersebut terdapat Harimau buas, seorang bayi kecil, ditambah dengan lepasnya gigi taring dari Stu, dan sialnya lagi, mereka tidak dapat menemukan Doug! Anehnya, mereka tidak ingat apapun tentang kejadian yang mereka alami pada malam sebelumnya. Mulailah mereka mengumpulkan satu per satu petunjuk untuk mencari jawaban dan tentunya menemukan Doug. Mereka juga harus berpacu dengan waktu, karena esok harinya Doug harus menikah dengan Tracy.
Adegan pun beralih ke kamar mereka, dimana suasana dan keadaan di dalam kamar tersebut sungguh berantakan. Tidak hanya itu, ketiga dari mereka yaitu Alan, Phil dan Stu sedang dalam keadaan tidak sadar diri akibat mabuk berat. Setelah mereka bangun satu per satu, alangkah terkejutnya mereka dengan kondisi di kamar tersebut. Tidak hanya itu, di dalam kamar tersebut terdapat Harimau buas, seorang bayi kecil, ditambah dengan lepasnya gigi taring dari Stu, dan sialnya lagi, mereka tidak dapat menemukan Doug! Anehnya, mereka tidak ingat apapun tentang kejadian yang mereka alami pada malam sebelumnya. Mulailah mereka mengumpulkan satu per satu petunjuk untuk mencari jawaban dan tentunya menemukan Doug. Mereka juga harus berpacu dengan waktu, karena esok harinya Doug harus menikah dengan Tracy.
Review
The Hangover memang menawarkan cerita yang segar, cukup
sedikit film komedi yang diselingi dengan cerita misteri didalamnya. The
Hangover melakukan itu. Para penonton pun pasti penasaran apa yang terjadi
dengan mereka dan berada di mana sebenarnya Doug. Namun tenang, ini film
bergenre Komedi, jadi, terungkapnya misteri tersebut pun akan diselingi dengan
kejadian-kejadian yang menggelitik dan cukup gila. Disitulah letak hiburannya,
kejutan-kejutan yang telah dipersiapkan sangat mampu memberikan efek kepuasan
tersendiri dan penonton pun pastinya merasakan kesan mendalam dengan kejutan
itu sendiri. Memang pada awal film, The Hangover sedikit berjalan flat atau
datar, dimana film bermaksud memperkenalkan kita pada setiap karakter, namun
tenang, semua kegilaan dan humor maksimalnya telah menanti kalian ketika mereka
mulai mencari petunjuk-petunjuknya satu per satu dengan berlatar belakang
glamornya kota Vegas. Kita pun cukup menantikan twist apa yang akan muncul
selanjutnya. Dan lebih menyenangkannya lagi, Todd Philips pun telah
mempersiapkan cameo-cameo yang menarik dan tentu saja akan memberikan efek
kejut yang menyenangkan.
Dari departemen akting sendiri, ketiga aktor utamanya yaitu
Bradley Cooper, Ed Helms dan Zach Galifianakis menunjukkan kolaborasi yang
cemerlang. Dari Bradley sebagai Phil yang macho namun memiliki karakter yang sarkasme serta sedikit konyol dan gila,
kemudian Ed sebagai Stuart Price yang berprofesi sebagai dokter gigi yang
memiliki karakter paling was-was diantara mereka serta sumber kegilaan yaitu
Alan yang diperankan Zach. Ya, Alan inilah faktor kegilaan utama yang dimiliki
The Hangover. Dengan janggut lebat serta muka yang sedikit seram, Alan menjadi
karakter paling memorable dalam The Hangover.
Kesimpulannya, The Hangover memang layak mendapatkan segala
kesuksesan yang telah didapatnya. Dan gw pun mengakui kekalahan 500 DoS dalam
Golden Globe. Dengan kegilaan serta misteri didalamnya serta kejutan-kejutan
yang telah menanti, The Hangover adalah salah satu film terbaik pada tahun
2009..
My rate 8/10
The Hangover II (2011)
It happened again, we lost Teddy.-Phil Wenneck
Plot
Setelah putus hubungan dengan Mellisa di prekuelnya, Stu (Ed
Helms) menjalin hubungan dengan wanita Thailand bernama Lauren (Jamie Chung)
dua tahun kemudian, dan memutuskan untuk menikahinya di tanah kelahiran Lauren.
Stu pun mengundang orang-orang terdekatnya, termasuk Phil (Bradley Cooper) dan
Doug (Justin Bartha) beserta kedua istri mereka. Namun Stu tidak mengundang
satu anggota ‘wolfpack’ lainnya, siapa lagi kalau bukan Alan (Zach
Galifianakis). Alasannya simpel, Stu tak ingin kejadian di Las Vegas dua tahun
lalu terulang kembali dan merusak pernikahannya. Namun dengan desakan dari Phil
dan Doug, Stu pun dengan berat hati akhirnya mengundang Alan ke Thailand.
Mereka pun berangkat ke Thailand dengan diiringi oleh adik Lauren yaitu Teddy
(Mason Lee). Sesampainya di Thailand pun semuanya berjalan lancar, sampai
ketika semua anggota Wolfpack ditambah Teddy sedang berbincang di tepi pantai
serta ditemani dengan marshmallow dan sedikit bir yang masih disegel. Iya,
kejadian yang terjadi di Las Vegas terulang kembali. Namun yang hilang disini
bukanlah Doug, melainkan Teddy. Dengan deadline waktu pernikahan yang semakin
mendekat, anggota wolfpack pun berusaha untuk mencari keberadaan Teddy.
Review
‘Phil, i think it’s happened again..’ Ya, begitulah kalimat
yang keluar dari mulut Alan ketika mereka terbangun di hotel murah dan keadaan
kamar yang berantakan. Dan sayangnya itulah kesalahan fatal dari film kedua
dari franchise The Hangover ini. Kalo di film pertama gw masih baca-baca di
internet tentang film The Hangover serta membaca review-review yang beredar di
blog-blog yang sering gw kunjungin, tidak untuk film kedua ini. Kenapa? Karena
gw ingin dikejutkan seperti gw dikejutkan di film pertamanya. Dalam pikiran gw,
kalo di film pertama aja ketika gw masih nyari-nyari info tentang film tersebut
tapi masih bisa dikejutkan dengan misteri-misteri yang ada, pasti kadar
terkejutnya gw bisa bertambah dua kali lipat bila gw gak mengetahui apapun dari
sekuel keduanya ini. Namun apa yang terjadi, sekuel kedua ini malah bagaikan
copy paste dari film pertama. Sehingga
kadar terkejutnya gw pun sangat berkurang drastis, karena unsur kejutannya pun
gak jauh beda seperti film pertama. Sangat disayangkan sebenarnya, karena
menurut gw gak masalah kok kalau fondasi awal ceritanya sama kayak di film
pertama karena hal tersebut merupakan ciri khas dari franchise ini. Tapi gak
harus ke detil-detil kecilnya juga kali. Kalo membicarakan humornya, humornya
masih mampu membuat gw tertawa. Gw masih ngakak ketika scene dimana anggota
wolfpack minus Doug menanyai salah satu stripper di bar, tapi hanya tertawa
saja, gak ada unsur amazed seperti di film pertamanya. Konten vulgar di film
ini juga sedikit lebih tinggi dibanding yang pertama. Walau kualitasnya sangat
menurun, The Hangover part II berhasil mengeruk keuntungan komersial dengan
mendapatkan $500 juta lebih,melebihi pendapatan kotor dari prekuelnya, yah
walaupun film ini tidak berhasil mendapatkan respon positif dari kritikus
maupun dari para penikmat The Hangover dari awal.
Yang berbeda di sini adalah porsi dari Ken Jeong sebagai
Leslie Chow ditambah disini. Memang karakter ini sungguh memorable di film
pertama sehingga wajar saja bila porsi nya ditambah untuk menambah kadar humor
itu sendiri. Namun, satu hal kenapa karakter nya sungguh memorable adalah Ken
Jeong mampu memaksimalkan porsi kecilnya di film tersebut, dia mampu menarik
perhatian dengan humor serta kalimat one liner nya sangat memancing tawa. Tapi
di film kedua ini, Ken Jeong tampaknya sedikit mengalami penurunan kualitas
bila dibanding penampilannya di film pertama. Memang masih bisa menjadi scene
stealer di beberapa scene, tetapi tidak sedikit juga humor yang dia lontarkan
tidak lucu dan berakhir garing. Porsi dari Alan yang diperankan Zach
Galifianakis juga ditambah. Karakter ini sungguh menyebalkan semenjak muncul di
film ini. Dan hal itu bertambah ketika kita mengetahui bahwa ternyata dia juga
yang menjadi dalangnya. Namun tidak dipungkiri memang sumber tawa dari
franchise ini adalah dari dia. Sedangkan Bradley Cooper dan Ed Helms cukup
mampu mengimbangi kegilaan dari kedua karakter diatas, terutama Ed Helms.
Ekspresi nya ketika telah mengetahui ‘sesuatu’ yang tragis menimpanya di malam
ketika mereka di bar itu sangat priceless..!
Pada akhirnya, sekuel ini bukanlah film yang buruk tapi
tentu saja merupakan penurunan kualitas bila dibanding yang pertama. Dengan
unsur cerita yang hampir sama, kadar terkejutnya penonton pun sudah bisa
ditebak akan sangat berkurang. Namun, film ini tetap patut untuk ditonton kok untuk
mengisi waktu luang kalian..
My rate 7/10
The Hangover III (2013)
We can't be friends anymore. When we get together, bad things happen and people get hurt.- Alan Garner
Plot
Alan (Zach Galifianakis) kembali berulah. Setelah menjadi ‘mastermind’
atas kekacauan di Las Vegas serta Bangkok, kini dia kembali membuat sebuah ulah
yang cukup misterius. Alan tidak sengaja membunuh jerapah yang baru dibelinya.
Kepala jerapah tersebut menabrak jalan layang yang rendah sehingga
mengakibatkan kepalanya lepas, tidak hanya itu kejadian tersebut juga
mengakibatkan kekacauan lalu lintas. Sid (Jeffrey Tambor),ayah Alan, pun tak
tahan lagi dengan perilaku Alan yang masih saja kekanakan di usianya yang telah
42 tahun! Akibatnya, Sid pun mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.
Tragedi tersebut membuat kondisi jiwa Alan menurun drastis. Untuk itulah,
anggota Wolfpack lainnya yaitu Phil (Bradley Cooper), Stu (Ed Helms) serta Doug
(Justin Bartha) berencana untuk membawa Alan ke Arizona untuk di rehabilitasi.
Meski sempat menolak, Alan pun bersedia dan menerima tawaran tersebut.
Namun di tengah perjalanan mereka ke Arizona, mobil mereka
ditabrak dari belakang oleh truk besar serta memaksa mereka untuk menepi. Tak
disangka-sangka, pemilik mobil tersebut adalah Marshall (John Goodman), bos
dari Black Doug (Mike Epps). Marshall memaksa mereka untuk mencari Leslie Chow
(Ken Jeong) yang telah mencuri sekumpulan emas yang berharga 21 Juta Dollar.
Marshall pun membawa Doug sebagai sandera dan memberikan waktu 3 hari untuk
anggota wolfpack yang lainnya untuk menemukan Chow.
Review
Gw cukup memiliki ikatan dengan trilogy The Hangover. Karena
film pertama nya sangat berkesan bagi gw. Iya, gw menonton film tersebut ketika
gw menerima kenyataan bahwa nilai mid semester gw cukup buruk dan gw cukup
sedih akan hal itu, nah ketika gw buka laptop dan mencoba mencari hiburan untuk
mengobati kesedihan gw, gw menemukan file The Hangover ini. Dan ajaib, ketika
gw menonton film tersebut, gw sedikit terobati. Iya, gw sangat terhibur dengan
film tersebut. Maka dari itu, gw sampe gak baca-baca sinopsis atau review di
internet tentang film The Hangover part II, yang sangat disayangkan membuat gw
sedikit kecewa. Nah, ini adalah film penutup dari sebuah franchise yang cukup
memiliki kesan buat gw sehingga tentunya gw berharap franchise ini bisa ditutup
dengan sebuah film yang baik dan menjadi peningkatan dari prekuelnya. So, how ‘bout
this movie?
Anyway, sedikit nasihat dari gw kalo mau nonton film yang
tipenya seperti ini. Jangan terlalu berekspektasi tinggi, jangan terlalu serius
apalagi mencari plot hole yang gak penting, dan juga jangan dengarkan kata
kritikus. Karena apabila kalian telah menetapkan sebagai penonton yang siap
menerima apa adanya dari film ini, maka kalian akan merasakan kesenangan dalam
durasi 100 menit film ini. Iya, film ini bagi gw merupakan peningkatan dari
prekuelnya, terutama dari efek kejutannya dan juga humornya. Todd Philips
membawa film ini ke arah tone yang sedikit serius, dimana ada adegan
pencuriannya, bahkan ada pembunuhannya juga.. Tapi bukan serial The Hangover
pastinya bila semua hal serius tersebut dibingkai dengan aksi yang konyol dan
juga gila. Adegan-adegan tersebut cukup berhasil bagi gw untuk mengundang tawa.
Peduli amat sama yang bilang kalau adegan tersebut tidak berhasil karena bagi
gw hal tersebut sangat membuat gw sejenak melupakan permasalahan yang ada.
Adegan ketika Phil dan Alan mencoba menyelinap ke kamar Chow itu sangat kocak..
The Hangover III juga memiliki karakter-karakter terdahulu
yang sempat menghiasi franchise ini, sebut saja Mike Epps yang sungguh mampu
berhasil menjadi scene stealer setiap dia tampil, dan juga Heather Graham. Dan
jangan lupakan juga karakter bayi yang menjadi ciri khas di The Hangover
pertama juga muncul disini, siapa lagi kalau bukan Tyler atau Carlos yang telah
mengalami pertumbuhan di film ini. Scene dimana Alan terlibat nostalgia dengan
Carlos pun bagi gw cukup berhasil untuk membuat kita yang menikmati The
Hangover dari sekuel pertama merasakan nostalgia dan surprisingly nya, Zach
mampu mengeluarkan sisi emosional dari Alan dalam scene tersebut sehingga
membuat gw cukup terbawa akan rasa rindunya terhadap Carlos.
Dan oh ya, tidak lengkap bila kita tidak membicarakan akting
dari pemeran-pemeran utamanya. Karena film ini adalah film ketiga, maka tidak
mengherankan bila chemistry yang tercipta dari Phil, Stu, Alan terlihat bagus.
Phil dan Stu merupakan karakter yang mengimbangi dari kegilaan Alan, bahkan
Chow. Dan menurut gw Bradley Cooper dan Ed Helms mampu membawakan peran
tersebut dengan baik. Zach Galifianakis sebagai Alan jangan ditanyakan lagi.
Sejak dari film pertama, Zach telah terlahir untuk karakter ini. Gw gak
terkejut lagi bila di film ketiga ini Alan masih annoying, tapi cukup
mengejutkan bagi gw adalah Alan memiliki screen time dimana dia terlihat dewasa
dan membuat gw perduli akan dirinya. Namun tidak bagi karakter Chow. Entah
kenapa gw sama sekali gak terhibur dengan humor-humor nya disini yang bagi gw
cukup banyak humor yang terlalu vulgar darinya.
Kesimpulannya, film ini tidaklah buruk seperti yang para
kritikus bilang. Film ini masih mampu kok untuk mengundang tawa kita dan
tertarik akan misteri yang telah disediakan. Masalah plot hole? C’mon man,
bahkan film jenius seperti Memento memiliki plot hole yang cukup mengganggu.
Lupakan masalah plot hole sejenak karena film ini murni untuk kita mengisi
waktu. Singkat kata, bagi gw film ini cukup berhasil sebagai penutup dari
franchise ini. Terima kasih untuk Todd Phillips beserta kru yang telah
menciptakan film komedi gila ini. Terima kasih untuk Bradley Cooper, Ed Helms,
Zach Galifianakis, Ken Jeong, Justin Bartha dll. I love this franchise...
0 komentar:
Post a Comment